Rabu, 20 April 2011

BATULAYAR DEMO LAGI

 
 
Kalau kita berbicara SAPTA PESONA, Kecamatan Batulayar memilikinya. Ramainya kunjungan wisata ke Makam Batulayar, Indah dan sejuknya pantai Senggigi hingga Mangsit sudah biasa terdengar, tidak hanya dirilis oleh media local saja, melainkan menarik minat wisatawan local maupun mancanegara.  Namun apa yang ada di balik pesona Batulayar itu menjadi focus bahasan kali ini. 
Kisruhnya wilayah yang sedang dipimpin oleh Drs. Mujitahidin ini, hampir belum menemukan benang merah. Agenda demo alias tuntutan masyarakat tak pernah terhenti. Demonstrasi kembali terjadi hari ini. Penyampaian aspirasi masyarakat Batulayar Induk yang sebelumnya direncanakan saat Peringatan Hari Ulang Tahun ke-53 Kabupaten Lombok Barat yang jatuh pada Minggu 17 April beberapa hari yang lalu meledak 3 hari setelahnya. Kali ini masyarakat yang dikerahkan untuk menemui orang nomor satu di Batulayar berjumlah lebih besar dari demo-demo sebelumnya. 
Kedatangan masyarakat yang dikawal langsung oleh Kepala Desa terpilih (H.M. Nur Taufiq) pada 10 Januari 2011, sempat ricuh di Kantor Camat Batulayar. Mereka meminta Camat untuk untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di wilayah Batulayar yang terkait masalah batas wilayah dan tuntutan pemekaran desa dibatalkan. Beberapa aksi yang dilakukan oleh masyarakat, seperti memblokir jalan, dan sempat kejar-kejaran dengan aparat, hingga mempersiapkan peralatan untuk menyegel Kantor Camat Batulayar. Imbasnya, pelayanan masyarakat sejak tadi pagi diminimalisir
Berbagai cercaan, ungkapan tidak senonoh terhadap Camat, Drs. Mujitajidin tak dapat dihindarkan. Sayangnya, pendemo yang berdatangan sejak jam 10 pagi, belum menemui Camat dikarenakan menghadiri acara di tempat terpisah. Sekitar pukul 13:00 Wita Drs. Mujitahidin tiba dan dengan kawalan ketat dari aparat Kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lombok Barat, Satuan Brimob, dan unsure-unsur lainnya.
Di tempat terpisah, masyarakat meninting tak ketinggalan berdemo. Dengan tuntutan yang sama, mereka menuntut Kades Terpilih (Mahnan Harianto) segera mundur dari jabatannya. Dikabarkan pendemo juga sempat memblokir jalan raya setempat (em-geee).