Sabtu, 02 Agustus 2014

MASYARAKAT LOMBOK MENYAMBUT LEBARAN TOPAT

Lebaran Ketupat (lebaran topat) budaya yang tak tergerus oleh modernisasi entah sampai kapan pun. Sama seperti awalnya dibudayakan, lebaran topat merupakan budaya yang telah mendarah-daging khususnya bagi masyarakat Lombok. Sebenarnya, istilah lebaran topat ini merupakan hari kemenangan atau perayaan kemenangan bagi masyarakat Muslim usai mengerjakan puasa sunnat syawal. Tak jauh beda dengan lebaran yang biasa dipahami, yaitu setelah sebulan mengerjakan ibadah puasa bagi umat Muslim, tepatnya pada tanggal 1 Syawal bulan Islam hari kemenangan dirayakan.
Bagi masyarakat Lombok, Lebaran Topat merupakan moment yang ditunggu, terlebih bagi generasi muda. Lebaran Topat bagi masyarakat Lombok tidak lengkap tanpa beberapa pernak-pernik yang telah menjadi budaya. Membuat Ketupat, Bantal Lebaran serta lauk pauknya tak boleh ketinggalan saat lebaran topat. Semua jenis masakan khas tersebut tersaji pada hari Lebaran Ketupat. Baik dikonsumsi untuk keluarga bahkan untuk dipersiapkan kepada sanak kerabat yang kebetulan berkunjung.
Di satu sisi, masakan khas lebaran topat berupa ketupat dan bantal dibawa ke tempat rekreasi seperti pantai maupun kuburan di saat berkunjung ke Makam dan mengkonsumsinya sambil menghabiskan waktu. Makam Batu Layar mungkin menjadi Icon utama perayaan Lebaran Ketupat khususnya bagi masyarakat Lombok. Namun, seriring dengan pesatnya perkembangan zaman, banyaknya tempat rekreasi di berbagai tempat menjadikan Batu Layar sedikit berkurang dari kerumunan dan keriuhan lebaran. Meski demikian, hal tersebut tak mengurangi pengaruh dan keramaian masyarakat berkunjung dan berekreasi ke Batu Layar dan sekitarnya.
Imbas Lebaran Topat pun sangat terasa bagi masyarakat terutama dari sektor ekonomi. Harga kebutuhan pokok dan perlengkapan makanan sangat dirasakan dan hebatnya mampu mendongkrak, inovasi baru yang sebelumnya tidak pernah terjadi pada waktu dulu. Bahan Ketupat dan Bantal seperti lelongsong (daun kelapan muda) pun menjadi laris manis. Biasanya orang-orang yang tinggal di daerah perbuktian atau pedalaman memanfaatkannya untuk menambah penghasilan. Dengan berbisnis lelongsong ketupat maupun bantal bisa mencukupi kebutuhan dalam beberapa waktu dengan menjualnya ke pasar. Menurut hemat penulis, aura lebaran ketupat tak memandang usia. Lebaran Topat menjadi hari yang terus dan akan hidup dibenak masyarakat.