Sebagai makhluk sosial
manusia selalu membutuhkan orang lain untuk menjalankan kehidupan di atas bumi.
Interaksi dan hubungan antar manusia setiap hari merupakan kodrat yang telah
tergaris oleh Sang Penciptanya. Kisah Adam yang tidak betah tinggal dan hidup
sendiri di dalam Surga merubah scenario Tuhan untuk menciptakan Hawa sebagai
pendampingnya. Dalam pandangan ilmu sosiologi, manusia ada dan hidup untuk
berdampingan untuk membantu dalam kebutuhan. Sikap toleransi, tenggang rasa,
kepedulian merupakan bagian dari karakter yang sebenarnya dimiliki oleh setiap
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia.
Alih-alih wacana, saat ini
pelaksanaan pemberangkatan Jamaah Calon Haji untuk wilayah Indonesia kian
dekat. Tradisi dan budaya masing-masing daerah pun pada musim haji pun mulai
terlihat. Di Kecamatan Batu Layar contohnya, menurut data yang terhimpun di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batu Layar, terdapat 24 jamaah calon haji yang
siap diterbangkan ke tanah Makkah. Tradisi yang berkembang selama ini di
wilayah Batu Layar, setiap ada jamaah yang akan berangkat menunaikan ibadah
haji beberapa bulan sebelum pemberangkatan melakukan tradisi-tradisi social
yang hingga kini masih kuat dan kental. Setelah urusan administrasi dan
financial, masyarakat dalam hal ini para tokoh agama mulai berinisiatif untuk
melakukan berbagai proses acara. Pembuatan Tetaring, selakaran, ziarah, hingga
perpisahan menjelang hari H pemberangkatan.
Ziarah untuk masing-masing
jamaah calon haji merupakan hal wajib adanya. Sanak famili, keluarga, kerabat,
pun berdatangan dari berbagai penjuru untuk memberikan penghormatan dan memupuk
erat tali sillaturrahim antar saudara seiman. Ziarah atau dalam bahasa sekarang
open house dibuka sekitar satu bulan menjelang pemberangkatan. Para
peziarah terdiri dari masyarakat laki maupun perempuan, tua-muda baik yang
belum atau telah pergi lebih dahulu menunaikan ibadah haji. Bagi yang telah
melaksanakan haji lebih dulu, bercerita mengenai pengalaman selama ibadah haji
sambil mengingatkan bacaan-bacaan atau doa-doa yang dibaca pada waktu-waktu
tertentu, hingga memberikan saran. Adapun bagi peziarah yang belum menunaikan
ibadah Rukun Islam Kelima, menitipkan salam ke Makam Nabi-nabi, meminta doa
semoga bernasib untuk melaksanakan ibadah haji.
Peziarah yang berdatangan
ke rumah jamaah calon haji datang dengan membawa oleh-oleh atau buah tangan
yang dikhususkan bagi calon haji. Tuan rumah pun demikian, mereka menjamu para
peziarah dengan jamuan yang telah dipersiapkan sebagai bentuk penghormatan
kepada tamu yang datang. Dalam konsep Islam, nilai-nilai social seperti ini
merupakan amal ibadah, berpahala karena menjalin sillaturrahmi, saling
memberikan hadiah, dan yang terpenting adalah mulianya ibadah haji, Tanah Suci
Makkah-Madinah sebagai tempat perkumpulan ibadah umat Islam sedunia. Perintah
menjalin sillaturrahmi juga menandakan manusia sebagai makhluk social yang
harus saling membantu dan mendukung. Mungkin inilah yang dimaksud oleh Al-Quran
bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.