Minggu, 30 Oktober 2011

KEMAH KNPI KEC. BATULAYAR



K
egiatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Batulayar kini mencapai agenda puncak seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Acara kemah sahabat KNPI yang digelar selama dua hari sejak Sabtu-Minggu di depan Pantai Duduk Batulayar Barat pun sukses dilaksanakan. Kemah Perdana yang melibatkan SMPN 1, 2, SMAN dan SMK berlangsung cukup meriah. Kemeriahan tersebut tampak pada banyaknya siswa dan siswi yang ikut  berpartisipasi dalam acara yang digelar sejak pukul 16.00 Wita.
Suksesnya acara tersebut tak lepas dari bantuan berbagai pihak seperti Muspika dan atau Dinas-Dinas Nivo yang ada di di wilayah Kecamatan. Dinas Kesehatan misalnya, sejak sore sudah bersiap-siap mendampingi acara, yang dilanjutkan dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan/ check up kepada seluruh peserta kemah. Pada acara tersebut Nampak hadir Kepala Puskesmas Mininting, Guru-guru pendamping dari masing-masing sekolah serta terlihat beberapa anggota Pramuka yang ikut mengambil peran dan ikut membantu jalannya kegiatan.
Rangkaian acara yang digelar sejak malam pertama antara lain; Pemutaran Film tentang bahayanya HIV-AIDS dengan tujuan bahwa peserta yang hadir setidaknya mengetahui dan memahami akibat yang ditimbulkan oleh virus-virus HIV. Selain itu, Pentas Drama pun menjadi bagian yang dijadwalkan oleh panitia KNPI usai pemutaran film yang menyangkut tentang kesehatan. Tak terhenti sampai di sana, kegiatan yang paling menarik adalah Api Unggun. Seperti diketahui bahwa Api Unggun menjadi ikon dari kemah.  

Sabtu, 29 Oktober 2011

Perangi Stress dengan Refreshing


Terlalu sibuk kerja bisa bikin stress, nganggur terlalu lama juga dapat menimbulkan stress. Begitulah potongan dari lirik lagu Rhoma Irama dalam tembangnya Stress.  Siapa yang tidak penat jika bekerja terus menerus?  Setidaknya ada waktu untuk refresh untuk menghilangkan rasa penat, capek, sumpek, dan sebagainya. Singkatnya, penyegaran sangat penting dilakukan untuk menghilangkan atau minimal untuk mengantisipasi agar tidak stress dalam beraktifitas. Sebagai abdi negara yang bertugas untuk melayani dan mengayomi masyarakat memang membutuhkan tenaga ekstra demi berjalannya roda pemerintahan khususnya di wilayah Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat. 
Untuk menghilangkan kepenatan di dalam kantor, Drs. Mujitahidin selaku Camat Batulayar berinisiatif untuk melakukan penyegaran kepada seluruh jajarannya. Sabtu, 29 Oktober 2011 kemarin belaiu langsung mengerahkan stafnya untuk keluar menghirup udara segar. Dengan menggunakan Bus Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Camat Muji (sapaan akrab) Camat Batulayar mengangkut 95% dari karyawan dan karyawati yang bertugas di Kantor Camat Batulayar menuju Otak Kokok dan berkeliling sekitar Bandar Udara Intenational Lombok (BIL).
Sejatinya Camat menghendaki semua jajarannya untuk mengikuti kegiatan ini namun beberapa Kepala Seksi berhalangan hadir dikarenakan ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial misalnya, saat dihubungi via handphone tidak bisa mengikuti dikarenakan menghadiri rapat di wali murid di SMPN Mataram.
Tidak hanya untuk menghilang rasa penat, kegiatan refreshing ini sengaja digelar guna menambah keakraban/ silaturrahim antara atasan dan bawahan di lingkup kantor Camat Batulayar. Ada nilai yang lebih penting dari kegiatan tersebut yaitu wujud kepedulian, perhatian serta  menjalin keharmonisan antara sesama pegawai. Semoga dengan adanya acara-acara yang bersifat intern seperti ini bisa menambah gairah pegawai khususnya untuk tetap eksis melayani kebutuhan masyarakat.

