Minggu, 29 Mei 2011

1001 Macam Profesi

Mr. A k o k

Seribu satu macam itu bidang pekerjaan dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden. Seribu satu macam cara orang cari makan dari menjual koran sampai menjual kehormatan. Begitu lirik Bung Rhoma Irama dalam bait pertama lagunya 1001 macam. Bagi yang ngefans sama lagu-lagu karya Bang Haji, mungkin meng-iyakan, namun bagaimana dengan yang lain, terserahlah.
Terlepas dari lirik Rhoma di atas, ketika berbicara tentang pekerjaan atau profesi mungkin tak ada habisnya. Kondisi sosial, ekonomi, serta pendidikan etc. menjadikan seorang menempatkan diri pada bidang mana yang harus mereka jalani. Untuk menyambung nyawa, menghidupkan sanak-keluarga menuntut seseorang untuk selalu bekerja keras, membanting tulang, siang-malam, hujan-panas tak peduli demi urusan perut dan masa depan. Metode apapun bisa ditempuh entah menghasilkan yang halal ataukah yang haram. 

Bagi Pegawai Negeri misalnya, mungkin tak seribet yang lain. Alasannya tiap awal bulan, gaji sudah ditangan. Bekerja di tempat teduh, sembari asyik nge-gosip, duduk di belakang meja untuk menunggu waktu  pulang atau istirahat, yang jelas sedikit santai. Lalu bagaimana ketika membayangkan seorang yang beda profesi misalnya. Akok dan Asri, dua orang pemuda di dari Dusun Teloke, saat matahari terik, masih serius mencangkul di tengah sawah. Mereka berdua sedang mencangkul tanah untuk membuat Bata. Pagi sehabis shalat Subuh, dia sudah berangkat ke tempat aktifitasnya, hingga sore hari. Makan minum dengan bekal seadanya, profesinya tetap tak terganggu. Saya buatkan orang dari Aik Genit, per seribu, kita dibayar lima puluh ribu, demikian kata Akok dan Asri ketika ditanya. Kadang kita ambil uang untuk bayaran dua ribu lanjutnya, dengan nada yang agak letih karena terik-panas, tak jauh beda dengan teman yang disampingnya, Asri. 
Inilah hidup, dan harus dijalani. Pekerjaan yang ia tekuni, pun musiman. Artinya, hanya di musim panas mereka bisa mencari makan melului membuat Bata. Kalau musim hujan tiba, ia harus mencari bidang pekerjaan yang lain. Biasanya menjadi nelayan, imbuhnya. APAPUN PEKERJAAN SYUKURI dan JUGA DITEKUNI KARENA BANYAK ORANG SIAP MENGGANTI, DI ZAMAN MACAM INI JANGAN PUNYA RASA TINGGI HATI SEGUDANG ORANG PANDAI BANYAK ANTRI begitu pesan Bang Haji Rhoma Irama dalam versinya yang lain.
Kasya-Munasik

Jumat, 27 Mei 2011

Balap Liar


Berbicara tentang race (balap), ternyata tidak hanya mobil, dan sepeda dayung atau sejenisnya yang menjadi kegemaran seseorang, namun balapan kuda pun tak ketinggalan. Balapan kuda (pacuan kuda) disamping sebagai hiburan serta kegemaran, atraksi balapan liar ini kerap dijadikan ajang judi (taruhan), terutama bagi penggemar balap (meliputi kusir-kusir, joki, dan penonton) pun menjadi kegirangan. Pacuan Kuda ini digelar tepatnya di depan Hotel Jayakarta Batulayar.
Kalau pada tahun 2009/ 2010, race hanya digelar satu sekali yaitu pada hari Minggu sore.  Kini race yang diprakarsai oleh kebanyakan dari komunitas kusir ini ubah tayang menjadi hari Jum’at sore. Race ini dijadikan sebagai tontonan masyarakat yang sedang berlibur atau ingin mandi di pantai. Sebenarnya petugas keamanan dari satuan Polsek Senggigi kerap melarang acara tidak resmi ini karena adanya unsure taruhan, hanya saja para pembalap dan official-oficial balap tidak bodoh. Artinya, ketika ada Polisi yang sedang menyambangi misalnya, mereka tidak melakukannya. 

Awalnya balap liar ini hanya sekedar iseng belaka, terutama bagi para kusir yang kebetulan ingin memandikan peliharaannya di pantai. Namun lama-kelamaan, dengan gampangnya telekomunikasi hal ini menjadi daya tarik bagi yang lain. Masyarkat lokal, tamu mancanegara pun ikut tertarik dan happy saat menyaksikan balap liar tersebut. Race sengaja digelar untuk mengetahui kekuatan atau kehebatan binatang peliharaan mereka, hanya karena adanya unsure judi, dan meminimalisir kejadian yang tak diinginkan memaksa aparat keamanan mengambil tindakan pelarangan. 

