Rabu, 30 November 2011

SANGGENG DITUTUP



T
empat prostitusi “Sanggeng” yang ada di Dusun Tanah Embet Desa Batulayar Kecamatan Batulayar akhirnya tidak diperbolehkan lagi untuk menjalankan aktifitas sebagaimana biasanya. Itu semua dilakukan setelah adanya insiden di lokasi haram tersebut. Penutupan itu telah dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara pemilik tempat dengan aparat pemerintah. Lokasi itu memang dipergunakan sebagai “PERSINGGAHAN” untuk berbuat zina. Mulai hari ini sampai dengan seterusnya tidak boleh lagi ada aktifitas di tempat ini. Kalau ada yang melanggar, akan langsung ditindak tegas oleh aparat, demikian ungkap Kepala Desa Batulayar, H.M. Taufiq. Mendengar ucapan Kepala Desa, pemilik tempat mengatakan” silakan diatur gemana baiknya, kita kan sekedar untuk mencari uang makan membangun tempat seperti ini, timpal pemilik.
T
empat itu disenangi oleh PSK bukan saja karena lokasi yang sangat tertutup, namun juga tarif yang sangat murah, itulah membuat orang sering mengunjungi tempat haram tersebut. Menurut keterangan dari lokasi, tarif yang dipatok untuk memasuki daerah panas tersebut berkisar Rp. 50.000 (lima puluh ribu), untuk memabayar perempuan dan Rp. 20.000 (dua puluh ribu) untuk menyewa kamar.  Adapun alasan lain penutupan lokasi mesum adalah bahwa tempat itu tidak mengantongi izin operasional.
S
enada dengan Kepala Desa, Kapolres Lombok Barat pun dalam arahannya menyatakan dukungan untuk menutup aktifitas itu, untuk menghindarkan hal-hal yang tidak kita inginkan, pekerjaan kita kedepan juga masih banyak, begitu urai Kapolres. Sebagian dari warga yang ikut memantau tempat pelacuran merasa terheran-heran setelah melihat secara langsung kumuhnya tempat mesum. Ukuran kamar tempat mereka melakukan perbuatan keji itu kurang dari dua meter. Jangan sekedar kata-kata penutupan namun harus dibuatkan dalam bentuk surat perjanjian ungkap salah seorang warga yang ikut memantau. Acara tersebut dikawal ketat oleh berbagai aparat pemerintah; Kapolres Lombok Barat, Pol. PP Kabupaten, Satuan Polisi Sektor Senggigi, tak ketinggalan Pol. PP Kecamatan Batulayar.




Selasa, 29 November 2011

HUJAN MENGGUYUR, REZEKI MUJUR


P
ergantian musim dari  tahun ke tahun (Kemarau-Hujan) berimplikasi pada variatifnya sektor pencaharian masyarakat. Di musim hujan seperti sekarang ini menjadi sebuah income bagi masyarakat yang hidup berdekatan dengan kali. Masyarakat Dusun Medas Desa Sandik Kecamatan misalnya, di musim hujan mereka beramai-ramai untuk mengumpulkan pasir untuk dipasarkan. Musim hujan dijadikan sebagai kesempatan untuk alih profesi. Meskipun demikian, sebagian dari mereka ada yang secara sengaja mengumpulkan pasir untuk keperluan pribadi, untuk memangun sebuah bangunan pastinya. Kalau di musim hujan, kita mengerjakan ini (angkut atau menaikkan pasir), kalau musimnya berlalu kita ke proyek bangunan jadi kuli atau buruh lepas, Begitu ujar salah satu pengumpul pasir. Singkatnya, pergantian musim dapat mengurangi jumlah pengangguran.   Memang, profesi masyarakat dusun setempat memang variatif, dari mencetak Batako, Beton, dan sejenisnya.  
Sumber Daya Alam tidak pernah punah, namun selalu menyediakan dan menciptakan peluang bagi orang yang mau menggarapnya. Perubahan cuaca seperti hujan tidak selalu membawa dampak yang merugikan manusia, melainkan keuntungan yang diraihnya. Seandainya kita berpikir lebih cermat, menggunakan akal dengan bijak, bencana alam seperti banjir, tanah longsor bukan berarti alam ingin menjauh atau tidak lagi bersahabat baik dengan kita, melainkan kita dituntut untuk selalu menjaganya, tidak melukai apalagi mencercanya. Itulah alam. Penyediaan Sumber Daya oleh alam tak ada ujungnya. Dan selalu memberikan yang terbaik, hujan selalu mendatangkan berkah, menghidupkan bumi dengan menciptakan keindahan dengan hijaunya tanaman-pepohonan yang ada sekitar.
Beberapa bulan yang lalu pemerintah menggalakan penanaman 1 Milyar pepohonan, untuk Pemerintah Kabupaten Lombok Barat misalnya. Tujuannya adalah untuk melestarikan alam. Ada yang lebih urgent dari pencanangan program penanaman 1 milyar pepohonan tersebut, yaitu menghindarkan manusia dari bencana alam, menjadikan alam sejuk dipandang. Alangkah hebatnya Sang Pencipta, tiada yang tak berguna dalam penciptaan-Nya. Hujan dan Kemaru merupakan pasangan sejoli yang dicipta oleh Yang Maha Segala. Pantaslah jika ada orang yang mengatakan “jika HUJAN bagai kesulitan dan MATAHARI bagai kebahagiaan, maka kita membutuhkan KEDUANYA untuk bisa melihat keindahan PELANGI. Bisa dibayangkan, seandainya di Indonsia tidak hujan, betapa gerah kehidupan ini, begitu juga panas yang tugasnya menghangatkan bumi setelah sekian bulan kedinginan.

