Jika masyarakat Dusun
Orong sibuk mengantisipasi bencana yang disebabkan oleh rusaknya Taludan Kali,
berbeda dengan masyarakat Dusun Teloke Lauk Desa Batulayar yang tengah
membangun gudang inventaris masjid. Banyaknya barang yang dijadikan iventaris
di Masjid Dusun Baitullah Dusun Teloke Lauk membuat gudang barang yang
sebelumnya difungsikan menjadi tak dapat menampung lagi.
Melihat kondisi yang
demikian, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta remaja masjid
segera mengambil langkah baru. Setelah mendapat himbauan, arahan, serta saran,
masyarakat sepakat untuk mengeluarkan dana untuk membangun gudang baru sebagai
tempat inventaris barang yang selama ini disimpan di masjid Baitullah. Jumlah
dana yang dikeluarkan pun tidak memaksa bervariasi. Jika masyarakat memiliki
pekerjaan yang mapan, mereka dikenakan Rp. 50000 (Lima puluh ribu rupiah). Sedangkan
yang masih pas-pasan masyarakat dibebankan cuma Rp. 25000 (Dua puluh lima ribu)
untuk menyokong bangunan yang akan dikerjakan.
Sudah dua hari ini,
masyarakat utamanya ibu-ibu, diberikan tugas untuk mengangkut pasir dari kali
terdekat. Berbeda dengan kaum Adam yang diprioritaskan untuk melayani tukang;
mengangkat semen, menggali, dan sebagainya. Suasana kampong dengan tradisi
gotong-royong, kebersamaan, sangat terlihat kental di masyarakat lingkungan
Desa Batulayar ini.
Gudang ini dibuat
dikarenakan gudang sebelumnya sudah tidak dapat menampung lagi barang-barang
milik masjid. Kini di depan masjid ada dua gudang yang tersedia sebagai tempat
untuk menyimpan barang atau kebutuhan sewaktu-waktu. Untuk diketahui, di Dusun
Teloke Lauk Desa Batulayar ini, inventaris barang sangat banyak yang
sewaktu-waktu dapat dipinjamkan jika ada masyarakat yang membutuhkan. Beragam jenis
barang yang akan dipindahkan seperti; perpustakaan, piring, gelas, genset, serta
beberapa perabotan rumah tangga sangat lengkap dimiliki oleh Masjid Baitullah
Dusun Teloke Lauk Desa Batulayar. Tak jarang, jika ada warga yang membutuhkan
barang seperti piring, nampan, dan sejenisnya untuk keperluan pernikahan, warga
tersebut tinggal menghubungi petugas yang masjid untuk meminjam barang. Itu dengan
catatan, bila barang hilang/ rusak mereka siap untuk bertanggung jawab,
demikian cerita Ketua Remaja Masjid Baitullah, H. Anshari.
Itulah yang mendasari kesadaran
masyarakat untuk selalu ikhlas, giat mengikuti aktivitas-aktivitas seperti bergotong-royong
dikarenakan kemudahan yang didapat dari rasa kebersamaan dan untuk tetap saling
menghargai. Semoga tulisan ini menjadi motivasi bagi yang lainnya.