Kamis, 27 Oktober 2011

PUNCAK KEGIATAN KNPI KECAMATAN BATULAYAR


S
etelah memprogramkan program KNPI Go To School yang melibatkan empat sekolah di Kecamatan Batulayar, kini organisasi yang digawangi oleh Yudi Syarif tersebut tengah berbenah untuk menutup agenda tersebut dengan  Kemah dan Out Bond yang direncanakan bertempat di Pantai Duduk Desa Batulayar Barat. Pada kegiatan akhir ini akan dikumpulkan seluruh “sahabat KNPI” dari kalangan pelajar SMPN dan SMA pada hari Sabtu dan Minggu. Tentunya kegiatan ini akan lebih ramai oleh berbagai program yang telah dirancang oleh pemuda dan pemudi Kecamatan Batulayar. Kegiatan akan digelar sejak pukul 16.00 sampai selesai.
Rapat teknis pelaksanaan untuk mendukung kegiatan tersebut pun digelar. Dalam rapat yang dipimpin oleh Yudi cs, seluruh perwakilan sahabat KNPI turut hadir. Mawardi Gupran dalam sambutannya menyatakan perasaan bangga dengan adanya kegiatan seperti ini. Kita bangga dengan adanya acara-acara seperti ini, lebih-lebih ini melibatkan generasi penerus seperti pelajar. Mereka (pelajar) sangat perlu mengetahui tentang alam, kesehatan dan jurnalis sebagaimana yang telah diprogramkan oleh KNPI sendiri, demikian cetus Gupran.
Pihak UPTD Dikpora Kecamatan pun tak ketinggalan dalam rapat yang berdurasi satu setengah jam itu. Dalam wejangan yang disampaikan kepada peserta rapat, Nurhasanah berpesan agar nanti dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, anak-anak (siswa-siswi) pelru pengawasan ekstra. Terkait teknis pelaksanaan kemah dan outbond yang akan digelar, saran yang sedikit menggelitik dari pihak sekolah menyangkut transportasi sahabat-sahabat KNPI. Bagaimana kalau siswa-siswi kita agar berangkatnya tidak tercecer kita usulkan untuk dijemput oleh panitia? Sengaja kita gelar tempat yang dekat untuk kemah, agar siswa-siswi bias diantar ke lokasi oleh orang tuanya. Kalau masalah transportasi kita terbendung masalah dana. InsyaAllah kalau konsumsinya kita siapkan termasuk panitia, demikian penjelasan Yudi kepada peserta rapat.  

