Rabu, 07 September 2011

Lebaran Ketupat di Batulayar (Minal 'Aidin wal Faizin)

Suasana Liburan di Pantai

Satu pekan sudah umat Islam khususnya usai melaksanakan salah satu dari kewajiban mereka yaitu, Puasa pada bulan Suci Ramadhan, kewajiban itu lalu dilanjutkan dengan memeriahkan hari kemenangan yaitu Sholat Iedul Fitri 1432 H, yang bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 2011. Terdapat begitu Plank, Spanduk, Baliho atau bahkan foster-forster mini yang bertemakan ucapan “Minal ‘Aidin wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Ucapan selamat itu tidak hanya terpampang melalui Spanduk,dan lainnya, namun juga melalui media-media electronic, dengan menggunakan/ pengguna account Facebook, Twitter, e-mail pun ikut mengambil peran. Itu merupakan suatu hal yang biasa sejak dahulu bagi komunitas Muslim, atau tepatnya  Mukmin/Mukminat.
Tradisi Lombok (Sasak) satu pekan berikutnya merupakan pekan yang ditunggu, yaitu Perayaan Lebaran Ketupat “Lebaran Topat”. Tak sempurna rasanya ketika  masyarakat Lombok tidak merayakan moment penting tersebut. Tradisi Lebaran Topat merupakan tempat tumpah-ruahnya masyarakat untuk melengkapi lebaran sebelumnya. Tak bisa dibayangkan ramai dan semaraknya Lebaran Topat bagi masyarakat untuk bergembira-ria.
Tempat-tempat wisata menjadi menjadi target mereka. Salah satu yang penulis dapat amati dari tahun ke tahun adalah Lebaran Topat yang dirayakan wilayah Kecamatan Batulayar. Diakui memang, sejauh ini Batulayar merupakan wilayah yang paling banyak memiliki tempat wisata, Pantai Batulayar, Pantai Duduk, Batu Bolong, Senggigi, Kerandangan, hingga ujung Mangsit semuanya merupakan tempat yang disenangi dan selalu dikunjungi oleh masyarakat untuk berwisata. Bisa dibayangkan padatnya masyarakat pada hari itu, tak heran jika dari aparat keamanan seperti Kepolisian dan crew-nya merasa letih mengatur arus lalu-lintas.
Jenazah Khaidir Rohim yang dibawa dari dasar laut yang diselamatkan oleh penyelam lokal sedang diboyong warga setempat di lokasi kejadian
Itu terjadi pada hari Lebaran Ketupat. Namun naas bagi Khaidir Rohim, moment bahagia sekali dalam setahun tersebut dilewatinya setelah tepeleset di Tanjung Pantai Malimbu yang menyembabkan pemuda asal Makasar itu harus meregang nyawa. Menurut cerita yang dapat kami lansir di tempat kejadian, tatkala pemuda tersebut sedang asyik berfoto dengan kawannya di Tanjung Pantai Malimbu lalu terpeleset dan terjatuh ke laut. Dikarenakan mahasiswa Universitas Mataram tersebut tidak bisa berenang, selama lebih dari 2 jam berada di dasar laut yang menyebabkan dia kehilangan nyawanya. Dan hingga pukul 16.00 pemuda tersebut belum ketahui secara pasti oleh keluarga dikarenakan keluarga berada di luar daerah, namun Satuan Polres Lombok Barat segera mengambil sikap untuk mengatasi musibah tersebut.