Kamis, 26 Mei 2011

O2SN Kecamatan Batulayar

Beberapa siswa-siswa Sekolah Dasar dengan pakaian warna-warni mendatangi Kantor Camat Batulayar sekitar pukul 14:30. Beberapa saat kemudian rombongan siswa tersebut makin ramai ditambah dengan hadirnya beberapa pengiring mereka dengan pakaian yang seragam bertuliskan O2SN 2010 di saku. Ternyata mereka merupakan rombongan siswa pilihan dari utusan masing-masing sekolah. Siswa-siswa tersebut yang dikawal langsung oleh guru-guru olah raga masing-masing sekolah tersebut di-Back Up oleh UPTD Dikpora Kecamatan sebagai peserta utusan untuk mengikuti Olimpiade Olahraga Nasional Siswa yang digelar di Gerung. Terdapat 5 (lima) cabang lomba yang diikuti oleh siswa Sekolah Dasar diantaranya; Sepak Bola, Tenis Meja, Atletik, Catur, dan Bulu Tangkis.

Kedatangan mereka ke Kantor Camat untuk meminta restu sebelum bertanding dari orang nomor satu di Batulayar, Drs. Mujitahidin. Nurul Mukminin selaku pendamping siswa mengatakan: memang pertandingan akan digelar besok, namun peserta akan kita berangkatkan mulai hari ini,  supaya bisa istirahat sebelum bertanding besok, demikian ungkap guru tersebut. Dan semua siswa merupakan utusan dari sekolah se-Kecamatan Batulayar lanjutnya lagi. Camat Batulayar yang didampingi Kepala UPTD Dikpora dalam sambutan yang penuh dengan motivasi tersebut langsung mengucapkan kata-kata pelepasan kepada para atlet

Batulayar; Among Innovation and Creation

I Wayan Sugiartha, SH dan Sri Muryaningsih

Rapat Bimbingan Teknis Implementasi Regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang digelar oleh Pemerintah Kecamatan Batulayar berjalan sesuai rencana. Rapat Bimbingan Teknis (BINTEK) yang diprakarsai Kasubbag Program Kecamatan Batulayar ini digelar untuk kali kedua. Bintek pada tahun sebelumnya (2010) diselenggarakan langsung di Aula Kantor Camat Batulayar, kali ini Desa Senggigi merupakan tempat yang ditunjuk langsung oleh Panitia Penyelenggara. Rapat yang didominasi oleh perangkat-perangkat Desa se-Kecamatan Batulayar tersebut bertujuan untuk membekali mereka untuk mengetahui Sistem Pengelolaan Kuangan tidak terbatas hanya di tingkat desa namun juga dalam lingkup pemerintah Kecamatan. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permedagri Nomor 37).
Program Bimbingan Teknis ini hanya ada di Kecamatan Batulayar dan kita sudah dua kali mengagendakannya, dengan tujuan bagaimana aparat desa khsususnya mengetahui system pengelolaan keuangan ke depan untuk masing-masing Desa. Lebih-lebih dengan adanya pemekaran desa, program ini sangat urgent diketahui, demikian ujar Wayan Sugiartha selaku Kasubbag Program Kecamatan.
Ini merupakan program yang luar biasa serta inovasi yang patut untuk ditiru dan bisa dikatakan sebagai  Program Percontohan bagi Kecamatan-kecamatan lain, khususnya di Lombok Barat terutama dalam mengelola dan memanagement keuangan daerah. Bintek yang dimulai pukul 9:30 tersebut menghadirkan Dra. Sri Muryaningsih sebagai Narasumber langsung. Beliau merupakan Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat yang lama bergelut dengan masalah-masalah pengelolaan keuangan dan beliau juga kerap mengikuti bintek-bintek sejenis di dalam negeri maupun di luar negeri. Bintek yang berdurasi dua setengah jam itu diwarnai juga dengan diskusi dengan peserta. 
Pantauan selama kegiatan berlangsung pada sesi dialog, ada beberapa pertanyaan yang menggelitik narasumber. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Sekdes sementara Desa Persiapan Batulayar Barat, yaitu terkait dengan gaji nominal Kepala Desa dan staf desa. Penanya sempat mengkomparasikan gaji staf desa di Kabupaten Lombok Barat dengan Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah misalnya yang tidak sebanding. Batulayar merupakan asset terbesar Kabupaten Lombok Barat, tapi kok gajinya staf desanya hingga detik ini tidak ada perubahan, begitu ungkapnya di sela-sela dialog. Komentar yang dilontarkan oleh Sekdes Desa Persiapan diwarnai dengan Applus oleh hadirin yang hadir. Acara diakhiri sekitar pukul 12:00 yang ditutup langsung oleh Panitia. 
Peserta Bintek


