Jumat, 15 April 2011

BATULAYAR in CONFLICT

 

Batulayar merupakan salah satu Kecamatan yang dilingkupi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat. Wilayahnya meliputi 6 (enam) Desa yaitu; Desa Sandik, Meninting, Batulayar, Senteluk, Senggigi dan Desa Lembahsari. Namun pada tanggal 23 Maret 2011, wilayah Batulayar melebar menjadi 9 (sembilan) Desa setelah adanya pengukuhan Desa persiapan. Adapun Desa-desa tambahan tersebut antara lain; Desa Batulayar Barat (sebelumnya Desa Batulayar), Desa Pusuk Bengkaung dan Desa Pusuk Lestari.
Kalau kita berbicara Aset atau Pendapatan Asli Daerah (PAD), Batulayar mungkin pantas dinomor-satukan. Pasalnya, icon pariwisata terbesar di Kabupaten Lombok Barat dibawah bendera Batulayar. Namun apa yang sedang terjadi sekarang, conflict berkepanjangan di Batulayar merebak bak jamur di musim hujan. Hilang satu tumbuh seribu. Begitulah realitas Batulayar. Problematikanya hampir tidak pernah tuntas, dan itu sebuah PR.
Permasalahan-permasalahan dari level kecil, menengah, hingga yang paling caliber pernah dihadapi oleh siapa saja yang pernah singgah di Batulayar. Yang dapat penulis tangkap dari beberapa konflik yang bermunculan di Batulayar adalah; Tanah Pecatu Dusun Kongok Desa Meninting, Pilkades Meninting, Pemekaran Desa Batulayar, rencana pembangunan Sekolah Salafi di Dusun Batulayar, hingga Permasalan (conflict) antar Café pun ambil bagian.
Besok, Minggu 17 April 2011 merupakan Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-53 Kabupaten Lombok Barat diisukan bahwa Apel Perayaan tersebut akan diwarnai oleh Demo. Demo yang akan digelar besok “hampir bisa dipastikan” terjadi dengan adanya surat yang dikirim pada hari Kamis tanggal 14 April 2011. Demo yang ketiga kalinya dilakukan oleh Masyarakat Desa Batulayar Induk guna meminta tuntutan yang hingga kini belum terselesaikan secara pasti.