Selasa, 17 Juni 2014

MONTIR SEPEDA DAYUNG YANG KINI SUKSES

Berlatar belakang keluarga sederhana, H. Mashur (Suhur) salah seorang montir sepeda yang kini sukses berkat ketekunan, kesabaran dan keuletannya. Terungkap sebuah cerita, Suhur merupakan anak kelima dari 7 (tujuh) bersaudara yang kini tinggal dan menetap di Dusun Teloke Desa Batulayar Lombok Barat. Awal kisahnya, karena sulitnya lapangan pekerjaan saat itu, Suhur berinisiatif mendirikan sebuah bengkel kecil yang diprioritaskan untuk menservis sepeda dayung. Maklumlah, kendaaran tidak seperti yang lalu-lalang saat sekarang. Kebanyakan warga yang tinggal di sekitarnya melakukan aktifitas dengan mengendarai sepeda.
Setelah berpikir, jika sepeda salah satu warga sedang bermasalah, untuk melakukan perbaikan membutuhkan 5 sampai 6 kilometer baru menemukan bengkel tempat memperbaiki kendaraan. Singkatnya, Suhur muda membuka bengkel kecil dengan ukuran panjang 1,5 meter dan lebar 1 meter dan dengan peralatan sekedar kunci dan pres ban. Seiring dengan perkembangan waktu dan perubahan zaman serta berkat kesabarannya kini bengkel yang dimilikinya tidak hanya sebagai tempat untuk memperbaiki sepeda dayung, namun juga sebagai bengkel tempat servis sepeda motor. Berkat usahanya, fasilitas yang mungkin hanya ia mimipikan kini semua dapat terwujud.
Awalnya, Suhur hanya bekerja sendirian saat menekuni layanan servis sepeda. Namun kini, Suhur telah mampu mengangkat lima karyawan yang mendampingi usahanya. Hebatnya, dua dari alumnus didikannya yang kini telah hengkang pun berhasil membuka bengkel sendiri berkat didikan dan arahannya. Pria sabar dan pendiam ini pun hingga kini masih menekuni pekerjaan sebagai tukang bengkel sepeda. Sebagaimana telah diketahui, layanan pres ban, ganti oli, servis velg, jual bensin, jual alat-alat sepeda dayung, alat-alat sepeda motor dan sejenisnya pun terbilang sangat lancar.
Berkat usahanya, bapak empat anak ini berhasil mengumpulkan tabungan hingga dapat membawanya pergi menunaikan Ibadah Haji pada tahun 2009. Tahun 2014 ini, giliran isterinya yang akan menunaikan ibadah Rukun Islam Kelima ke Makkah al-Mukarramah. Tidak hanya itu, berkat usahanya ini pula ia berhasil membeli 4 are tanah yang dipersiapkan untuk sanak familinya.
Sosok Mashur bukan dari kalangan orang berpendidikan tinggi seperti kebanyakan anak sekarang. Ia hanya mampu mengenyam pendidikan hingga SMP karena keterbatasan biaya dari orang tuanya. Pria rendah hati, kalem, penyabar dan murah senyum ini memiliki jiwa social yang sangat tinggi. Mungkin itulah yang membuat orang merasa nyaman singgah dan senang memperbaiki kendaraan ditempat yang dimilikinya.
Di Desa Batulayar, namanya sangat dikenal sesuai dengan nama yang ia sandang setelah pulang dari Makkah, H. Mashur (orang yang dikenal). Dikenal dengan keramahan, kemudahan warga yang memiliki kepentingan. Jika warga tidak memiliki uang saat memperbaiki kendaraan misalnya, H. Mashur tidak terlalu menekan, warga tersebut bisa membayar saat memiliki uang. Tak jarang bengkel tersebut mempiutangkan barang kepada clien, apalagi warga tersebut merupakan warga sekitar. Yang membuat masyarakat banyak menyukainya adalah pergaulan dan kepekaan sosialnya yang sangat tinggi.
Hampir semua warga di Kecamatan Batulayar mengenal bengkel sepeda yang dimilikinya. Awalnya, bengkel sepeda tersebut ia beri nama “Bengkel Sepeda Hikmatiyar” sejalan dengan nama putera pertamanya. Karena terbuat dari papan Kecil yang ditulis dengan Cat, nama bengkel sepeda sering tak terlihat dari tempat tertentu. Namun karena sudah banyak yang mengenal, pelanggan dan clien pun tak pernah berhenti berdatangan. Jam 07.00 pagi bengkel sudah mulai dibuka untuk beroperasi dan ditutup pada jam 05:00 sore untuk istirahat.
20 tahunan H. Mashur bergelut di dunia perbengkelan. Dengan hasil yang diperolehnya kini ia mampu menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi. Putra-putrinya pun ada yang masih SMA dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Dengan hasil yang sekedarnya, kini H. Mashur banyak memanfaatkan anak muda untuk nimbrung di bengkel yang masih ia lakoni hingga sekarang. Semoga kisah sederhana ini mampu memberikan inspirasi kepada kita semua. Ada hari dimana kita harus berhenti sejenak, menengok ke belakang lalu bersyukur. Karena hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kita miliki, dan sabar menanti yang akan menghampiri, demikian kata orang bijak.