Memeriahkan bulan Maulid Nabi
Muhammad SAW dengan berbagai acara sudah menjadi tradisi suatu masyarakat.
Hanya saja, dalam memperingati Maulid Nabi tersebut hingga kini masih terlihat
perbedaan. Perbedaan terletak pada hari jatuhnya perayaan pada masing-masing
tempat atau daerah. yang biasanya diacarakan dengan ritus serta acara-acara
keagamaan lain. Khataman al-Qur’an, dzikir, selakaran, ceramah agama, ngurisan
atau mencukur rambut anak dan lain-lain sebagainya. Semua ini biasanya digelar
di sebuah masjid.
Rangkaian acara Maulid tidak terhenti
pada aktivitas masyarakat di dalam masjid yang bersifat religious. Acara yang
tak kalah seru biasanya terlihat di tempat-tempat umum atau tanah lapang yang
ada di dalam sebuah Dusun. Berbagai macam atraksi serta lomba yang dijadikan
sebagai hiburan dipertontonkan. Lomba Panjat Pinang (Jurakan), lari karung,
tarik tambang, sendok kelereng, bola dangdut dan masih banyak lagi jenis lomba
yang mengundang perhatian banyak pihak.
Dalam gambar dapat diperhatikan
tradisi penutup rangkaian Maulid di salah satu Dusun di Desa Batulayar Lombok
Barat. Tarik tambang misalnya. Lomba jenis ini kerap dimainkan oleh lima sampai
enam orang untuk saling adu kekuatan. Pada peringatan Maulid lomba jenis ini
kerap menjadi tontonan menarik. Para pemuda sangat antusias saat menarik tali,
apalagi jika lomba dihiasi oleh bunga-bunga desa yang ikut menjadi penyemangat.
Karena menguras tenaga, tak heran
lomba ini sering berakibat fatal atau menimbulkan cedera kontestan. Tangan bisa
menjadi lecet, luka, bahkan pada gambar terlihat salah seorang pemuda tengah
pingsan setelah kehabisan tenaga. Ternyata, tarik-tambang bahaya juga. Kali aja
pesertanya belum makan.