Senin, 08 Juli 2013

PLIK DI BATULAYAR TERKATUNG-KATUNG, TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Hingga kini nasib Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) Kecamatan Batulayar masih terkatung-katung. Sejak dipindah-tangankan terhitung awal 2011 silam, PLIK yang dikelola oleh Doni Aprianto ini sempat aktif hanya satu tahun. Semuanya tahu permasalahan, kondisi, perangkat Komputer yang dijadikan wahana layanan internet bersubsidi ini, demikian cerita Doni Aprianto. Dari Lintasartha, PT Web juga telah maklum dengan kondisi ini. Coba bayangkan, sewa gedung dalam jangka satu tahun saja menghabisnya Dua Juta Rupiah, saya sendiri yang korban, begitu keterangan Doni.
Selanjutnya Doni mengeluhkan permasalahan PLIK yang hingga kini seolah tak ada yang mau bertanggung jawab. Subsidi listrik kita tidak pernah diberikan. Semua dari semua perangkat computer yang ada, rata-rata kondisinya rusak parah. Hanya dua computer yang masih hidup, selainnya tidak dapat berfungsi, kebanyakan peralatannya sudah rusak, ungkap Doni dengan nada Kesal. Siapa yang harus bertanggung jawab sekarang?
Menurut informasi pengelola PLIK, pengelola mengakui bahwa PLIK sering dikontrol dari pihak Lintasarta. Lintasartha hanya bertanggung jawab untuk jaringan internetnya saja, mungkin dari PT Web sendiri yang belum maksimal, demikian informasi Doni. Banyak program yang telah kita buat, seperti Pelatihan, Kursus-kursus itu pun selama masih aktif, sekarang sudah tidak ada lagi mengingat kondisi yang memprihatinkan.
Kami siap kembali mengelola Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) ini dengan catatan tetap diperhatikan oleh pihak-pihak terkait. Pelatihan atau kursus yang diadakan oleh pengelola dengan harapan mampu menjadi penopan dana untuk pembayaran listrik. Namun itu saja tidak cukup. Kondisi computer saat ini sudah dialihkan ke rumah pribadi pengelola dikarenakan karena sudah tidak ada biaya untuk membayar sewa lagi. Bangunan yang dijadikan tempat sewa PLIK berukuran 3 x 6 sebanyak satu local tepatnya di Koperasi Unit Desa (KUD) Desa Sandik Kecamatan Batulayar.
Untuk sementara dan demi keamanan alat-alat computer tersebut kami terpaksa harus bawa ke rumah supaya aman. Karena kalau saya diamkan di tempat awal, sewa gedung sudah tidak ada, demikian cerita Doni.