Sabtu, 14 Januari 2012

DIBUTUHKAN KERJASAMA YANG BAIK


DESA SENGGIGI: Keberadaan perahu-perahu nelayan yang berada di sekitar pesisir pantai wilayah Senggigi hingga kini masih belum mendapatkan penanganan yang intensif dari pihak terkait. Sepertinya belum ada ketegasan. Awalnya, nelayan-nelayan ini mendaratkan perahu mereka di pesisir pantai depan Hotel Sentosa Senggigi, karena terkesan merusak pemandangan bagi para wisatawan serta kekumuhan yang diakibatkan oleh ulah mereka menjadikan pihak terkait mengambil langkah untuk diterbitkan. Penertiban akan hal tersebut berkali-kali dilakukan namun belum maksimal. Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, Pol. PP, Pokdarwis, Camat, hingga Kepala Desa, serta aparat-aparat lainnya sepertinya telah jenuh menangani dan menasehati para nelayan. 
Kini, pesisir pantai depan Hotel Dharmarie menjadi sasaran nelayan untuk mendaratkan perahu mereka. Hal ini tetap menjadi PR besar khususnya bagi pengelola pariwisata bagaimana mengatur atau menertibkan perahu nelayan yang menjadi penghalang pengunjung untuk menikmati pantai. Jika diperhatikan, keberadaan perahu nelayan bukan saja menghalangi mereka menikmati indahnya pantai, namun juga terkesan semakin kumuh, sempit. Tepi pantai yang dijadikan sebagai arah lalu-lintas para tamu menjadi sumpek disebabkan keberadaan perahu nelayan yang mangkal.
Pada tahun 2011 yang lalu, ketika menertibkan perahu nelayan yang berada di depan Hotel Sentosa, terjadi adu mulut antara nelayan dengan pihak pemerintah. Alasan mereka tidak ada tempat yang baik selain depan Hotel Sentosa yang dijadikan sandaran. Mereka juga sudah merasa nyaman untuk bersandar di depan Hotel Sentosa serta hujan-badai yang datang  tidak terduga menjadi asalan kuat untuk singgah di tempat tersebut. Penertiban saat itu berjalan hingga beberapa hari, meskipun satu per satu nelayan ada yang mematuhi aturan. Pihak Hotel Sentosa sepertinya sudah merasa lega, namun bagaimana dengan Hotel Dharmarie?...