Sabtu, 21 Mei 2011

Indahnya Kebersamaan



Hari Sabtu sekitar pukul 10.30 Wita, di dalam kelas seharusnya saya menjelaskan materi Sejarah Nasional di kelas XI, sebelum selesai memanggil siswa melalui absent, siswa atas nama Surat ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran sebagaimana biasanya. Ketika saya siswa lainnya, dijawab kalau siswa tersebut dalam keadaan kurang sehat. Sudah berapa lama dia tidak masuk, tanya saya lagi, lebih satu minggu, begitu jawab mereka.
Saya pun meng-iyakan dan maklum. Setelah bincang-bincang, salah seorang siswa berkomentar, kita harus jenguk Suratman, Pak. Saya bilang, minta izin dulu, kalau diizinkan, bisa saja kita ke rumahnya. Dua orang siswa keluar untuk meminta izin, dan dizinkan pihak sekolah.
Tak terlalu banyak hal yang special atau halangan selama di perjalanan menuju rumah si sakit. Tidak memakan waktu hingga satu jam dengan jalan kaki untuk menuju rumah yang berada di gubuk kecil dan perbukitan tersebut. Flora alami yang telihat jelas, sejuk, indah, dan desiran angina sepoi yang menemani besuk salah seorang siswa tersebut.
Selayaknya tamu yang sedang berkunjung, kami disambut oleh orang tua setengah tua. Iya, saya ibunya Suratman, katanya, silakan duduk. Suratman sakit, dia Bisul, makanya tidak bisa sekolah. Tempat tinggal yang dihuni oleh siswa tersebut masih alami. Hijaunya pemandangan sekitar rumah tersebut seolah membuat kita merasa sungkan untuk meninggalkannya terlalu cepat.
Suratman yang masih menggunakan sarung dengan warna hijau dan baju putih tersebut, memang sakit, namun sudah agak baik, terlihat hanya cara jalannya saja yang terlihat sedikit Disko karena penyakit bisulnya. Dengan terseok-seok dia menghampiri teman sekelasnya itu untuk sesekali bercanda tawa.
Rumah yang huni lima bersaudara tersebut masih beratapkan alang-alang. Maklum, dia tinggal di gubuk kecil, perbukitan, dan masih menggunakan lampu tempel. Hanya saja terdapat hal yang menarik di kawasan tempat tinggal Suratman dan keluarganya. Di sebelah kanan halaman rumah terdapat Kran Air dengan selang sekitar satu meter yang masih dalam gulungan. Setelah ditelurusi dan ditanya lebih jauh, keluarga menggunakan Mesin Bor. Mereka hanya mengeluarkan uang lima belas ribu rupiah setiap bulannya untuk biaya bensin mesin.  Siapa sangka, walaupun hidup di bukit, sepi, jauh dari hiruk-pikuk tersebut, untuk kebutuhan air bersih mereka terjamin, begitu juga dengan pendidikannya.

Rabu, 18 Mei 2011

Impassing Tunjangan Sertifikasi

Mr. Je-Em

Pukul 10.00, dalam ruangan Madrasah Tsnawiyah Ishlahul Muslimin Senteluk terlihat dari halaman sekolah beberapa guru-guru sedang duduk berjejer. Dengan beberapa gelas kopi, pisang goreng, dan beberapa bungkus rokok dari berbagai merek di hadapan mereka.
Mereka terlihat serius berdialog, dengan dipandu oleh salah seorang dari mereka. Ternyata, Subki selaku kepala Madrasah Tsnawiyah sedang mengadakan rapat kecil, yang hanya diikuti oleh beberapa gelintir orang guru. Cepetan masuk, Pak Em dari tadi ditunggu, kata Hasbi Tata Usaha Madrasah Aliyah. Ternyata agenda rapat adalah, sang Kepala Madrasah sedang membahas Impassing Tunjangan Sertifikasi bagi guru-guru yang telah lulus Sertifikasi pada 2010 silam. Terkait dengan tersebut, Kepala Madrasah sedang membacakan syarat-syarat untuk Impassing baru  bagi guru-guru yang telah lulus Sertifikasi. Diantara syarat-syarat yang dibacakan antara lain: SKMT, Surat Tugas, SK Pertama dan KTP yang bersangkutan. Lebih lanjut dikatakan bahwa semua persyaratan yang telah dibacakan tadi, untuk Madrasah Tsanawiyah menggunakan Map dengan warna Hijau, sedangkan bagi Guru Madrasah Aliyah menggunakan Map warna Biru. Dan batas waktu pengumpulan Berkas hingga tanggal 25 Mei 2011, demikian ungkap Subki.
Rapat diakhiri di saat tanda masuk atau bel (ganti pelajaran) disiswa dibunyikan petugas. Rapat selesai dan peserta rapat melakukan tugasnya kembali.

Pelayanan Samsat Keliling

Pelayanan Samsat Keliling semula dijadwalkan pukul 08.00 Wita di halaman Kantor Camat Batulayar molor. Hari ini kerumunan masyarakat yang ingin dilayani dalam perpanjangan STNK sepeda motor masih setia menunggu. Salah seorang masyarakat sempat mengatakan bahwa Petugas-petugasnya lalai, padahal kita diumumkan tadi lewat masjid agar datang jam 8.00, inilah alasan saya tidak keluar (bekerja), demikian ungkap salah seorang masyarakat.
Sekitar pukul 9:40 mobil pelayanan Samsat Keliling tiba. Saat itu juga masyarakat segera menyambangi dan mengerumuni petugas. Terlihat beberapa gambar yang sempat diambil, masyarakat sedang melakukan registrasi untuk pelayanan lebih lanjut.
Pemerintah Kecamatan Batulayar memfasilitasi hanya menyiapkan tempat bagi para petugas untuk memudahkan pelayanan di satu tempat. Syukurlah, masyarakat yang ingin melakukan perpanjangan STNK ataupun pajak tidak terlalu membeludak yang membuat para petugas tidak terlalu kerepotan dalam melayani mereka. Dan syarat-syarat yang diminta oleh para petugas telah dipermaklumkan sebelumnya melalui desa-desa dengan pengumuman langsung dari pengeras suara Masjid.
Adapun syarat dimaksud meliputi; KTP Pemilik Kendaraan, STNK yang akan diperpanjang, dan BPKB Sepeda Motor. Ada yang lebih dari sekedar pelayanan pada saat itu, yakni biaya pengurusan yang tidak terlalu mahal. Itulah yang menarik dan membuat animo masyarakat untuk melakukan pengurusan. Mumpung dekat dan biaya murah, makanya kita langsung ke sini nyarinya, sahut salah seorang yang akan mengurus surat-surat kendaraannya.

