Warga Dusun Teloke sedang memotong hewan Qurban |
Dua Hari Raya besar yang dimiliki umat Islam masing-masing
memiliki nilai dan makna tersendiri. Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Dua hari
penting ini tak terlewatkan oleh setiap muslim dan muslimat. Idul Fitri
merupakan hari raya kemenangan setelah sebulan berperang melawan hawa nafsu
dengan melalui puasa, adapun Idul Adha merupakan suatu wujud aplikasi dari
tauhid pengesaan kepada Allah dengan menapaktilasi sejarah Ibrahim membangun Kiblat
umat Islam (Makkah al-Mukarramah).
Perintah Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail
bukanlah suatu misteri melainkan bentuk kepatuhan kepada Sang Pencipta. Bisa dibayangkan,
putera semata wayang harus dijadikan sebagai korban. Kisah yang diabadikan
dalam kitab suci umat Islam tersebut seharusnya menjadi teladan kita masa kini.
Napak tilas Ibrahim sebagai Bapak Monoteisme Islam dengan
pesan pengesaan tehadap satu Tuhan, Allah SWT menghapus pemujuaan kepada tuhan-tuhan
(berhala-berhala) masa silam. Nilai pengorbanan yang diabadikan oleh Tuhan
melalui firman-Nya patut menjadi kajian kita bersama, para orang tua dalam
mendidik. Nilai pendidikan yang begitu mengesankan, pesan moral itu seharusnya
ter-transformasi kedalam jiwa dan
pribadi-pribadi orang tua dan pemuda masa kini.
Semangat juang yang tak kenal lelah, berani dan mau
berkorban pun sangat apik dan tertanamkan tanpa pamrih. Semoga momen-moment
penting tersebut memberikan inspirasi, motivasi dan sikap yang baik dan bisa
tertanamkan pada generasi-generasi kini. Nilai yang terkandung pada sikap Ibrahim
dan Ismail semoga mampu dan tetap kita lestarikan sampai kapan pun.
Penyembelihan binatang yang merupakan wujud perjuangan
merupakan aplikasi dari nilai moral yang diajarkan oleh Ibrahim ribuan tahun
lalu. Orang tua dan generasi muda masa kini dalam menjalankan perintah, Tuhan,
orang tua serta kewajiban lain seharusnya mampu mengambil contoh dari apa yang
tersirat dalam perjuangan Ibrahim dan Ismail.
Penyembelihan hewan qurban di kampung-kampung yang
dagingnya dibagikan kepada kerabat, kolega, orang terdekat, merupakan bentuk
persatuan, kebersamaan, serta perhatian kepada sesama, menghapus sikap
diskriminasi kepada sesama manusia dan YANG TERPENTING ADALAH DARI SEMUANYA ADALAHA
BAGAIMANA KITA BISA MEMANUSIAKAN MANUSIA TANPA MEMANDANG SUKU, BANGSA, ETNIS, dan
sebagainya.