Kamis, 30 Oktober 2014

PENGUATAN KAPASITAS KONSELOR P2TP2A DI LOMBOK BARAT

Pemanggilan seluruh Konselor Desa dan Kecamatan Pusat Pelayanan Terpada Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang tersebar di wilayah Kabupaten Lombok Barat dengan agenda Pembinaan dan Penguatan Kapasitas Konselor di pada masing-masing wilayah, Kamis 30 Oktober 2014 yang bertempat di Gedung Sekretariat P2TP2A Gerung dibuka langsung oleh Ketua Pelaksana Harian, Dr. Aan Putra Suryanatha. Penguatan kapasitas konselor desa dan kecamatan kali ini akan dilengkapi atribut identitas sebagai konselor yang memberikan, mendampingi penanganan korban kekerasan. Kekerasan terhadap anak, kekerasan dalam rumah tangga dan perdagangan orang alias trafficking.
Tiga narasumber yang memberikan materi terkait dengan penanganan kasus-kasus kekerasan. Ketiga narasumber tersebut yaitu dr. Aan P. Suryanatha, Joko dan Dian Ariani. Materi yang disampaikan oleh masing-masing narasumber terkait dengan pentingnya lembaga P2TP2A, cara penanganan korban kekerasan, alur yang harus dilalui ketika menerima laporan dari korban dan sebagainya. Semua materi tersebut menjadi modal para konselor untuk membaca dan menilai serta mendampingi para korban.
Putu, selaku Wakil Sekretaris P2TP2A Kabupaten Lombok Barat mengatakan, setidaknya terdapat kemajuan dari program P2TP2A yang ia geluti. Di Propinsi NTB telah mendapat pengakuan, dan bahkan dari Wakil Bupati Bekasi pun pernah melakukan studi banding ke P2TP2A Lombok Barat yang terkait dengan sistem dan cara penanganan korban tindak kekerasan. Semua itu merupakan kebanggan dan prestasi, demikian urai Putu saat menyampaikan sambutannya.
Selain menghadirkan konselor Desa dan Kecamatan, P2TP2A Kabupaten juga menghadirkan beberapa tokoh dari LBH, LSM dan lembaga-lembaga terkait yang tentunya bertalian dengan penanganan korban kekerasan. Dr. Aan yang merupakan Ketua Pelaksana Harian P2TP2A Kabupaten Lombok Barat mengatakan konselor merupakan pekerjaan mulia, harus didasari dengan niat baik, suka rela dan program-program yang berbasis kemanusiaan yang membutuhkan penanganan segera.
Sementara itu, Dian Ariani mengatakan jika penguatan kapasitas konselor ini tidak berhenti sampai rapat yang diadakan hari ini. Program ini akan tetap berjalan, konselor akan diberikan buku saku, kartu identitas, dan format-format pengaduan yang harus diisi apabila menemukan laporan, demikian urai Dian. Ibu berkaca mata itu melanjutkan konselor terlihat semakin berfungsi dengan banyaknya kasus-kasus kekerasan yang tidak kunjung selesai. Data kekerasan yang ada di Polsek, Puskesmas, maupun Polres tidak pernah singkron. Salah satu cara yang paling diharapkan adalah pencegahan kekerasan sedini mungkin untuk menciptakan manusia khususnya wanita-wanita dan anak-anak yang bermartabat di Lombok Barat.