Jumat, 08 Februari 2013

HANDICAP INTERNASIONAL; TINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL



Yayasan Handicap Internasional Go Winner of Nobel Peace Prize untuk pertama kalinya mengunjungi Kecamatan Batulayar Lombok Barat. Kunjungan personil Handicap ini bertujuan untuk mengidentifikasi para penyandang cacat yang berada di wilayah Kecamatan Batulayar. Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa se Kecamatan Batulayar beserta para Tim Survey yang akan mendata para penyandang di Sembilan Desa yang ada di Kecamatan Batulayar. Mewakili Camat Batulayar, Burhanudin, S. Pd selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial (Kasi Kessos) Kecamatan dalam sambutannya mengatakan bahwa program identifikasi penyandang cacat ini merupakan salah satu bentuk dari kegiatan yang digalang oleh Handicap. Tujuan dari semua ini adalah untuk menghapus diskriminasi antara orang normal dan orang cacat. Jadi sama saja, kita tidak membedakan hak-hak orang cacat di hadapan pemerintah dan jika ada bantuan dan sejenisnya supaya tetap terarah, demikian ungkapan Burhanudin saat membuka dan member sambutan kepada hadirin.
Sementara itu, Afra salah seorang personil Handicap mengatakan bahwa lembaga social ini sebenarnya sudah lama terbentuk. Pusat dari lembaga tersebut berada di Kota Lyon-Prancis dan terbentuk pada tahun 1982. Fungsinya tentu sama, yaitu untuk mengakomodir orang-orang cacat. Lebih lanjut Afra menyatakan bahwa Handicap masuk di Indonesia Pasca Tsunami Aceh, dan sekarang lembaga ini sudah menyebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia, urai gadis asal Nusa Tenggara Timur tersebut saat dimintai keterangan sebelum acara resmi dimulai.
Lembaga non pemerintah tersebut terjaring secara internasional dan bekerja sama dengan instansi-instansi pemerintah, pusat dan daerah. Di samping itu Handicap merupakan lembaga non profit atau tidak mencari keuntungan dari pihak manapun. Dengan adanya organisasi-organisasi seperti ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan penyandang cacat yang ada di Batulayar. Untuk itu kita bentuk tim Survey yang akan mendata berapa jumlah penyandang Cacat, demikian ungkap Teresia, salah seorang Personil Handicap saat presentasi.
Lembaga ini tidak hanya mengakomodir dari tingkatan usia atau umur, melainkan semua jenis penyandang cacat. Namun yang lebih diproritaskan adalah anak-anak penyandang cacat yang masih sekolah yang masih membutuhkan pendidikan dan perhatian lebih, ujar Afra lebih lanjut. Sebelumnya, Tim dari Handicap memperkenalkan beberapa petugas yang ditugaskan sebagai pendata para penyandang cacat pada masing-masing Desa. Bila mereka datang berkunjung ke Desa kita harapkan bantuan dari pihak Desa untuk mengarahkan atau mendampingi para pendata dalam mencari sasaran dan mendata jumlah penyandang cacat.
Semoga dengan adanya lembaga social kemanusiaan tersebut dapat membantu mengurangi beban serta mengakomodir para penyandang cacat yang ada di wilayah Batulayar. Dengan hal tersebut mungkin dapat memacu adrenalin para penyandang cacat, untuk tetap eksis, tanpa ada unsure diskriminasi atau merasa termarginalkan dalam menjalani hidup dan kehidupan dunia.