Minggu, 23 Oktober 2011

Pembinaan Keterampilan Ponpes MQ



H
arumnya nama lembaga pendidikan tidak hanya terlihat atau terdengar melalui keberhasilan siswa maupun siswi dalam bidang pembelajaran secara formal. Keberhasilan secara non-formal (skill) pun dalam hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Jika kita mendengar suatu lembaga pendidikan eksis dengan penerapan bahasa-bahasa asing, seni baca al-Qur’an, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi misalnya, itu merupakan suatu hal yang wajar. Lalu apa yang disedang digalakkan di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniyah? Pondok Pesantren di bawah asuhan TGH. Mujtahidin Abdullah ini pun sedang menggalakkan keterampilan bagi santri dan santriwatinya. Menariknya, tidak hanya santriwan dan santriwati yang mengenyam pendidikan di lingkup MQ (Madrasatul Qur’aniyah) yang mengikuti keterampilan tersebut melainkan siswa dari sekolah lain. Kita harapkan mereka yang mengikuti pembinaan ini setelah tamat sekolah mereka mempunyai skill. Begitu urai pimpinan pondok pesantren yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batulayar ini.  
Gelang hasil karya santri Ponpes MQ
Kegiatan ekstra ini sengaja diprogramkan oleh yayasan demi masa depan lulusannya esok. Pembinaan keterampilan yang dijadwalkan pada sore Ahad ini diikuti sekitar 20 santriwan dan santriwati. Ada beberapa orang yang tidak hadir hari ini disebabkan hujan dan ini merupakan pertemuan kedua, kata Juanda selaku pembina keterampilan.
Meskipun baru berusia seumur jagung, ponpes ini tidak mau ketinggalan dalam hal skill bagi santri-santriwati MQ. Adapun keterampilan yang diajarkan di Ponpes MQ ini adalah membuat gelang (souvenir) yang terbuat dari benang warna-warni dan dihiasi dengan butir-butir mutiara yang beraneka ragam warna. Hasil dari pembinaan keterampilan ini kemudian dipasarkan oleh pedagang-pedagang asongan yang berada di daerah pariwisata. Ini sangat penting mengingat bahwa lembaga pendidikan berdekatan dengan daerah pariwisata. Konsumen dari gelang yang dihasilkan tidak hanya dikonsumsi oleh tamu-tamu local saja melainkan wisatawan mancanegara (tourist) yang tengah berlibur atau berkunjung ke daerah pariwisata Senggigi dan sekitarnya. Semoga pembinaan keterampilan di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniyah konsisten demi masa depan putra dan putri anak bangsa.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pemberantasan Buta Huruf



U
ntuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang  berkualitas dan mampu bersaing di era yang tidak menentu ini, pemerintah kembali menggalakkan berbagai program kepada masyarakat melalui pendidikan. Salah satu program yang diluncurkan kembali adalah pendidikan non-formal  seperti Pemberantasan Buta Huruf (Keaksaraan Fungsional). Program yang digulirkan dengan durasi 32 (tiga puluh dua) kali pertemuan ini berjalan dengan baik teurtama di masing-masing dusun. Masing-masing kelompok minimal terdiri dari 20 peserta didik untuk ikut belajar bersama, begitu aturan yang diberikan oleh penyelenggara. Dan tkegiatan pembelajaran bisa dilaksanakan di mana saja, seperti di rumah peserta didik, atau di rumah tutor yang mengajar.   
Kita mengajarkan mereka bagaimana menulis, membaca, berhitung, dan ini pertemuan kita yang terakhir, dan alhamdullillah ada perkembangan dari peserta didik selama ini, yang awalnya tidak bisa menulis, membaca dan berhitung sama sekali, sekarang sedikit demi sedikit dengan kita tuntun mereka bisa. Begitu urai Nona Islamiah selaku Tutor Keaksaraan Fungsional di Dusun Teloke Desa Batulayar. Dalam belajar ini ada saja yang lucu, misalnya peserta yang salah eja, kedengarannya lucu, diselohorin oleh kawan-kawannya, demikian lanjut Islamiah.
Sebenarnya, program ini telah lama ada dan diprogramkan oleh pemerintah kepada masyarakat masyarakat. Mengingat bahwa Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ini juga sesuai denga pasal 6 ayat 1 yang menyatakan “setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Menilik program yang dirancang oleh pemerintah tersebut, menuntut kita untuk sadar akan pentingnya pendidikan, pentingnya ilmu untuk mengarungi kehidupan dunia yang semakin menggila. Pendidikan memang sangat dibutuhkan agar kita tidak terkungkung dengan dalam kejahilan, terjajah oleh orang lain atau bangsa lain. Pemerintah selalu mendukung berbagai jenis pendidikan kepada masyarakat, baik pendidikan yang bersifat informal, non-formal terlebih lagi formal.