RENOVASI JEMBATAN AMBRUK


Belum begitu berlalu dari ingatan kita tentang ambruknya jembatan yang ada di Kutai-Kertanegara, moment ini terjadi sekitar satu minggu yang lalu. Berbincang-bincang tentang infrastruktur, jembatan yang menghubungkan Dusun Are Manis Kecamatan Batulayar dengan Desa Jatisela Kecamatan Gunungsari tersebut, sudah mulai roboh sejak tahun 2006 silam. Menurut keterangan dari warga dusun setempat penyebab utama rusaknya jalur pintas yang menuju Kebon Roek tersebut adalah meluapnya air sungai Kongok diatas rata-rata yang menjadi pemicu rusaknya jembatan. Adapun solusi untuk menyebrangi jalur tersebut, masyarakat setempat terpaksa menggunakan perahu rakitan untuk melintas.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui CV. UTAMA berinisiatif untuk memperbaiki jembatan yang menghabiskan dana kurang lebih Rp. 917.229.000. Perbaikan yang dijadwalkan sejak 23 September 2011 hingga 21 Desember 2011 sering molor. Penyebab utamanya adalah derasnya curah hujan yang sering mengakibatkan banjir pada akhrinya menyulitkan pekerja untuk memulai aktifitas. Jembatan penyebrangan tersebut merugikan sekitar 850 Kepala Keluarga yang sering mengakses jalan menuju Sesela-Sandik. Kini proyek yang dibangun dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD Perubahan) Kabupaten Lombok Barat mencapi target pengerjaan sekitar 20%.
Sejatinya, dari awal masyarakat telah melayangkan surat kepada Pemerintah Daerah tentang usulan perbaikan, bahkan menurut keterangan setiap ada reses partai pun jembatan tersebut selalu menjadi topik pembahasan. Pada tahun 2011 pemerintah merespon tuntutan masyarakat. Jembatan sepanjang 34 Meter itu pun sedang dalam pengerjaan. Hanya saja ada sekitit keluhan dari masyarakat menyangkut minimnya pekerja yang hanya 3 orang. Kapan jadinya kalau dikerjakan oleh tiga orang manusia, musim hujan lagi, begitu ujar Donny Aprianto selaku warga masyarakat Dusun dimana proyek sedang dikerjakan.

