Sabtu, 07 Juli 2012

MOS SISWA-SISWI SMK PARIWISATA BATULAYAR


Tinggal beberapa hari lagi kegiatan sekolah segera dimulai. Setelah libur menghadapi semester/ kenaikan kelas, aktifitas dunia belajar-mengajar akan menghadapai Tahun Ajaran baru, 2012-2013. Namun sebelum melakukan pembelajaran efektif, sebagaiamana biasanya, siswa-siswi baru terlebih dahulu diperkenalkan sekitar dunia pendidikan. Itulah yang selama ini dikenal dengan nama Masa Orientasi Sekolah (MOS).
Berbincang-bincang tentang MOS, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata, Sabtu, 7 Juli 2012 merupakan hari terakhir melaksanakan MOS. Sebanyak 172 (Seratus tujuh puluh dua) siswa dan siswi yang mendaftarkan diri di SMK Pariwisata Batulayar, hanya 163 yang melakukan daftar ulang. Bisa dikatakan bahwa peminat SMK Pariwisata di Kecamatan Batulayar tergolong tinggi. Diakui, gaung pariwisata akhir-akhir ini seolah menjanjikan. Tak heran jika lulusan-lulusan SLTP lebih memilih SMK Pariwisata dibandingkan dengan sekolah-sekolah menengah lainnya.
Di SMK ini, para yang banyak dilibatkan adalah praktisi-praktisi pariwisata, beberapa yang diperkenalkan pada acara MOS ini kepada siswa, antara lain; Karakter Kebangsaan, didalamnya mencakup penyuluhan; bahaya HIV-AIDS, Pergaulan Bebas, ceramah materi pembentukan akhlak, kebijakan sekolah, belajar efektif dan efesien dan masih banyak lagi, begitu cerita Kepala SMK Batulayar, H. Saparudin. Lebih lanjut dikatakan oleh Kepala Sekolah bahwa perkembangan dunia wisata sekarang menjadikan putra-putri berkiprah di dunia wisata an sich, melainkan pengembangan dan pengetahuan akan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) pun menjadi salah satu factor penting. Ditanya masalah lingkungan sekolah, Kepala menanggapi bahwa disini aman, kebetulan yang kita jadikan penjaga orang penduduk sekitar. Saparudin juga mengakui keberadaan SMK Pariwisata Batulayar tergolong efektif. Meskipun belum mengeluarkan alumni, animo masyarakat akan SMK Pariwisata tetap tinggi. Banyak siswa-siswa kita yang ditawarkan kerja bahkan, kebetulan kita menjalin network dengan beberapa hotel besar, seperti Hotel Lombok Garden, Jayakarta Hotel, Senggigi Beach, Sentosa, Sheraton dan Puri Saron, anak-anak kita sempat ditawarkan kerja, demikian cerita pria berdarah Aik Mel Lombok Timur tersebut.