Minggu, 09 Oktober 2011

PKL di Wilayah Wisata Masih Menjadi Masalah

Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terletak di kawasan Wisata Senggigi Kecamatan Batulayar masih menjadi masalah serius dan mengundang perhatian Pemerintah. Hal ini dikarenakan para pedagang yang menjajakan barangnya di lokasi tersebut disamping menggangu atau mengurangi keindahan wisata juga bahaya yang akan ditimbulkan. Kesan kumuh yang diakibatkan oleh sampah yang berserakan dapat mengurangi nilai keindahan serta kesejukan tidak hanya bagi wisatawan namun juga penduduk setempat. Adapun resiko bahaya yang  menjadi pertimbangan adalah lokasi pedagang yang berada di tebing-tebing serta pinggir jalan. Keselamatan lalu lintas serta pengguna jalan lainnya pun perlu disadari serta diperhitungkan.
Pertemuan antara Pedagang Kaki Lima dengan pihak Pemerintah pun digelar. Rapat yang dipandu langsung oleh Sekretaris Camat, Ir. Mawardi Gupron digelar sejak pukul 10.00 Wita di Aula Kantor Camat Batulayar. Peserta rapat adalah para Pedagang Kaki Lima dan masyarakat yang mendirikan bangunan di daerah-daerah rawan yang kecelakaan seperti di Pengkolan Makam Batulayar.  Dalam rapat yang berdurasi sekitar satu setengah jam tersebut menghadirkan beberapa dinas terkait lingkup Pemerintah Lombok Barat seperti, Diperidag, Badan Perizinan, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Pol. PP) Kabupaten Lombok Barat. Dalam arahannya, pihak Diperindag Kabupaten menginformasikan tentang rencana pembangunan 7 (tujuh) Pasar Kuliner, yang salah satunya akan dibangun di wilayah Wisata Senggigi, begitu ungkapnya dalam penjelasannya dihadapan para PKL yang hadir.
Sementara dari Badan Perizinan Kabupaten Lombok Barat mengatakan keberadaan Pedagang Kaki Lima ini memang sangat ramai dibicarakan, pada awalnya kita ini ada yang memiliki dua kaki, tiga kaki, empat kaki, bahkan lima kaki, mungkin karena banyak kaki seperti lima kaki hingga sering dibicarakan dan sering menjadi masalah, begitu urainya sambil sedikit guyon dihadapan hadirin dan hadirat. Lebih lanjut dikatakannya, bahwa Kebahagiaan Tidak Akan Berarti Tanpa Keselamatan. Artinya, ketika bapak-bapak melakukan transaksi jual beli dengan meraih keuntungan, namun karena lokasi yang ditempati seperti di pinggir jalan dan tebing jalan mengancam, ini sangat berbahaya bagi saudara. Untuk itu kita mengajak Bapak-bapak untuk sadar akan hal tersebut. Sempat juga disinggung bahwa para PKL tidak memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Namun hal tersebut akan dikoordinasikan nantinya. Rapat diakhiri sekitar pukul 11.30 yang ditutup langsung oleh Sekretaris Camat Batulayar.

Sabtu, 08 Oktober 2011

KNPI Go To School 1


Kegiatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Batulayar resmi dimulai pada hari Sabtu 8 Oktober 2011. Tema KNPI Go To School mulai merambah sasaran pertamanya yang berlokasi di SMPN 1 Batulayar. Kegiatan yang dijadwalkan oleh pemuda-pemuda Batulayar pun terlaksana sesuai rencana yang telah disepakati, baik dari KNPI, Muspika, dan Pihak Sekolah. Tolong kegiatan ini dilanjutkan, kita sangat bersyukur dengan adanya agenda seperti ini, begitu bisik Kepala Sekolah SMPN 1 kepada Ketua KNPI sebelum acara dimulai.
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya dalam kunjungan perdana ini, KNPI mulai menjalankan program-program sosialisasi yang telah disusun sebelumnya. Sosialisasi Kesehatan Reproduksi, Pengelolaan Lingkungan serta Media ini resmi dibuka langsung oleh Ketua KNPI Kecamatan Batulayar, Yudi Syarif. Dalam sambutannya kepada peserta, lagi-lagi Yudi mengatakan bahwa agenda ini merupakan langkah bersama KNPI Kecamatan demi kemajuan bersama pula. Hidup KNPI….. 

