Senin, 07 Januari 2013

LOMBA BURUNG KECIAL



Burung merupakan salah satu ciptaan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan suaranya yang indah nan merdu, binatang ini hadir di alam dengan variasi, suara, jenis, tak kecuali namanya. Di kalangan masyarakat Sasak khususnya, tak aneh bila kita menyebut atau ada yang dinamakan dengan burung “Kecial”. Burung berbadan mini ini pun sering kita perhatikan, hinggap pada dahan atau ranting-ranting pepohonan. Jika mendengar lomba pacuan Kuda dan Barapan Kerbau, itu sudah biasa. Berbeda dengan lomba binatang terbang yang satu ini, lomba suara burung. Jika burung menang dalam sebuah lomba atau kompetisi, harganya bisa meroket, bahkan mencapai puluhan juta rupiah. Tidak hanya itu yang menjadi kelebihan burung. Burung juga akan diburu oleh para peminat atau peternak.

Di wilayah Batulayar, perlombaan suara burung ini masih eksis. Biasanya lomba diadakan pada hari-hari libur, Minggu sore atau pagi. Penggemar burung pun tak tanggung-tanggung mendaftarkan burungnya untuk ikut berpartisipasi. Dengan harga pendaftaran senilai Rp. 5000 (lima ribu rupiah), burung peliharaan sudah bisa ikuti lomba, ada tim penilai juga  sich yang berfungsi mencatat berapa kali burung berkicau atau lamanya kicauan burung menjadi nilai tambahnya.
Semakin lama atau panjang kicauan menjadi perhatian para juri untuk memberikan nilai dan pada akhirnya bisa menyimpulkan burung siapa yang berhak atau keluar sebagai pemenang. Marzuki salah seorang penggemar dan pemelihara burung mengatakan; biasanya hadiahnya ayam jantan, uang, atau kambing jika kompetisinya besar.
Tak kurang dari 25 burung kecial yang dipajang di rumah Ishak untuk mengikuti lomba. Dengan berbagai jenis sangkarnya yang menarik menambah daya jual burung, apalagi sampai mendapat peringkat terbaik atau juara. Orang yang tidak pernah sama sekali melihat lomba suara burung Kecial mungkin akan bingung bagaimana system lomba, termasuk pengambilan nilainya. Namun itu tidak membingungkan orang yang telah biasa dengan binatang peliharaannya sendiri. Dia bisa mengenal suara burung yang dimilikinya dengan baik.
Wasit yang memimpin pertandingan suara burung kecial ini pun tak gampang. Mereka benar-benar diseleksi dan diketahui oleh panitia akan kapasitas dan kegemarannya (ahli) dalam bidang suara burung. Ini bukan hal yang aneh, hanya saja lomba suara burung ini tidak bertaraf nasional sebagaimana lomba-lomba lainnya. Lomba ini masih bersifat kampong, disamping itu oleh kebanyakan peternak atau pemelihara, bila ada lomba dijadikan sebagai hiburan dan ajang silaturrahim sesame penggemar burung.