Di Kecamatan Batu Layar
Lombok Barat tepatnya di daerah Sandik terdapat Taman Kota Sandik. Bagi Anda
“mungkin” yang belum mengenal daerah Sandik, dari arah Ampenan menuju jalur
Senggigi, tepatnya di perempatan Desa Meninting belok kanan. Kurang lebih 1 KM
menuju timur atau persisnya bersebelahan dengan BTN Sandik Indah. Berbeda
ketika Anda berangkat dari jalur Rembige-Tanjung, pasnya di seberang perempatan
Pasar Lendang Bajur Kecamatan Gunung Sari belok kiri. Ya, kurang lebih 3 KM di
sebelah kiri jalan Anda akan menemukan Taman Kota Sandik.
Terkait dengan keberadaan
Taman Kota Sandik, dikarenakan keterbatasan informasi, hingga kini penulis pun
belum pernah mendengar taman tersebut diresmikan. Kerapian dan kesempurnaan
taman juga belum terlihat mungkin saja hal ini yang membuat pemerintah belum
mensosialisasikannya ke khalayak.
Hingga coretan ini muncul,
penulis di saat jalan-jalan menggunakan sepeda motor bersama keponakan, melihat
beberapa remaja-remaji, ibu-ibu yang membawa anaknya sekedar duduk-duduk
nongkrong di pinggir pagar taman. Pemuda-pemudi yang ada di sekitar taman
terlihat sedang ngobrol, selfi-selfi dan ditengah kerumunan mereka terdapat
lelaki ukuran usia 35 tahun sedang menata pinggir taman, membersihkan
sampah-sampah yang berserakan. Nampak di taman tersebut masih diisi oleh warga
sekitar.
Terbersit dalam pikiran
ketika kita berbicara atau berasumsi taman. Sudah jelas, taman tempat bermain,
bersantai dengan sahabat, anak-anak atau sekedar tempat menunggu jika ada
janjian, menunggu atau ketemuan bagi mereka yang tengah menjalin kasih. Taman
memang salah satu pilihan yang asyik untuk menunggu atau bahkan jadian. Kalau
diumpamakan misalnya, terlihat di Kota Mataram Taman Udayana, Taman
Sangkareang, yang dijadikan tempat santai bagi para penikmat dan penghabis
waktu luang. Apalagi di saat-saat liburan, moment di taman semakin marak.
Di wilayah Batu Layar
sebagaimana dimaklumi, dikenal beberapa tempat santai atau menghabiskan waktu,
meski bukan sebutannya taman. Pantai Senggigi, Batu Layar, Kerandangan, dan
lain-lain sebagai tempat untuk berlibur. Namun semua itu intinya tempat
bersenda gurau dengan orang-orang dekat atau orang-orang tercinta.
Di tengah sulitnya
penghidupan (inflasi mata uang), maraknya kriminil yang hampir ditayangkan
media setiap saat, lapangan pekerjaan yang ada (menuntut skill) atau pendidikan
yang memadai pemerintah berupaya memajukan atau memarakkan hal-hal yang
bernuansa ekonomi-pendidikan ke depan. Setidaknya bisa dijadikan sebagai tempat
latihan, apa pun istilahnya, BLK, tempat kursus, dan lain-lain.
Kriminal seperti pencurian
dan perampokan sebagaimana disaksikan beralasan ekonomi mungkin 97%. Si A
ditangkap mencuri Ayam disebabkan karena tidak memiliki pekerjaan, pendidikan
rendah. Itu alasan ketika berhadapan dengan penyidik. Pemerintah berupaya
memajukan, membangun daerah ke arah yang lebih baik. Di satu sisi, ada hal-hal
darurat yang seharusnya lebih diutamakan. Penyediaan lapangan pekerjaan, tempat
pelatihan yang mampu menampung generasi, merubah pola pikir mereka ke arah yang
lebih positif dan membangun.
Barangkali dengan memilih
cikal-bakal lapangan pekerjaan atau sejenisnya hal-hal yang meresahkan
masyarakat seperti perampokan, penyamunan, pencurian lebih sedikit terbendung.
Masyarakat lebih welcome, lebih nyaman menikmati hidup ketika tidak ada
permasalahan yang mengganggu kehidupan mereka.