Selasa, 27 Januari 2015

BERTANI JAMUR TIRAM DI PONPES MQ; LANGKAH AWAL MENUJU PESANTREN MANDIRI

Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniyah Dusun Tato Desa Sandik Kecamatan Batu Layar bekerja sama dengan Islamic Relief World Wide Nusa Tenggara Barat untuk pengembangan, pengolahan produksi Jamur Tiram. Selain Pondok Pesantren Madrasatul Qur’aniyah, Pondok Pesantren Al-Muslimun Tegal Desa Meninting mendapatkan program yang sama. Namun menurut keterangan Koordinator Islamic Relief NTB, Komar menceritakan jika Jamur Tiram yang dikembangbiakkan di Pondok Pesantren Al-Muslimun hampir mencapai tahap panen. Hal tersebut disebabkan karena pondok pesantren tersebut lebih awal mendapatkan program Jamur Tiram.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna, selama dua hari sejak tanggal 27-28 Januari 2015 ini awak pondok pesantren Madrasatul Qur’aniyah diberikan materi Pelatihan apa dan bagaimana cara mengembangkan dan mengelola Jamur Tiram. Pelatihan perdana di pondok pesantren ini dihadiri oleh Ketua Yayasan, H. Mujtahidin Abdullah, Lc M. Ag, santri, dewan guru yang selanjutnya akan menjadi Petani Jamur Tiram di Pondok Pesantren.
Terkait dengan sarana dan prasarana, pembibitan Jamur Tiram di pondok pesantren Madrasatul Qur’aniyah sangat mendukung. Kelengkapan dan bantuan pun telah disalurkan oleh pihak Islamic Relief. Pendidikan yang bernuansa life skill saat ini sangat dibutuhkan oleh sekolah. Pemberian amanat untuk mengembangkan dan mengelola Jamur Tiram ini perlu dijaga, kepercayaan ini harus benar-benar dimanfaatkan, demikian urai Ketua Yayasan dalam sambutannya.
Lebih jauh, H. Mujtahidin mengatakan jika pengelolaan Jamur Tiram ini sukses, bisa dijadikan sebagai industri yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja, ekonomi kerakyatan, dan kemandirian dalam dunia usaha. Di samping itu, pengembangan dan pengelolaan jamur tiram bisa bermanfaat di lingkungan pondok pesantren dan masyarakat secara luas.
Memang, usaha Jamur Tiram bukan merupakan bukan barang baru di masyarakat. Namun, untuk pengembangan di pondok pesantren di wilayah Batu Layar dan sekitarnya baru-baru ini dipromosikan. Tidak semua lembaga pendidikan mendapatkan proyek ini, melainkan pondok pesantren atau lembaga pendidikan yang secara sarana dan prasarana terhitung komplit dan memiliki potensi sebagai wahana pengembangan dan pengelolaan Jamur Tiram.
Tujuan dan maksud diberikannya Proyek pengelolaan dan pengembangan seperti Jamur Tiram ini tidak lain kecuali sebagai salah satu alternative untuk mencari penghidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, lebih mandiri, tidak cukup dengan menghafal hadits atau ayat saja melainkan dengan usaha atau skill yang juga mumpuni. Mental untuk berwirausaha bukan hanya boleh disentuh oleh kalangan pebisnis atau kelas-kelas tertentu, namun juga diharapkan lahir sejak berada di bangku pendidikan termasuk lembaga yang bernaung seperti Pondok Pesantren. Pengembangan Jamur Tiram di pondok pesantren merupakan langkah menjadi wirausahan mandiri.