Pelepasan Santriwan dan Santriwati Pondok Pesantren ISHMU Senteluk Batulayar

Acara pelepasan santriwan dan santriwati kelas VIII dan XII Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Desa Senteluk Kecamatan Batulayar diselenggarakan penuh khidmat. Acara yang dihadiri oleh wali santri tersebut memakan waktu hampir 3 jam. Acara yang digelar sejak pukul 9 pagi tersebut terlihat ramai, terutama dipadati oleh tamu undangan, tokoh masayarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, dan anak-anak. Hadir pula di tengah-tengah acara Kepala Desa Senteluk, Mukril Hakim, sekaligus sebagai penyambut acara.Acara yang digelar sebagai akhir proses Kegiatan Belajar Mengajar khususnya kelas III Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah tersebut barengi dengan pengumuman kelulusan siswa khususnya kelas III Madrasah Aliyah. Alhamdulillah 100 persen siswa kelas III Aliyah lulus, demikian ungkap Kepala Sekolah Aliyah, Ehsan Husni, ketika ditanya oleh salah seorang undangan. Panitia Pelaksana pun menampilkan beberapa kesenian yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin untuk menghibur undangan, diantaranya; Nasyida Ria, Puisi, dan Syair-syair Islami yang dilantunkan langsung oleh santriwan dan santriwati kelas III Madrasah Tsanawiyah. Acara ini sengaja digelar bersamaan yaitu antara MA dan MTs, hanya saja pengumuman kelulusan pada hari ini hanya untuk MA (Madrasah Aliyah), demikian kata Waka Kurikulum Aliyah, L. Ramlan Yani, S. Pd di sela-sela acara.Pada waktu yang bersamaan, terlihat dari lantai II Gedung sekolah Ishlahul Muslimin Senteluk siswa-siswa SMA dari sekolah umum lainnya sedang konvoi merayakan kegembiraan setelah menerima pengumuman kelulusan. Corat-coret baju seragam yang tidak karuan, deru serta asap sepeda motor yang melintasi jalur tersebut semakin menambah ramainya pemandangan dari lantai II Gedung Pondok Pesantren. Acara ditutup dengan do’a menjelang Dzuhur dipandu langsung oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin, TGH. Ahmad Zakaki.

Jumat, 13 Mei 2011

Hobi atau Pekerjaan

Memancing merupakan salah satu cara untuk menghilangkan penat, kekalutan pikiran, atau bahkan di saat orang sedang mengalami depresi (stress), demikian anggapan sebagian orang. Tidak salah. Terlepas apakah sekedar hobi atau sebuah pekerjaan yang digeluti untuk mendatangkan hasil.
Jalur menuju wilayah Senggigi, tepatnya ± 500 ke sebelah utara Kantor Desa Batulayar, di setiap pagi, siang, bahkan sampai sore kita saksikan orang yang sedang serius menunggu kailnya dimangsa ikan (memancing). The Blessing of Disguist atau berkah di balik bencana. Hujan selalu membawa berkah memang. Telaga-telaga yang terletak di sebelah kanan jalan dari arah Selatan itu diparkiri kendaraan, sepeda dayung, motor bahkan ada yang menggunakan mobil untuk memancing. Asyik banget Mas, saat kail kita dimangsa ikan, ga terbayang gemana nikmatnya, begitu ungkap Herman, pemancing yang sering mangkal di tempat tersebut. Ikannya dijual? Kalau ada yang mau beli, dan harganya sesuai, ya kita jual, tapi biasanya kita bawa pulang jadi lauk, demikian sambungnya.
Ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang mencari rezeki untuk menghidupi sanak-familinya melalui perkerjaan memancing. Dan memancing tidak hanya dilalukan di pantai lepas, dengan harapan untuk mendapatkan ikan yang lebih besar, memancing di kolam, atau telaga seperti itu juga sangat mengasyikkan meskipun hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan memancing ikan di laut. Sering juga juga dilombakan……….

