Sabtu, 28 Juni 2014

SAMBUT RAMADHAN REMAS BAITULLAH TELOKE KERJA BHKATI

Ramadhan telah tiba. Umat Islam sedunia menyambutnya dengan penuh kehangatan dan kegembiraan. Suasana Ramadhan semakin terasa dengan berbagai pernak-pernik yang melambangkan datangnya bulan penuh berkat dan ramhat ini. Dari setiap penjuru, biasanya sambutan kepada bulan suci ini terlihat sangat bervariasi. Pada masa usia orang tua kita masih kecil, begitu banyak budaya dan tradisi yang mengiringi datangnya bulan puasa. Meriam yang terbuat dari bamboo, lampu jojor yang dipasang di setiap halaman rumah atau pagar-pagar kini tinggal kenangan.

Meriam yang terbuat dari bamboo digunakan untuk berperang dengan adu suara sekaligus sebagai hiburan. Maklumlah, kala itu belum ditemukan Play Station, Kembang Api yang kini terlihat mengalahkan hiburan tempo dulu. Adapun lampu Jojor, dilambangkan sebagai bentuk kebersamaan, keramahan, dan juga hiburan. Penyebab semua itu tiada bukan hanya karena pendahulunya banyak yang telah meninggalkan kita, melainkan bahan baku yang semakin langka ditemukan plus banyaknya alat-alat modern dan permainan canggih yang menggeser, mengikis budaya dahulu sedikit demi sedikit.

Menurut pengalaman H. Anshari, Ketua Remaja Masjid Baitullah Dusun Teloke Lauk Desa Batulayar, begitu banyak tradisi dan budaya masyakarat zaman dulu dalam menyambut datangnya bulan puasa. Biasanya, tanggal 27 Sya’ban dikenal istilah “Maleman”. Sejak maleman tersebut, kebiasaan-kebiasaan masyarakat sudah sangat terasa akan hadirnya bulan Puasa. Suasana ramai, permainan yang menjadi kebiasaan seperti petak-umpet tak ketinggalan, tapi zaman sekarang sudah tidak ada, begitu urai Ustadz H. Anshari saat gotong royong di Masjid Baitullah.

Berbicara mengenai kesiapan menyambut shalat Tarawih pada malam pertama Ramadhan, remaja masjid pun melakukan berbagai kegiatan semisal kerja bhakti atau gotong royong. Hampir di semua Masjid terlihat kegiatan persiapan menjelang Ramadhan. Seperti yang dilakukan oleh Remaja Masjid Baitullah. Dusun Teloke Desa Batulaya Lombok Barat. Bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Batulayar, pemuda Dusun Teloke terlihat bergairah dan antusias melakukan kerja bhakti untuk menyambut malam pertama bulan Ramadhan.

Membersihkan halaman masjid, melakukan pengecatan dan perapian tempat ibadah. Untuk Cat tembok depan ini sudah 10 tahun, baru diingat kembali. Sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk dicat, ini termasuk kelalaian kita, begitu pengakuan H. Abdul Wahhab selaku Kepala Dusun Teloke Lauk. Sambil tersenyum, Kepala Dusun tersebut mengapresiasi kegiatan remaja masjid masyarakat yang dipimpinnya.

Meskipun demikian, membersihkan tempat ibadah merupakan keharusan yang mesti dikerjakan. Karena bagaiamana pun salah satu syarat diterimanya ibadah adalah memiliki tempat yang suci-bersih. Kebersihan merupakan sebagian dari Iman, begitu kata hadits Nabi Muhammad SAW. Kalau Remaja Masjid Baitullah menyambut Ramadhan dengan melakukan bersih-bersih, apakah Masjid di kampung Komunitas Kampung Media NTB bagaimana..?