Mengawali persiapan memasuki Tahun Ajaran Baru 2014/2015 dunia pendidikan, pengurus Pondok
pesantren Madrasatul Qur’aniyah Desa Sandik Kecamatan Batulayar kembali
memberikan pencerahan kepada dewan pendidik yang dinaunginya. Pencerahan yang
berisi motivasi kegiatan belajar dan pembelajaran ini dihadiri langsung oleh
pimpinan yayasan, TGH. Mujtahidin Abdullah, M. Ag. Dalam pencerahannya, beliau
tak henti-hentinya memotivasi para dewan asatidz untuk tetap konsisten,
konsekuen dalam menjalankan kewajiban sebagai guru.
Di sela-sela memberikan pencerahan, pimpinan yayasan juga membahas
program ekstra kurikuler yang dirasakan sangat kurang khususnya pada siswa
tingkat Tsanawiyah. Untuk program ekstra ini, pimpinan yayasan ingin
mengedepankan pengkajian kitab-kitab kuning. Pengalaman menjadi Dewan Hakam
Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) di tingkat daerah dan nasional menjadi alasan
pimpinan untuk mengkaji lebih dalam terkait dengan MQK. Sekarang kita akan
mencoba untuk mengkader santri kita agar bisa diorbitkan pada ajang-ajang lomba
seperti itu, begitu harap Kepala KUA Kecamatan Batulayar tersebut. Adapun
kitab yang akan diajarkan antara lain; fiqh, nahwu, akhlaq, tafsir, tarikh,
hadits, usul fiqh dan kitab kuning sejenisnya.
Selain acara pencerahan, pertemuan itu juga dirangkai dengan
pembagian tugas atau pembagian jadwal untuk tahun ajaran baru yang direncanakan
akan dimulai pada tanggal 07 Juli 2014. Namun sebelum membahas penentuan hari untuk
penempatan mata pelajaran, evaluasi kinerja guru dalam semester akhir pun
menjadi tema hangat. Menurut pantauan Kepala Madrasah, dari sekian banyak guru
yang bertugas di madrasah ini, masi ditemukan guru-guru yang tidak konsekuen
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Ini masih menjadi PR dan ganjalan kita.
Madrasah ini tetap dipantau oleh masyarakat, jika ada kelas yang kosong akan
menjadi aib bagi sekolah. Anak-anak juga bisa melapor kalau ada guru yang
jarang masuk, hal ini sangat perlu untuk dipahami. Sebagai konsekuensi dari
guru yang jarang masuk, kita akan memberikan sanksi yang tegas, demikian urai Habibi selaku
Kepala Madrasah Tsanawiyah.