Just Kidding

Suatu hari Ayam berkata kepada Sapi. Yam, manusia memang jahat ya..! masa’ sih ketika aku makan sisa-sisa beras aja, diusir. Kamu masih mendingan, Yam, kata Sapi. Aku tiap hari, susuku diremas, diperas, dinikmati, tapi aku ga dinikahi. Tenang aja, Pi, kata Ayam, orang yang baca cerita ini baik-baik kok, pasti dia mau nikahi. Zaman sekarang kebanyakan senengnya selingkuh. Bisa dibayangkan begitu banyak manusia yang selingkuh, trus apa jadinya ya, kalau ketahuan selingkuh oleh pasangan. Ribut,  kena tamparan, pokonya macam dech. Bagi yang sering menampar pasangan, hati-hati ya… Bahaya juga tuh…

Ale-Ale Desa Bengkaung


Tidak hanya Barong dan penari yang menjadi colours of culture Batulayar, namun Ale-Ale pun dimiliki. Ale-Ale Pade Paran inilah namanya. Ale-Ale merupakan salah satu kesenian dengan sejenis “kecimol” yaitu musik yang diiring oleh beberapa biduan dan biduanita disaat melakukan pentas.  Ale-Ale Pade Paran ini berada di Desa Bengkaung. Satu Desa yang bisa dikatakan Desa “Pedalaman” yang bernaung di Kecamatan Batulayar, namun masih eksis serta lekat dengan keseniannya hingga sekarang dan dikenal masyarakat. 

Penduduk Desa yang kebanyakan orang mengenalnya sebagai penghasil, Tuak (air aren), dan gula merah ini patut diperhitungkan, jika kita berbicara kesenian. Biasanya pada saat-saat Peringatan Hari Besar, alat musik yang dimotori oleh Aji ini tak jarang ditampilkan. Meskipun baru berusia 5 tahun, musik yang diasuh sebelumnya oleh Budi ini masih eksis hingga berpindah tangan kepada Aji. Musik Ale-Ale Pade Paran menjadi salah satu andalan masyarakat Desa Bengkaung. Ale-Ale ini kerap tampil  pada acara seperti perkawinan, peresmian gedung dan lainnya. Pada event-event tersebut seringkali Ale-Ale ini menjadi penghibur mereka. Dan kesenian Ale-Ale Pade Paran ini tidak menjadi sekedar pelipur di wilayah sendiri, tetapi juga sering melalukan show-show jika ada permintaan atau undangan.

Kesenian Desa Batulayar



Setelah adanya pemekaran, kini Kecamatan Batulayar memiliki 9 (sembilan) Desa, sebelumnya terdiri dari 6 (Desa). Warna budaya yang di dalamnya memuat berbagai kesenian dari masing-masing Desa yang ada di wilayah ini biasanya terlihat pada event-event tertentu. Festival Senggigi, Kegiatan 17 Agustus, pada Hari Ulang Tahun (HUT) Lombok Barat dan pada acara-acara perkawinan di masing-masing Dusun. Salah satu bentuk kesenian yang ada di wilayah Kecamatan berada di Desa Batulayar di Dusun Tanah Embet. Dusun Tanah Embet memiliki “Dharma Bhakti”.  Kesenian yang digawangi oleh Made Andriana ini berdiri sejak tahun 2002 silam, demikian menurut hasil bincang-bincang penulis dengan salah seorang tokoh dari Dusun Tanah Embet.
Kesenian Dharma Bhakti ini ternyata tidak sekedar menjadi penghibur di kandang sendiri atau konsumsi Dusun sekitar, namun juga sering dipentaskan untuk keperluan-keperluan Hotel Berbintang, terutama hotel-hotel yang berada di wilayah Senggigi dan sekitarnya. Kesenian ini tidak hanya memiliki sekedar alat-alat musik, seperti gendang dan lainnya, namun juga lengkap dengan “Barong”. Hanya saja jenis “Barong” yang dimiliki oleh anak asuh Made Andriana ini ada kurang lebih 2 tahun. 
Nampak pada gambar bahwa kesenian Dharma Bhakti yang terletak di Dusun Tanah Embet ini merupakan khas dan budaya Hindu. Budaya Hindu-Bali yang menjadi akesesories penari dan barong sangat lekat.  Inilah Barong dan penari Dusun Tanah Embet Desa Batulayar sedang melakukan atraksi di depan umum pada acara Festival Senggigi 2010.

