Rencana
Pembangunan Monumen al-Qur’an dan Taman Kabupaten Lombok Barat yang berlokasi
di daerah Sandik Kecamatan Batulayar segera akan diwujudkan. Hal tersebut setelah
pemerintah melakukan koordinasi dengan para instansi terkait lingkup Lombok
Barat dan Pemerintah Kecamatan Batulayar. Menurut cerita salah seorang warga,
misi dibangunnya Monumen al-Qur’an dan Taman Kabupaten tersebut untuk
mengimbangi kehidupan malam yang penuh glamour di daerah pariwisata Senggigi
dan sekitarnya. Diakui, implikasi dari glamournya Senggigi sangat terlihat
drastic bagi keberlangsungan peradaban di Batulayar dan sekitarnya dan sebagai
salah satu terobosan untuk mengimbangi warna Pariwisata di Batulayar.
Saat
dikonfimasi, Azis mengatakan jika pembongkaran yang dilakukan tersebut telah
diberikan peringatan jauh hari sebelumnya namun tidak diindahkan. Menurutnya,
satu bulan diberikan tenggat waktu untuk tidak menempati lagi lokasi yang
rencananya akan dibangun Monumen Al-Qur’an dan Taman Kota Kabupaten Lombok
Barat tersebut. Rencana pembangunan sekitar bulan April dan diperkirakan akan
selesai pada bulan Ramadhan untuk ditempati, begitu urai Azis di lokasi.
Enam
orang yang memiliki bangunan di eks tanah pecatu tersebut langsung memindahkan
barang-barang mereka. Memang, jenis bangunan yang didirikan di lokasi terlarang
tersebut tidak terlalu permanent alias masih menggunakan bahan dari bamboo
sebagai badan bangunan. Hal tersebut yang memudahkan petugas untuk membongkar.
Di samping petugas, ada beberapa beberapa bangunan lagi yang dibongkar oleh
pemiliknya sendiri. Di sela-sela pembongkaran bangunan, sempat terjadi adu
mulut antara petugas dengan warga yang menempati daerah terlarang tersebut,
meski demikian aparat tetap menjalankan tugasnya untuk melakukan penertiban.
Bangunan
ini sejak didirikan tidak fungsikan. Melihat daerah lowong, masyarakat menempatinya.
Semasa menjabat Kepala Dusun, memang ada beberapa warga yang mengaku diberikan
izin tinggal di sana, mereka menunjukkan surat-surat, namun semuanya saya robek
setiap datang membawa surat tersebut ke Kantor Desa, demikian cerita Kades
Sandik tersebut di lokasi.