Senin, 17 Maret 2014

RENCANA PEMBANGUNAN TAMAN AL-QUR'AN DI BATULAYAR

Rencana Pembangunan Monumen al-Qur’an dan Taman Kabupaten Lombok Barat yang berlokasi di daerah Sandik Kecamatan Batulayar segera akan diwujudkan. Hal tersebut setelah pemerintah melakukan koordinasi dengan para instansi terkait lingkup Lombok Barat dan Pemerintah Kecamatan Batulayar. Menurut cerita salah seorang warga, misi dibangunnya Monumen al-Qur’an dan Taman Kabupaten tersebut untuk mengimbangi kehidupan malam yang penuh glamour di daerah pariwisata Senggigi dan sekitarnya. Diakui, implikasi dari glamournya Senggigi sangat terlihat drastic bagi keberlangsungan peradaban di Batulayar dan sekitarnya dan sebagai salah satu terobosan untuk mengimbangi warna Pariwisata di Batulayar.
Saat dikonfimasi, Azis mengatakan jika pembongkaran yang dilakukan tersebut telah diberikan peringatan jauh hari sebelumnya namun tidak diindahkan. Menurutnya, satu bulan diberikan tenggat waktu untuk tidak menempati lagi lokasi yang rencananya akan dibangun Monumen Al-Qur’an dan Taman Kota Kabupaten Lombok Barat tersebut. Rencana pembangunan sekitar bulan April dan diperkirakan akan selesai pada bulan Ramadhan untuk ditempati, begitu urai Azis di lokasi.
Enam orang yang memiliki bangunan di eks tanah pecatu tersebut langsung memindahkan barang-barang mereka. Memang, jenis bangunan yang didirikan di lokasi terlarang tersebut tidak terlalu permanent alias masih menggunakan bahan dari bamboo sebagai badan bangunan. Hal tersebut yang memudahkan petugas untuk membongkar. Di samping petugas, ada beberapa beberapa bangunan lagi yang dibongkar oleh pemiliknya sendiri. Di sela-sela pembongkaran bangunan, sempat terjadi adu mulut antara petugas dengan warga yang menempati daerah terlarang tersebut, meski demikian aparat tetap menjalankan tugasnya untuk melakukan penertiban.
Bangunan ini sejak didirikan tidak fungsikan. Melihat daerah lowong, masyarakat menempatinya. Semasa menjabat Kepala Dusun, memang ada beberapa warga yang mengaku diberikan izin tinggal di sana, mereka menunjukkan surat-surat, namun semuanya saya robek setiap datang membawa surat tersebut ke Kantor Desa, demikian cerita Kades Sandik tersebut di lokasi.