Rabu, 11 Mei 2011

Keadaan Desa Meninting

Desa Meninting

Kompleksnya permasalahan di Desa Meninting Kecamatan Batulayar Pasca Pemilihan Kepala Desa membuat Camat Batulayar Drs. Mujithaidin mengambil tindakan tegas. Beberapa hari kemarin Drs. Muhammad Nur selaku Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Meninting dengan tanpa dosa melantik H. Iskandar Zakaria untuk memangku jabatan Kepala Desa. Sementara Kepala Desa syah Desa Meninting yang terpilih pada tanggal 7 Nopember 2010 silam masih diragukan, alasannya sangat sederhana yaitu adanya kecurangan dalam pemilihan (penggelembungan suara).
Drs. Mujitahidin selaku Camat Batulayar merasa gerah dengan tindakan oknum-oknum  tersebut yang tak kunjung clear. Tadi pagi Pak Camat terpaksa melayangkan surat yang dialamatkan ke Bupati Lombok Barat Cq. Sekretaris Daerah Lombok Barat. Dengan nomor surat 280/ 225/ CAM-BL/ V/ 2011 perihal Laporan Kondisi Desa Meninting, di dalamnya memuat pernyataan keras. Pernyataan Pemecatan dengan Tidak Hormat atas Ketua BPD Desa Meninting pun telah sampai ke Kabupaten Lombok Barat.
Beberapa alasan pemecatan tersebut antara lain:
1.      Pelantikan yang dilakukan oleh M. Nur selaku Ketua BPD, tidak diketahui dan tanpa memperoleh izin dari instansi terkait atau pihak yang berwenang
2.      PLT atas nama H. Iskandar yang dilantik oleh Ketua BPD tidak mendapat dukungan dari masyarakat Meninting
3.      Memperlancar administrasi dan pelayanan Desa
4.      Ketua BPD diclaim telah melanggar etika biroksrasi dan menyalahi tugas pokok dan fungsinya serta melampaui kewenangannya.
Itulah beberapa alasan pemecatan Ketua BPD, M. Nur dalam surat yang ditanda tangani langsung oleh Camat Batulayar.

Kegiatan PNPM Kecamatan Batulayar

Pertemuan Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM) Kecamatan Batulayar menggelar  rapat yang dihadiri oleh 5 (lima) Warga Negara Asing (WNA). Kelima tamu undangan Mancanegara tersebut merupakan Utusan Bank Dunia. Rapat yang digelar sejak pukul 9.00 Wita tersebut menyita waktu kurang lebih dua jam guna membahas Pelaksanaan GSC.
Rapat yang langsung dipimpin oleh Kepala Seksi Pemberdayaan Desa (PMD) Kecamatan Batulayar, H. MM. Zakaki tersebut melibatkan hampir seluruh anggota PNPM dari desa. Terlihat hadir pula Ketua PNPM Desa Batulayar, H. Ahmad Mahyun, nampak serius dalam mengajukan aspirasi dan ide pada saat-saat sesi tanya jawab dengan.
Tak banyak yang dikomentari oleh para tamu Luar Negeri saat itu. Namun dari bahasa yang dapat kami tangkap, bahwa semua program guna memajukan masyarakat, lebih-lebih masyarakat yang memiliki taraf eknomi menengah ke bawah mereka sangat mendukung. It's Good programs, katanya di sela-sela pertemuan.


Pondok Pesantren ISHMU Rapat Lagi


Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Senteluk Kecamatan Batulayar kembali mengagendakan rapat. Rapat yang digelar pada pukul 10.00 Wita tersebut dihadiri langsung oleh Pimpinan Yayasan, TGH. Ahmad Zakaki. Undangan rapat yang disebar melalui pesan singkat/ message membahas beberapa point penting, terutama menyangkut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sekolah, dan yang tertinggal adalah masalah Penerimaan Santri dan Santriwan Baru.
Rapat yang dipimpin oleh Kepala Madrasah Tsnanwiyah tersebut berdurasi 2 jam. Diskusi para dewan guru, baik dari pihak Madrasah Tsnawiyah maupun Madrasah Aliyah berlangsung a lot. Terutama menyangkut strategi penerimaan siswa baru. Di sini, para dewan guru yang bernaung dibawah Ishlahul Muslimin setidaknya memiliki andil dalam menggaet siswa. Dengan bahasa yang sangat sederhana, guru dituntut untuk selalu bersosialisasi atau sebagai promoter siswa baru di tempat tinggal mereka. Terasa berat memang, apalagi bagi guru yang jarang turun ke masyarakat, tuntutan itu menjadi sebuah tantangan mental. Rasa kaku dan keki menjadi satu. Yang penting kita sudah berusaha, , apalagi sekarang sekolah sangat banyak, jadi anak pun merasa bingung, sekolah mana yang akan dipilih sebagai tempat belajar, demikian lontaran salah satu guru sebelum rapat ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Ketua Yayasan.

Mundurnya Kepala Desa Persiapan Pusuk Lestari


Apa yang terjadi jika dalam suatu organisasi tidak memiliki seorang pemimpin..? Kita bisa membayangkan konflik atau permasalahan yang akan mencuat ke permukaan tidak akan pernah bisa diselesaikan. Artinya, orang yang harus bertanggung jawab dalam organisasi tersebut harus dicarikan solusinya atau penggantinya. Terkait dengan surat keputusan Pengunduran diri Kepala Desa Persiapan Pusuk Lestari Kecamatan Batulayar.  Kepala Desa Pusuk Lestari atas nama Abdul Hamid, S. Pd.I , mundur dari jabatannya. Alasan yang menjadi pemicu mundurnya orang nomor satu di Desa Persiapan tersebut karena ingin melanjutkan profesinya, yaitu sebagai tanaga pendidik.
Surat yang dilayangkan ke Kantor Kecamatan Batulayar pada tanggal 3 Mei 2011 pun telah direspon oleh pemerintah Kecamatan, tentunya dengan telah melakukan koordinasi seperti rapat dengan Camat, Kepala Dusun, BPD, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Wanita setempat telah mencapai titik terang. Desa yang nota bene pemekaran desa Lembahsari tersebut menunjuk Penjabat sementara guna memperlancar administrasi di Desa. Secara aklamasi dan setelah mengadakan rapat atas nama Junaidi terpilih untuk menjabat Kepala Desa Persiapan Pusuk Lestari dalam masa 6 (enam) bulan, sembari menunggu Keputusan tentang Pemilihan Kepala Desa secara definitive.