Agenda Bulanan PP Madarastul Qur'aniyah


Pengajian khusus guru merupakan salah satu dari agenda bulanan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniyah Desa Sandik Kecamatan Batulayar. Acara ini terselenggara berkat partisipasi dan dukungan  dari pihak pengurus pondok pesantren. Pada awalnya, agenda ini berasal dari ide asatidz-asatidz MQ lalu kemudian mendapat sambutan baik dari Pimpinan Pondok Pesantren. Kini, pertemuan yang digelar setiap malam Ju’mat sehabis sholat Isya’ sebulan sekali ini menjadi sebuah rutinitas bulanan. Event ini bertujuan tidak hanya sekedar berkumpul bersama, namun kita format menjadi acara yang lebih bermakna, disamping untuk mempererat hubungan antara kita semua, khususnya di Madrasatul Qur’aniyah, dan ini merupakan  kekompakan dan kebersamaan guru-guru yang bernaung di MQ, demikian ungkap Kepala Sekolah MTs MQ, M. Habibi, sebelum acara dimulai. Perkumpulan ini juga dirangkai dengan arisan guru-guru MQ yang sudah kita dan pimpinan Yayasan (TGH. Mujtahidin, MA) sangat apresiatif dengan agenda yang kita bentuk ini, dan sekali dalam satu bulan kita akan mendapat siraman rohani dari pimpinan Yayasan untuk menambah wawasan, begitu lanjut Habibi.

Kamis, 06 Oktober 2011

Tindak Lanjut Agenda KNPI Kecamatan Batulayar


Agenda kegiatan yang dirancang oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Kecamatan Batulayar ternyata tidak sekedar angin lalu. Hal ini diwujudkan kembali dalam bentuk Rapat Teknis Pelaksanaan Kegiatan yang digelar pada hari Rabu, 5 Oktober 2011 di Kantor UPTD Dikpora Kecamatan Batulayar. Pertemuan kedua ini disambut baik oleh Kepala UPTD setempat, Nurjannah, S. Pd. Dalam sambutannya kepada peserta rapat Kepala UPTD menyatakan komitmennya untuk selalu siap mendukung semua kegiatan yang dilaksanakan oleh para pemuda-pemuda Batulayar. Kita sangat bersyukur dengan adanya kegiatan-kegiatan ini, kalau di kecamatan lain, mungkin kegiatan seperti ini mulai berjalan, sekarang kita saatnya, demikian beber Ibu 52 tahun tersebut dalam sambutannya kepada peserta.
Sementara di pihak lain, Salamun, yang mewakili Danposramil juga menyatakan komitmen yang tidak jauh berbeda dengan Kepala UPTD Dikpora. TNI itu 24 jam siap kerja untuk mem-back up semua kegiatan-kegiatan sosial seperti ini, demikian ucap Salamun saat mendapat giliran untuk memberikan sambutan di hadapan forum. Meskipun banyak mengandung unsure cerita, namun peserta rapat merasa terhibur dengan gaya bicara Salamun yang serba cepat, dan dengan logat sedikit lucu. Begitu juga dengan sambutan Ketua KNPI sendiri, Yudi Syarif. Organisasi ini sengaja bongkar setelah sekian lama tertidur, jangankan untuk tingkat Kecamatan, untuk tingkat Kabupaten pun demikian, mereka masih loyo, dan untuk kegiatan ini kita melibatkan sponsor, kalau untuk pendanaan kita masih mengandalkan donatur dan para dermawan, begitu ungkap staf kecamatan ini. Rapat yang dimulai pukul 14.00 tersebut juga melibatkan pihak Puskesmas setempat.
Terkait dengan agenda rapat, pelaksanaan teknis KNPI Go To School yang akan dijadwalkan mulai pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011 tersebut menjadi topic yang agak panjang untuk didiskusikan antara peserta rapat. Sementara sasaran awal yang akan dikunjungi oleh KNPI untuk sosialisasi adalah SMPN 1 Batulayar. Banyaknya masukan dari Ida Wari selaku guru SMPN 1 menjadi catatan berarti bagi KNPI untuk melaksanakan kegiatan.
Untuk diketahui, yang akan menjadi target kegiatan KNPI Go To School tidak hanya SMPN 1 Batulayar, melainkan SMPN 2, SMA 1 Batulayar dan SMK Batulayar dengan menggunakan system road show. Terdapat sedikit kendala jika pelaksanaan acara pada SMK Batulayar, hal ini dikarenakan SMK belum bisa menempati gedung miliknya yang masih dalam proses pengerjaan. Hanya sekolah itu akan tetap berkoordinasi dengan SMA 1 Batulayar yang dijadikan tempat sementara untuk sekolah, demikian ungkap utusan SMK dalam pertanyaannya. Namun baik dari pihak KNPI dan UPTD Dikpora akan berusaha menyiasati kendala yang dikhawatirkan oleh pihak SMK tersebut.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Senam Bersama dan Pelepasan Mahasiswa KKN NW Mataram


