Hujan
merupakan rahmat sekaligus berkah yang diturunkan oleh Sang Pencipta. Ketika
musim hujan tiba, kemarau yang selama ini terasa panas perlahan mulai hilang.
Berkah pun makin terasa. Turunnya hujan tidak hanya memberikan kesenangan
makhluk hidup seperti manusia saja, melainkan semua makhluk yang membutuhkan
air, tumbuhan, hewan, dan binatang-binatang yang ada di bumi terihat ceria dan
hidup. Semua mahkluk membutuhkan air.
Kini
orang-orang yang tinggal di dataran tinggi bisa bernafas lega setelah hujan
mulai turun mengguyur. Setidaknya, dengan datangnya musim hujan, waktu yang
digunakan untuk mengambil air bisa lebih efisien karena mereka memiliki
penampungan air. Sebenarnya, bukan masalah waktu saja yang menjadi tantangan,
melainkan akses jalan yang sulit dan sedikit beresiko. Jika salah langkah atau
jatuh, tebing curam tak bisa dihindari.
Ramadhan
adalah salah seorang yang warga Dusun Apit Aiq Desa Batulayar Kecamatan
Batulayar. Seperti pada cuplikan tulisan di atas, sejak muda hingga memiliki 3
orang anak, Ramadhan dengan sabar menjalani hidup dengan kekurangan air,
apalagi di musim kemarau. Setiap datangnya hujan, kita mulai senang, karena
bisa memamfaatkan air sebagai kebutuhan. Mandi, mencuci, memasak, dan kebutuhan
lain menjadi gampang, layaknya mereka orang yang tinggal di dataran rendah yang
selalu memiliki air. Setidaknya, jam 5 pagi, kita sudah turun mengambil air,
tak kurang dari 3 sampai 4 kilo dan itu pegunungan. Sore hari, kadang-kadang
mengambil air lagi, jika kebutuhan akan air semakin banyak, begitu cerita
Ramadhan.
Lebih
jauh guru yang mengabdikan diri di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniyah dan
Madrasah Riyadul Wardiyah menceritakan, apabila berangkat untuk mengajar ke
madrasah selalu membawa Cerigen yang digunakan untuk menampung air. Paginya
mengajar, pulang mengajar kita membawa air, demikian urai bapak tiga anak
tersebut.