Selasa, 11 Agustus 2015

SEJUMLAH DAERAH DI BATULAYAR KEKURANGAN AIR

Musim kemarau yang diperkirakan berkepanjangan mulai menimpa sebagian wilayah, tak terkecuali di Batulayar. Melalui berbagai media pun, derita tentang kekurangan air kerap terdengar. Imbas dari semua ini adalah kerugian yang akan ditanggung oleh warga. Di Desa Batulayar misalnya, kekurangan air mulai menimpa Dusun Kekeran yang secara letak geografis wilayah tersebut berada di bawah perbukitan. Logikanya, warga yang berada di dataran rendah sudah minim air, apalagi mereka yang tinggal dan berdomisili di atas perbukitan atau pegunungan.
Dilema ini memang sudah biasa didengar dan dirasakan. Sesekali pemerintah mendropkan air bersih, namun tidak maksimal diterima oleh warga. Dengan bahasa lain, orang yang tidak mendapatkan jatah air masih banyak jumlahnya. Munawarah, salah seorang warga Dusun Kekeran mengeluhkan kejadian seperti ini. Belum ada solusi yang tokcer untuk mengantisipasi kekurangan air di wilayahnya. Untuk keperluan sehari-hari, Munawarah harus mengambil air dengan jarak hampir satu kilo jika ingin mendapatkan air bersih. Itu pun tidak langsung dapat, kita harus bergiliran dengan kawan-kawan yang senasib. Ini terjadi hampir satu bulanan usai puasa, begitu cerita ibu satu anak ini.
Di Dusun Kekeran memang, tidak semua menderita kekeringan, namun kalau harus mengambil air tiap hari di rumah orang atau teman, rasanya juga tidak enak hati, ketus Muna. Untuk mempersiapkan mandi setiap pagi, setidaknya suaminya harus mengambil air sekitar pukul 9 atau 10 malam, itu baru antrean agak sepi. Sampai saat ini belum ada dropping air dari Pemerintah seperti biasanya.
Sementara menunggu dropping air, harus bersabar dan tetap mengambil air di tempat warga yang sumurnya tidak kering. Berbeda dengan Ramadhan, salah satu warga Dusun Apit Aiq yang tempat tinggalnya lebih tinggi atau diperbukitan. Mengambil air sudah menjadi pekerjaan sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan. Sembari turun mengajar di Madrasah Ramadhan harus membawa Gerijen atau kantong air untuk bisa dibawa pulang usai mengajar di sekolah. Menurutnya, kadang mandi dulu di rumah warga, baru kemudian membawa air pulang sesuai dengan kebutuhan keluarga. Satu-satunya jalan bagi mereka adalah mempergunakan air sebaik-baiknya. Bila musim hujan tiba, warga yang tinggal di daerah perbukitan sudah siap dengan penampungan yang buat untuk mempersiapkan kebutuhan air.