Sebagai icon pariwisata
yang berpengaruh di Lombok Barat, wilayah Batu Layar tak lepas dari fenomena
yang begitu variatif dan penuh kompleks. Fakta lapangan yang kini menjadi saksi
tingginya intensitas kompleksnya Batu Layar dari waktu ke waktu seakan sulit
ditebak kapan akan berakhir. Jika bertanya apakah penyebab semua itu, tentu
jawaban yang digunakan untuk menyanggahnya pun sangat banyak. Pengaruh
pariwisata yang kian menggila, investor asing, faktor kepemimpinan, serta
faktor kepentingan pihak tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu jawaban
yang bisa dibenarkan.
Di sisi lain, memang
pariwisata sangat menjanjikan utamanya untuk mendongkrak sektor ekonomi
masyarakat sekitar. Pun demikian pengaruh tersebut sangat terasa terhadap pola
pikir masyarakat yang berkembang dari waktu ke waktu. Nuansa Batu Layar dengan
culture of colours; Makam Batu Layar, pantai Senggigi-Kerandangan yang memesona
dan booming, hotel berbintang, café, restaurant, kuliner dan sebagainya seakan
tenggelam dengan realitas lapangan yang tengah terjadi saat ini.
Dari sudut pandang lain,
faktor kepemimpinan di Batu Layar “mungkin” sedang diuji. Sebagaimana lazimnya,
jika ingin sukses, harus melalui jalan berliku, terjal, dan harus penuh
kesabaran. Karakter kuat seorang stake holder dalam kondisi seperti ini sangat
diperlukan. Di samping tugas sebagai abdi negara dan masyarakat untuk
mengarahkan ke arah yang lebih baik. Dan kepemimpinan bagi saya adalah
tugas, kehormatan dan negara. Itu berarti karakter dan itu berarti mendengarkan
dari waktu ke waktu, begitu urai mantan Presiden Amerika Serikat,
George W. Bush.
Namun, jauh sebelum Walker
Bush, Albert Einstein pernah mengungkapkan hal serupa dan menjadi sejarah. Kebanyakan
orang mengatakan intelektualitaslah yang membuat seorang ilmuan hebat. Mereka
salah, yang membuat mereka hebat adalah karakter (Albert Einstein).
Walker Bush maupun Einstein, menurut hemat penulis tak dapat dianggap sepele.
Intelektualitas bagian kecil dari ciri kepemimpinan yang berhasil. Karakter
tangguh dan kredibilitas selalu berjalan seirama. Kepemimpinan tanpa
kredibilitas cepat atau lambat akan hancur. Karakter membuat mereka percaya,
dan rasa percaya membuat mereka mampu menjadi pimpinan.
Fenomena-fenomena yang
terjadi di wilayah Batu Layar tentu memberikan hikmah yang berarti. Hikmah
diibaratkan dengan penyesalan karena datangnya selalu kemudian. Bertindak tegas
demi kepentingan rakyat dan tanpa merugikan orang lain. Sulit memang, namun hidup
ini tidak hanya berbicara melainkan juga mendengarkan. Mari menjadi pendengar
yang baik, sebelum menjadi pembicara yang baik. Semoga bermanfaat (CMIW).