K
embali Pemerintah Kecamatan Batulayar mengadakan Senam Bersama. Senam bersama kali ini dengan melibatkan instansi-instansi yang ada di wilayah Kecamatan Batulayar khususnya. Sejak pukul 07.00 sudah hadir di halaman Kantor Camat Batulayar sebagian undangan senam. Pada Apel pagi kamis, 29 September 2011, Drs. Mujitahidin mengingatkan jajarannya untuk senam bersama. Kita sudah sebarkan  undangan kepada instansi-instansi untuk ikut berpartisipasi besok (senam bersama), begitu urai Camat dalam pidatonya. Meskipun tidak semua dinas datang menghadiri acara, namum animo undangan  yang  hadir sangat tinggi, terutama dari pihak Dan Ramil, Guru-guru, Anggota PLKB, serta Kantor Urusan Agama (KUA) Batulayar pun mengirim utusan.
Senam yang berdurasi sekitar 40 menitan itu dipandu oleh Instruktur yang sudah hadir lebih dulu di Kantor Camat. Senam berakhir pada pukul 08.00 dan langsung disuguhi “Bubur Kacang Ijo” yang telah disiapkan oleh pihak Kecamatan.
Acara di Kantor Camat tidak terhenti setelah melakukan senam, namun sekitar pukul 09.00 kembali pemerintah Kecamatan mengadakan Pelepasan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa yang akan melakukan KKN adalah mahasiswa Nahdhatul Wathan Mataram. Mahasiswa yang terbagi menjadi kelompok tersebut difokuskan di 3 (tiga) Desa Persiapan. Desa Batulayar Barat, Desa Bengkaung, dan Desa Pusuk Lestari. Ketiga desa tersebut memang belum menjadi Desa Definitif. Burhanudin (Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial) Kecamatan Batulayar yang melepas Mahasiswa KKN mengatakan sekarang jumlah desa yang ada di wilayah kecamatan Batulayar berjumlah Sembilan, 6 desa definitive dan 3 masih menjadi Desa Persiapan. Untuk itulah adanya KKN seperti ini kita harapkan peran, partisipasi, dan dukungan mahasiswa kepada  masyarakat. Lebihlebih desa-desa persiapan masih membutuhkan bimbingan dan arahan, dan secara letak geografis, ketiga desa-desa persiapan ada yang nota bene masih menempati daerah-daerah pedalaman, begitu lanjut mantan UPTD Dikpora tersebut dalam sambutannya untuk melepas mahasiswa KKN Nahdhatul Wathan Mataram.