Senin, 08 Juni 2015

INFRASTRUKTUR DI KAWASAN WISATA LEMAH

Coba pembaca perhatikan gambar yang ada pada tulisan ini. Sepintas, kebanyakan orang tidak akan mengenali daerah atau kawasan dimana tergenangnya akses jalan raya yang selalu dijadikan icon pariwisata di Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Jalan yang dijadikan sebagai foto profil dalam tulisan ini adalah jalan yang Raya Senggigi tepatnya di depan Sheraton Senggigi. Sheraton Hotel merupakan salah satu Hotel mewah yang ada di daerah Senggigi yang bukan hanya dijadikan sebagai tempat berlibur dan tinggalnya tamu, namun juga sering diakses oleh badan-badan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan atau regulasi.
Gambar yang melekat dalam tulisan ini persis diambil pada hari Minggu manakala hujat lebat mengguyur sebagian wilayah dua hari yang lalu. Jika berbicara kondisi dan keadaan jalan seperti yang penulis maksud, tentu melibatkan apa yang sering dinamakan dengan infrastruktur. Kondisi ini tentu memperihatikankan. Pertanyaannya, siapa yang bermasalah? Silahkan Anda melogika sendiri, siapa dan apa yang patut dipertanyakan atau dikambinghitamkan.
Situasi yang demikian tentu membuat pengguna jalan, tamu, masyarakat merasa tidak nyaman. Kawasan yang menjadi andalan dan icon masih tercoreng dengan lemahnya infrastruktur. Infrastruktur yang mendukung, membuat nyaman tentu menjadi salah satu daya tarik jika mempromosikan dunia wisata, ini dilihat dari satu pandangan. Tak sampai di situ, kondisi ketidaknyamanan pengguna jalan ditambah dengan bahaya yang akan ditimbulkan jika dibiarkan dan tidak diperdulikan sama sekali.
Gejala alam tidak bisa ditolak serta merta. Pun demikian, bukan berarti harus lepas tangan dengan urusan pemerintahan atau rakyat yang menyangkut kepentingan. Pada sisi yang berlawanan, lagi-lagi jalan seperti yang penulis maksudkan bertumpu pada kurang baiknya penataan dan lemahnya infrastruktur di kawasan pariwisata.
Lemahnya infrastruktur tentu akan berdampak bagi yang lain. Ekonomi misalnya, jika infrastruktur bermasalah tentu arus transformasi, transportasi akan menanggung akibatnya. Dan untuk dunia pariwisata, tentu pemandangan seperti yang terlihat di dalam gambar akan menjadi suara-suara yang pada akhir menurunkan minat dan promosi wisata di Kabupaten Lombok Barat pada umumnya dan pada mata internasional sebagai asset yang terus diangankan.