Tanggal Delapan Belas Agustus merupakan Hari
Ulang Tahun (HUT) Organisasi Santri Madrasatul Qur’aniyah (OSAMAH). Tahun ini
merupakan tahun kedua organisasi yang dinaungi oleh Pondok Pesantren Madrasatul
Qur’aniyah Tato Sandik Kecamatan Batulayar Lombok Barat ini. Moment ulang tahun
kedua ini dijadikan moment utama untuk pelantikan pengurus organisasi yang
didalangi oleh Muhammad Rifqi dan kawan-kawan sebagai pimpinan pengasuh santri
Ponpes Madrasah Qur’aniyah.
Kemeriahan acara terlihat dari dekorasi dan
pernak pernik yang menandakan acara dirancang dengan persiapan yang matang dan
organisasi yang terkoordinir. Pimpinan Pondok Pesantren, TGH. Mujtahidin, Lc,
M. Ag dalam saat sebelum pelantikan dimulai menyatakan dan menanyakan kesiapan
santri yang terpilih sebagai pengurus organisasi. Pengambilan janji kesiapan
sebagai pengurus santri pun dipandu langsung oleh pimpinan pondok pesantren.
Dalam sambutannya selaku pimpinan, H.
Mujtahidin lebih banyak memberikan motivasi-motivasi kepada pengurus dan santri
yang hadir. Tanggung jawab di pundak kalian tidak ringan, mengurus
manusia lebih sulit daripada mengurus barang, mengurus sesame teman santri di
pondok pesantren bukan hal yang mudah dan gampang, berangkat dari organisasi
semacam inilah kalian akan menjadi pemimpin di kemudian hari, demikian
sambutan pimpinan Alumnus Gontor dan Al-Azhar Mesir ini.
Pondok pesantren merupakan tempat belajar,
tempat berjuang, tempat berkorban. Harapan kita dari pondok pesantren akan
lahir pemimpin-pemimpin agama dan bangsa. Kepengurusan santri di pondok
pesantren tidak boleh asal-asalan, melainkan harus professional. Sebagaimana
telah diketahui, di Pondok Pesantren ini target dan sasaran kita sudah jelas
seperti mencetak hafidz al-Qur’an, memperdalam ilmu-ilmu agama, dan tempat
pengkaderan generasi-generasi yang beriman dan bersaing, begitu lanjut Pimpinan
yang juga merangkap Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Batulayar ini.
Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh
Badan Wakaf, H. Syahdan Ilyas lebih banyak mencontohkan jika para pejuang dan
pendahulu bangsa dan negara ini lahir dari pondok pesantren. H. Agus Salim
sebagai Mentri Luar Negeri, Prof. Hamka, Bung Hatta, mereka menjadi pemimin
dari basis-basis pesantren. H. Agus Salim misalnya, beliau menguasai 50 Bahasa
Asing, Prof. Hamka menjadi Sastrawan dan Ahli Ilmu Agama, bahkan pendidikan
mereka tidak terlalu tinggi, begitu urai Syahdan.
Beliau mengatakan begitu pentingnya sebuah
organisasi, dari organisasi inilah bakal dan calon pemimpin akan terlihat.
Ketekunan dan keuletan mereka dalam melakukan managemen bukan persoalan
gampang, inilah kesempatan kalian untuk belajar dari awal, demikian lanjut
Syahdan yang disambut dengan tepuk tangan meriah oleh hadirin. Acara diakhiri
oleh doa yang dipimpin oleh H. Sadri, S. Pd.I tepat pukul 22.00 Wita.