Sabtu, 26 November 2011

Sosialisasi Kespro dan Bahaya Merokok di Desa Persiapan



BATULAYAR BARAT: Meskipun masih menyandang status sebagai Desa Persiapan, Desa Persiapan Batulayar Barat Kecamatan Batulayar tak luput dari berbagai program pemerintah. Kali ini BKBPP Kabupaten Lombok Barat turun menyambangi Desa yang dipimpin oleh Drs. Muh. Sadia tersebut untuk mensosialisasikan Kesehatan Reproduksi (Kespro) kepada masyarakat. Tidak hanya Kesehatan Reproduksi yang menjadi tema dalam sosialisasi, melainkan bahaya merokok terhadap kelangsungan hidup juga menjadi salah satu sorotan. Sosialisasi yang digelar langsung di kediaman Kepala Desa Batulayar Barat itu memakan waktu selama kurang lebih 1.5 jam, yaitu sejak pukul 09.00-11.40.
Kita sangat bersyukur dengan adanya program-program seperti ini, dengan adanya sosialisasi ini kita harapkan masyarakat akan memiliki pengetahuan tentang pentingnya kesehatan, dan sadar  bahaya merokok bagi kesehatan. Lebih-lebih bagi remaja, kesehatan reproduksi sangat penting untuk mereka ketahui, apalagi Batulayar merupakan kawasan wisata yang pergaulannya dibarengi dengan orang asing, sangat membutuhkan filter-filter, demikian ulas Kepala Desa dalam bagian sambutannya.
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh tokoh agama, masyarakat, perempuan dan tokoh pemuda yang ada di Dusun Batulayar Barat. Melihat dari banyaknya peserta yang hadir, telihat bahwa mereka dalam keadaan antusias, serius saat mendengarkan ceramah dan arahan tentang Kesehatan oleh Tim Sosialiasi. Menurut informasi, sebenarnya kegiatan sosialisasi akan digelar pada hari Rabu, namun dikarenakan kebanyakan masyarakat sibuk mencari nafkah, akhirnya pertemuan disepakati pada hari Jum’at 25 Nopember 2011.
Dra. H. Sutini selaku fasilitator dan dari BKBPP Kabupaten Lombok Barat banyak memberikan penjabaran tentang kesehatan kepada hadirin yang hadir. Menariknya penjelasan materi diberikan dengan menggunakan slide, sekaligus pemutaran film-film yang berdurasi singkat dengan bertajuk kesejatan reproduksi dan bahaya rokok. Beberapa pertanyaan datang dari peserta yang hadir, Agus misalnya mengatakan, apakah benar rokok tersebut dapat menyebabkan orang menjadi mandul? Tentu, karena dalam rokok tersebut terdapat banyak racun, demikian jawab presenter. Sosialisasi berakhir sekitar 11.40 dan peserta membubarkan diri.

Jumat, 25 November 2011

Pembentukan Pengurus PNPM-MP Desa Bengkaung


Desa Bengkaung merupakan salah satu dari desa hasil pemekaran yang kini telah menjadi sebuah desa definitif, sebelumnya desa itu merupakan bagian dari salah satu dusun dari Desa Lembahsari Kecamatan Batulayar. Semenjak menjadi desa definitif, Desa yang dipimpin oleh Ahmad Raimah sebagai Kepala Desa tersebut langsung memulai mensosialisasikan berbagai program. Program-program partisipatif; Program Nasional Pemberdayaan Mandiri-Masyarakat Pedesaan (PNPM-MP) dengan berbagai program yang dimiliki seperti GPI, GSC (Gerakan Sehat dan Cerdas), dan lain-lain untuk pertama kalinya disosialisasikan.
 Ini pertama kalinya PNPM mengadakan sosialisasi yang dirangkaikan langsung dengan pembentukan Pengurus, demikian ungkap Kepala Desa dalam sambutannya. Banyaknya opini serta ide dari peserta rapat yang hadir membuat acara berlangsung cukup alot, terutama ketika memulai pembentukan pengurus PNPM-MP untuk Desa Bengkaung. Adu argument terdengar ketika salah seorang peserta rapat mempermasalahkan skill calon pengurus yang akan dibentuk. Untuk memberikan penjelasan serta pengarahan tentang kegiatan yang akan dicanangkan ke depannya, Kepala Seksi PMD Kecamatan Batulayar, H.M. Zakaki pun turun mengawal pertemuan. Hadir pula fasilitator PNPM Kecamatan untuk membantu menjabarkan program apa saja yang akan dijalankan oleh pengurus Tim Pengelola Kegiatan (TPK) bila sudah terbentuk.
Aula rapat pun menjadi sedikit riuh oleh peserta rapat yang masing-masing ingin mempertahankan idenya terkait dengan calon kepengurusan yang akan dibentuk, namun reda disaat peserta rapat menginginkan penunjukan calon pengurus ditentukan melalui voting suara.

