Dalam
rangka mengantisipasi meningkatnya kasus HIV AIDS di wilayah Kecamatan
Batulayar, Pemerintah Kecamatan Batulayar, Puskesmas Meninting dan Dinas Kesehatan
Lombok Barat bekerjasama membentuk POKJA PMTS (Kelompok Kerja Pencegahan
Penularan HIV AIDS Melalui Transmisi Seksual) yakni suatu kelompok kerja yang
terstruktur dan terorganisir secara komprehensif dan berkesinambungan yang
berupaya mencegah penularan HIV AIDS melalui Transmisi seksual.
Pembentukan
yang dilaksanakan langsung di Aula Kecamatan Batulayar tersebut tidak hanya
melibatkan jajaran Pemerintah Kecamatan, namun juga ikut melibatkan Kepala Desa
yang ada di Batulayar, Tokoh masyarakat, Agama, pemuda, pelaku wisata dan
masyarakat umum.
Alasan
mengapa POKJA PMTS ini perlu dibentuk dengan harapan melalui POKJA PMTS dapat tersosialisasi
program pemerintah, menambah pengetahuan (knowledge) dan lebih menyentuh
terhadap masyarakat ke bawah, khusunya yang memiliki pengetahuan minim mengenai
HIV AIDS baik dari proses penyebab menularnya penyakit tersebut ataupun
ciri-ciri dari pengidap HIV AIDS.
Ulasan
mengenai virus HIV Aids Dr. Putu Sugiarte selaku wakil dari Puskesmas Meninting
menjelaskan secara umum, “HIV Aids merupakan virus yang sangat berbahaya, bisa
menyerang siapa saja, dan sampai kini pun belum ditemukan obatnya” dan lebih
dari itu kebanyakan Hiv Aids ini menular disebakan seks bebas, ungkapnya.
Di
sisi lain, Marzuki S. Kep wakil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lobar yang hadir
pada saat pembentukan POKJA PMTS tersebut, memberitahukan bahwa penderita
dari HIV AIDS dari tahun-ke tahun semakin meningkat. Menurut penelitian
terdapat 40 juta penduduk dunia yang mengidap atau tertular HIV ADIS, paparnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan dan di Indonesia kini ada 400 ribu jiwa yang
mengidap HIV AIDS, dan khusunya di kabupaten Lombok barat ini ada 105 jiwa yang
terkena HIV AIDS. Oleh karena itu melalui POKJA PMTS yang sama-sama kita bentuk
ini, kita berharap penularan dari virus HIV AIDS bisa di minimize atau dicegah
sebisa mungkin, terlebih Batulayar sebagai Pusat Pariwisata (Center of Tourism)
Nusa Tenggara Barat yang banyak dikunjungi oleh Wisatawan lokal maupun asing
yang siapa tau diantara mereka ada yang mengidap HIV AIDS, kata bapak Marzuki
mengakhiri pembicaraannya.