Pondok
Pesantren Madrasatul Qur’aniyah Dusun Tato Desa Sandik Kecamatan Batu Layar
bekerja sama dengan Islamic Relief World Wide Nusa Tenggara Barat untuk
pengembangan, pengolahan produksi Jamur Tiram. Selain Pondok Pesantren
Madrasatul Qur’aniyah, Pondok Pesantren Al-Muslimun Tegal Desa Meninting
mendapatkan program yang sama. Namun menurut keterangan Koordinator Islamic
Relief NTB, Komar menceritakan jika Jamur Tiram yang dikembangbiakkan di Pondok
Pesantren Al-Muslimun hampir mencapai tahap panen. Hal tersebut disebabkan
karena pondok pesantren tersebut lebih awal mendapatkan program Jamur Tiram.
Terkait
dengan sarana dan prasarana, pembibitan Jamur Tiram di pondok pesantren
Madrasatul Qur’aniyah sangat mendukung. Kelengkapan dan bantuan pun telah
disalurkan oleh pihak Islamic Relief. Pendidikan yang bernuansa life skill saat
ini sangat dibutuhkan oleh sekolah. Pemberian amanat untuk mengembangkan dan
mengelola Jamur Tiram ini perlu dijaga, kepercayaan ini harus benar-benar
dimanfaatkan, demikian urai Ketua Yayasan dalam sambutannya.
Lebih jauh,
H. Mujtahidin mengatakan jika pengelolaan Jamur Tiram ini sukses, bisa
dijadikan sebagai industri yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja,
ekonomi kerakyatan, dan kemandirian dalam dunia usaha. Di samping itu,
pengembangan dan pengelolaan jamur tiram bisa bermanfaat di lingkungan pondok
pesantren dan masyarakat secara luas.
Memang,
usaha Jamur Tiram bukan merupakan bukan barang baru di masyarakat. Namun, untuk
pengembangan di pondok pesantren di wilayah Batu Layar dan sekitarnya baru-baru
ini dipromosikan. Tidak semua lembaga pendidikan mendapatkan proyek ini,
melainkan pondok pesantren atau lembaga pendidikan yang secara sarana dan
prasarana terhitung komplit dan memiliki potensi sebagai wahana pengembangan
dan pengelolaan Jamur Tiram.
Tujuan dan
maksud diberikannya Proyek pengelolaan dan pengembangan seperti Jamur Tiram ini
tidak lain kecuali sebagai salah satu alternative untuk mencari penghidupan
yang lebih baik dan berkelanjutan. Untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik,
lebih mandiri, tidak cukup dengan menghafal hadits atau ayat saja melainkan
dengan usaha atau skill yang juga mumpuni. Mental untuk berwirausaha bukan
hanya boleh disentuh oleh kalangan pebisnis atau kelas-kelas tertentu, namun
juga diharapkan lahir sejak berada di bangku pendidikan termasuk lembaga yang
bernaung seperti Pondok Pesantren. Pengembangan Jamur Tiram di pondok pesantren
merupakan langkah menjadi wirausahan mandiri.