Berlatar belakang keluarga sederhana, H. Mashur (Suhur) salah
seorang montir sepeda yang kini sukses berkat ketekunan, kesabaran dan
keuletannya. Terungkap sebuah cerita, Suhur merupakan anak kelima dari 7
(tujuh) bersaudara yang kini tinggal dan menetap di Dusun Teloke Desa Batulayar
Lombok Barat. Awal kisahnya, karena sulitnya lapangan pekerjaan saat itu, Suhur
berinisiatif mendirikan sebuah bengkel kecil yang diprioritaskan untuk
menservis sepeda dayung. Maklumlah, kendaaran tidak seperti yang lalu-lalang
saat sekarang. Kebanyakan warga yang tinggal di sekitarnya melakukan aktifitas
dengan mengendarai sepeda.
Setelah berpikir, jika sepeda salah satu warga sedang
bermasalah, untuk melakukan perbaikan membutuhkan 5 sampai 6 kilometer baru
menemukan bengkel tempat memperbaiki kendaraan. Singkatnya, Suhur muda membuka
bengkel kecil dengan ukuran panjang 1,5 meter dan lebar 1 meter dan dengan
peralatan sekedar kunci dan pres ban. Seiring dengan perkembangan waktu dan
perubahan zaman serta berkat kesabarannya kini bengkel yang dimilikinya tidak
hanya sebagai tempat untuk memperbaiki sepeda dayung, namun juga sebagai
bengkel tempat servis sepeda motor. Berkat usahanya, fasilitas yang mungkin
hanya ia mimipikan kini semua dapat terwujud.
Awalnya, Suhur hanya bekerja sendirian saat menekuni layanan
servis sepeda. Namun kini, Suhur telah mampu mengangkat lima karyawan yang
mendampingi usahanya. Hebatnya, dua dari alumnus didikannya yang kini telah
hengkang pun berhasil membuka bengkel sendiri berkat didikan dan arahannya.
Pria sabar dan pendiam ini pun hingga kini masih menekuni pekerjaan sebagai
tukang bengkel sepeda. Sebagaimana telah diketahui, layanan pres ban, ganti
oli, servis velg, jual bensin, jual alat-alat sepeda dayung, alat-alat sepeda
motor dan sejenisnya pun terbilang sangat lancar.
Berkat usahanya, bapak empat anak ini berhasil mengumpulkan
tabungan hingga dapat membawanya pergi menunaikan Ibadah Haji pada tahun 2009.
Tahun 2014 ini, giliran isterinya yang akan menunaikan ibadah Rukun Islam
Kelima ke Makkah al-Mukarramah. Tidak hanya itu, berkat usahanya ini pula ia
berhasil membeli 4 are tanah yang dipersiapkan untuk sanak familinya.
Sosok Mashur bukan dari kalangan orang berpendidikan tinggi
seperti kebanyakan anak sekarang. Ia hanya mampu mengenyam pendidikan hingga
SMP karena keterbatasan biaya dari orang tuanya. Pria rendah hati, kalem,
penyabar dan murah senyum ini memiliki jiwa social yang sangat tinggi. Mungkin
itulah yang membuat orang merasa nyaman singgah dan senang memperbaiki
kendaraan ditempat yang dimilikinya.
Di Desa Batulayar, namanya sangat dikenal sesuai dengan nama
yang ia sandang setelah pulang dari Makkah, H. Mashur (orang yang dikenal).
Dikenal dengan keramahan, kemudahan warga yang memiliki kepentingan. Jika warga
tidak memiliki uang saat memperbaiki kendaraan misalnya, H. Mashur tidak terlalu
menekan, warga tersebut bisa membayar saat memiliki uang. Tak jarang bengkel
tersebut mempiutangkan barang kepada clien, apalagi warga tersebut merupakan
warga sekitar. Yang membuat masyarakat banyak menyukainya adalah pergaulan dan
kepekaan sosialnya yang sangat tinggi.
Hampir semua warga di Kecamatan Batulayar mengenal bengkel
sepeda yang dimilikinya. Awalnya, bengkel sepeda tersebut ia beri nama “Bengkel
Sepeda Hikmatiyar” sejalan dengan nama putera pertamanya. Karena terbuat dari
papan Kecil yang ditulis dengan Cat, nama bengkel sepeda sering tak terlihat
dari tempat tertentu. Namun karena sudah banyak yang mengenal, pelanggan dan
clien pun tak pernah berhenti berdatangan. Jam 07.00 pagi bengkel sudah mulai
dibuka untuk beroperasi dan ditutup pada jam 05:00 sore untuk istirahat.
20 tahunan H. Mashur bergelut di dunia perbengkelan. Dengan
hasil yang diperolehnya kini ia mampu menyekolahkan putranya hingga perguruan
tinggi. Putra-putrinya pun ada yang masih SMA dan masih duduk di bangku Sekolah
Dasar. Dengan hasil yang sekedarnya, kini H. Mashur banyak memanfaatkan anak
muda untuk nimbrung di bengkel yang masih ia lakoni hingga sekarang. Semoga
kisah sederhana ini mampu memberikan inspirasi kepada kita semua. Ada hari
dimana kita harus berhenti sejenak, menengok ke belakang lalu bersyukur. Karena hidup bukan tentang mendapatkan
apa yang kita inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kita miliki, dan
sabar menanti yang akan menghampiri, demikian kata orang bijak.