Rabu, 04 Mei 2011

Salman dan Kompor Hock


Kebakaran….. kebakaran…..kebakaran teriak salah seorang warga terdengar dari kejauhan. Suara wanita beranak dua tersebut mengundang perhatian warga sekitar, tetangga dan orang yang sedang lalu-lalang di jalan. Tak lama kemudian, orang-orang sudah mengerumuni rumah Salman. Dari dekat terlihat asap sedang mengepul di atas genteng rumah yang dihuni oleh seorang kakek tua. Sore itu, sekitar pukul 17.15 Mr. Je, yang tengah berbaring sejenak usai pulang kerja pun terbangun dengan suara hiruk-pikuk warga yang sedang panic melihat empulan asap yang semakin lama semakin banyak.
Kebakaran ya, tanya salah seorang dengan suara berbisik, mana pemilik rumahnya…? Ada yang mengatakan bahwa pemilik rumah sedang tidak ada di tempat. Tadi saya lihat dia belanja, sahut salah seorang. Tetangga korban pun mulai gusar dengan asap yang bergelimang sore itu. Warga sudah berkumpul menyiapkan air, timba, untuk menyiram api. Sayang, untuk memasuki rumah yang sedang dikerumuni mengalami kesuluitan untuk masuk dikarenakan terkunci oleh pemilik.
Orang sekitar termasuk tertangga pun mulai gusar. Ada yang mau merusak pintu rumah kakek tua itu, ada pula yang mau merobek jendelanya dengan parang, ditakutkan kebarakan akan menjadi hebat hingga merugikan banyak orang pihak.
Selang beberapa saat, salah seorang warga berhasil menjebol jendela rumah kakek Salman dengan parang yang dibawanya. Tanpa berpikir panjang, pemuda yang berdekatan rumah dengan korban meloncat melalui jendela dan memeriksa apa yang ada di dalam rumah. Setelah keluar, pemuda yang tadi tergesa-gesa meloncat lewat jendela tersebut, tertawa sambil menenteng sebuah kompor Hock. Ternyata kakek Salman sedang memasak air, yang tengah mencapai 2000 C akhirnya membakar bagian bawah kocor hingga yang menyebabkan genteng rumahnya berkerumunan asap. Tetangga pun menyangka bahwa rumah itu sedang kebakaran. Tertipu dech…. Warga pun pada tertawa dengan kejadian itu. Beberapa saat menjelang bubaran dari rumah korban, terlihat korban sedang menuju rumahnya, warga yang melihat kehadiran kakek Salman menyambut dengan senyuman, ada pula yang meledek. Saya sedang masak air, lalu saya tinggal belanja, timpal sang Kakek setelah ditanya oleh warga.
Sekedar saran ne, hati-hati bila kita meninggalkan rumah apalagi dengan membiarkan kompor sedang menyala. Sebelum meninggalkan rumah, terlebih dahulu dikontrol agar jangan menimbulkan hal yang bersifat negative yang akhirnya menyebabkan kita dan orang lain mengalami kerugian.

Selasa, 03 Mei 2011

PERPISAHAN KELAS XII MA ISHLAHUL MUSLIMIN SENTELUK


Acara perpisahan yang dirangkaikan dengan do’a dan dzikir bersama siswa dan siswi kelas XII Madrasah Aliyah Ishlahul Muslimin Senteluk Kecamatan Batulayar berlangsung sesuai rencana. Acara yang dikomandoi oleh Saiful Bahri tersebut tidak sekedar melibatkan guru-guru Madrasah Aliyah, melainkan guru dan kepala Madrasah Tsnawiyah kecipratan rezeki.
Acara syukuran yang digelar di Dusun Batulayar Desa Batulayar Barat, Senin, pukul 11.00 Wita itu menghadirkan pula Pendiri Yayasan Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin, TGH. Ahmad Zakaki. Hadir pula Drs. Sanusi selaku Komite Yayasan, Ehsan Husni, S. Pd. I selaku pimpinan Madrasah Aliyah, L. Ramlan Yani, S. Pd selaku Wakil Kurikulum Madrasah Aliyah, Muhamad Juaini Muhtar, S. HI yang bertindak selaku Humas Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Senteluk, dan Eny Kuriniawati selaku Wali Kelas XII MA pun tak ketinggalan.
Kegiatan ini digelar sebagai wujud syukur setelah mereka menjalani Ujian Nasional yang berlangsung 2 pekan sebelumnya, dan tanda terima kasih mereka selama mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin, demikian ungkapan Ketua Panitia dalam sambutan awalnya. Tak terlalu banyak hal yang special dalam acara tersebut, hanya saja tempat acara yang selenggarakan diapit oleh Villa-Villa mewah, di bukit Batulayar, dengan flora indahnya wilayah Batulayar.
Acara yang digelar di rumah salah seorang siswi tersebut menyita waktu kurang lebih 2,5 jam. Syukuran diakhri dengan do’a yang langsung dipimpin oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin, beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Islam Kecamatan Batulayar. Seusai melaksanakan Shalat Zhuhur berjamaah, hadirin pun membubarkan diri.