Kamis, 24 November 2011

Gladi Bersih Peringatan Hari Guru Ke-66


Untuk menyambut perayaan Hari Guru ke 66 pemerintah Kecamatan Batulayar menggelar apel. Apel yang akan pusatkan di halaman kantor Camat Batulayar tersebut terkesan monoton. Kita merasakan seperti biasa saja, sebab tidak ada kegiatan lain yang diprogramkan, tidak seperti kecamatan-kecamatan lain misalnya mereka mengadakan lomba, jadi kesan apel tahun ini di sini kurang meriah, begitu ungkap Akmal, salah seorang guru SD yang ikut melaksanakan Gladi Bersih. Dalam gladi bersih tersebut terlihat kebanyak dari yang hadir adalah para guru. Merupakan sebuah penghormatan bagi hari yang bertepatan akan jatuh besok hari Jum’at. Sementara Ihsan, S. Pd guru Olah Raga SMA Batulayar 1 selaku Panitia kelihatan sibuk mendampingi berlangsungnya acara Gladi.
Predikat “Pahlawan tanpa tanda jasa” yang didedikasikan kepada para guru masih segar diingatan kita. Betapa tidak, merekalah yang membuat anak-anak sebagai penerus generasi yang cerdas. Kita bisa melihat begitu padat dan berat tanggung jawab seorang guru kepada murid. Mendidik, membina, mengajarkan, dari hal yang tidak diketahui menjadi diketahui.
Diakui memang hingga hari ini belum ada informasi tentang diadakannya kegiatan atau program yang akan merangkai kegiatan setelah apel guru tersebut. Kegiatan-kegiatan lomba seperti Out Bond, jalan santai, lintas alam, dan sejenisnya nihil dicanangkan oleh pemerintah kecamatan Batulayar khususnya pihak UPTD Dikpora Kecamatan. Seolah UPTD Kecamatan Batulayar lupa atau mungkin terlalu sibuk dengan urusan dinas, hingga luput dengan moment penting ini. Semoga ini dijadikan sebagai PR oleh UPTD Kecamatan khususnya untuk menyemarakkan Hari Guru di tahun yang akan datang.   

Jumat, 18 November 2011

CAFE; LETS DANCE TOGETHER


BATULAYAR BARAT: Di tengah glamournya wisata di Kecamatan Batulayar, ternyata kebutuhan serta kehidupan masyarakat tidak sepenuhnya bisa terjawab dengan kenikmatan materialis, namun kenikmatan spiritual menjadi hal yang tak bisa diabaikan begitu saja. Banyaknya tempat hiburan berupa Café, Pub, Restoran dan sejenisnya yang berjejer di pinggir-pinggir jalan wilayah Batulayar Barat memicu keresahan masyarakat sekitar. Kamis, 17 Nopember 2011 sekitar pukul 23.00 Wita, masyarakat Batulayar Barat mengobrak-abrik beberapa Café yang mengganggu istirahat mereka. Akibat dari amukan masa, beberapa Café yang berjejer di wilayah Batulayar Barat mengalami kerusakan. Meski mendapat pengawalan dari aparat, kumpulan masa yang datang lebih dahulu memasuki Café sambil melempar kaca-kaca café, syukur tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan. Beberapa Café menjadi korban keganasan massa antara lain; Green Café, Q-Lank Café, dan Egi Café. Itulah yang menjadi tema rapat tertutup di ruang Camat Batulayar Jum’at 18 Nopember 2011.
Beberapa personil pengelola Café yang ada di sekitar Desa Batulayar Barat mendatangi Kantor Camat untuk sama-sama memecahkan permasalahan. Kedatangan mereka juga dikawal oleh Kepala Desa Persiapan Batulayar Barat, Drs. Muhammad Sadia. Pada dasarnya kita telah membuat kesepakatan dengan para pengelola Café yang ada, namun semua itu diabaikan. Kesepakatan untuk meredam suara music yang mengganggu kenyamanan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Batulayar tersebut bermata pencaharian nelayan, jadi kalau jam 9 mereka sudah pada istirahat, nanti jam 2 atau jam 3 malam mereka bangun lagi untuk melaut, jadi kalau suara music itu tidak diredam suaranya, istirahat mereka terganggu, dan kesepakatan tersebut telah disepakati. Demikian ucap Sadia saat pertemuan di ruang Camat di hadapan pengelola Café. 
Sementara Camat Batulayar menyarankan agar para pengelola Café yang ada setidaknya untuk sering terjun ke masyarakat untuk mengetahui keadaan mereka. Kalau ada oknum pemerintah Kecamatan (staf) baik Pol PP Kecamatan maupun Pol PP Kabupaten yang macam-macam, lapor sama saya, demikian ucap Drs. Mujitahidin selaku Camat Batulayar. Dan kalau mereka ingin mengontrol wilayah saya harus tau, dan biasanya saya fasilitasi, uang bensin, atau uang rokok, demikian lanjut Mujitahidin.