Tradisi dan Budaya Sasak memang tak tersentuh
oleh zaman. Ragam budaya dan tradisi yang hingga kini masih tetap hidup lestari
di kalangan masyarakat dan suku Sasak-Lombok masih bisa ditemukan. Salah
satunya adalah waktu pelaksanaan pernikahan. Setidaknya, terdapat dua masa
dimana masyarakat Sasak melangsungkan acara penyatuan antara dua insan berbeda
setelah perayaan hari-hari besar Islam. Setelah lebaran dan Setelah
melaksanakan maulid.
Seperti yang dituturkan oleh Kepala Kantor
Urusan Agama Kecamatan Batulayar, H. Mujtahidin, M. Ag, bahwa selepas lebaran
acara hampir disibukkan dengan menghadiri peristiwa atau acara penikahan.
Sehari bisa mencapai empat bahkan lebih undangan untuk menghadiri acara
penikahan. Acara di Kantor dan di luar kantor, kebanyakan masalah pernikahan, demikian
pendapat Kepala KUA Batulayar ini.
Lebih lanjut pimpinan Pondok Pesantren
Madrasatul Qur’aniyah ini mengatakan jika pernikahan di bulan Syawal atau
selepas lebaran ini memang didominasi oleh kaum jejaka dan perawan. Kebanyakan
perawan, kilah H. Muj, sapaan akrabnya. Melihat padatnya acara, menuntut
kondisi fisik harus tetap sehat, setidaknya dapat hadir untuk menyaksikan
proses pernikahan. Pernikahan kali ini, sebagaimana biasanya, lebih banyak
dilangsungkan di rumah pengantin dibandingkan diacarakan di Kantor Urusan
Agama.
Pelaksanaan acara pernikahan di rumah
pengantin memang lebih meriah dan menggembirakan bila dibandingkan jika acara
dilaksanakan di Kantor. Pelaksanaan acara di rumah pengantin, dapat dihadiri
oleh semua pihak keluarga, baik pengantin laki-laki maupun perempuan. Berbeda
jika penikahan dilangsungkan di Kantor karena sempit dan kurang terlihat
semarak. Mungkin inilah salah satu sebab mengapa banyak dari mereka lebih
senang beracara di rumah daripada di kantor, meski di kantor digratiskan.
Seperti diketahui, pernikahan adalah syiar Islam yang disyari’atkan oleh Allah
dan Rasul-Nya.