Senin, 02 Mei 2011

Peringatan Hardiknas di Kecamatan Batulayar


Batulayar
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) di halaman Kantor Camat Batulayar berlangsung aman, hanya saja terlihat kurang persiapan. Acara peringatan kelahiran pahlawan pendidikan yaitu Ki Hadjar Dewantara ini sempat tertunda beberapa saat disebabkan adanya sedikit gangguan teknis. Apel yang dijadwalkjan pukul 07.30 tersebut mengulur hingga pukul 08.00.
Nampak keterburu-buruan panitia pelaksana dalam event tahunan tersebut. Dalam hal ini pemerintah kecamatan telah berbuat dalam memfasilitasi, baik tempat, sound system, mimbar, pengerek bendera, dan lainnya, hanya saja penanggungjawab dalam hal ini ada instansi yang seharusnya berperan aktif dalam mengkoordinasikan, dan mengkomunuikasikan bagaimana acara digelar.
UPTD Dikpora Kecamatan Batulayar terkesan kurang respect terhadap acara peringatan Hari Pendidikan Nasional ini. Pasalnya, Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Batulayar, Burhanudin, S. Pd, pun menyayangkan sikap Kepala UPTD Dikpora yang kurang melakukan koordinasi terlebih dahulu. Ini moment pendidikan yang segalanya berada di bawah bendera UPTD Dikpora.  Semoga peringatan-peringatan Hari Pendidikan di tahun-tahun berikutnya tidak terkesan mengecewakan. 

Minggu, 01 Mei 2011

HARDIKNAS; Napak Tilas Perjuangan Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional

 
Jika ada pertanyaan, Siapakah Bapak Pembangunan kita, jawabannya tentu Soeharto. Tetapi, kalau berbicara tentang pendidikan, siapa yang tak kenal dengan Ki Hadjar Dewantara. Suwardi Suryaningrat, inilah nama asli dari Ki Hadjar Dewantara. Lahir tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal pada 26 April 1959. Ini merupakan sekilas riwayat Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Ungkapan Ki Hadjar Dewantara yang hingga kini masih terngiang di telinga; ing ngarso sing tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani. Atau secara sederhana dapat diartikan; di depan memberi contoh, di tengah membangkitkan kreativitas, dan di belakang memberikan pengawasan. Begitu pentingnya arti pendidikan bagi manusia, khususnya bagi rakyat Indonesia yang masih dalam tekanan colonial membuka mata hati Ki Hadjar Dewantara untuk berbenah, bagaimana agar Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak, bermutu, dan bermanfaat bagi kehidupan.  
Imbas dari penjajahan di masa colonial Belanda dan Jepang bagi Indonesia sangat terasa di semua sector kehidupan. Kehidupan yang begitu keras, penuh penuh perjuangan, di tengah-tengah itulah Ki Hadjar Dewantara hadir sebagai juru selamat dalam dunia pendidikan, pada akhirnya menjadi modal utama perjuangan rakyat. Tiada lain adalah pendidikan. Dengan pendidikan kita mengetahui semuanya, dunia bahkan. Dengan bekal pendidikan yang didasarkan pada semangat nasionalisme, patriotisme, dapat membangun jati diri bangsa sebagai manusia yang merdeka, bebas, bermartabat, dan disegani bangsa lain.
Usaha yang Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan bagi rakyat tidaklah mudah. Ide dan pemikirannya pun menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan hingga sekarang. Dengan bahasa yang mudah dimengerti dapat dikatakan bahwa Ki Hadjar ingin membebaskan dan mengeluarkan rakyat dari kebodohan, ketertinggalan hingga lepas dari semua bentuk penjajahan.
Lalu bagaimana dengan sistem pendidikan sekarang? Apakah sama visi dan misi Ki Hadjar Dewantara tersebut telah terwujudkan dalam dunia nyata. Kompleksnya masalah yang tengah melanda bangsa, dari masalah kutu-gajah, apakah karena alasan pendidikan juga...? Sebuah pertanyaan yang sangat mendasar “Apakah bangsa ini masih membutuhkan Ki Hadjar-Ki Hadjar Dewantara lagi...?

Setiap tanggal 2 Mei seolah menjadi sebuah lambang bagi Ki Hadjar Dewantara. Fantastik. Meskipun diakui banyak cendia pada era tersebut, penulis merasakan belum “meng-Ki Hadjar”. Tanggal 2 Mei seakan mengarahkan kita untuk menjadi manusia, bangsa, rakyat, atau masyarakat yang cerdas, pandai, terlepas dari kebodohan, ketertinggalan, dan berwibawa di mata dunia. Thus, ketika masyarakat Indonesia bisa mencapai target atau dapat mewujudkan visi dan misi yang diidamkan oleh Ki Hadjar Dewantara, berarti makna kalimat; ing ngarso sing tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani, telah terwujud. Wallahu’ ‘alam.