Inaq Rumihi |
Di
Dusun Bengkaung Tengaq, ditemukan salah satu sektor ekonomi yang menjadi salah
satu sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Usaha membuat Arang atau dalam
bahasa Sasak disebut dengan “Langas”. Membuat atau membakar Langas ini tentu
tidak mudah, dibutuhkan keahlian dan ketelatenan untuk menghasilkan kualitas
yang lebih baik. Bisa dikatakan membakar atau membuat langas ini hanya terdapat
di daerah-daerah perkampungan dan atau mata pencaharian orang kampung.
Langas
dibuat dengan dari kulit dalam buah kelapa atau dalam bahasa suku Sasak dikenal
dengan sebutan “Tetangkel”. Untuk menjadikannya sebagai “Langas” tak kurang
dari 12 jam melakukan pembakaran. Pembakaran atau lokasi pabrik langas biasanya
sedikit berjarak dengan rumah atau tempat tinggal penduduk untuk menghindari
complain atau protes warga yang terganggu dengan asap.
Adalah
Inaq Rumihi, salah seorang warga Dusun Bengkaung Tengaq Desa Bengkaung
Kecamatan Batu Layar Lombok Barat. Sejak kecil, hingga ia memiliki 4 orang
anak, pekerjaannya sebagai kuli untuk membuat dan membakar langas. Lokasi yang
digunakan sebagai tempat membakar atau mempabrik langas ini adalah tanah milik
orang lain. Dalam satu lubang, sewa lahan mencapai 25 ribu rupiah. Harga langas
per kilogram mencapai Rp. 5000. Bagi yang memiliki banyak modal, bisa menjual
sampai berton-ton bahkan mengirim ke luar daerah, demikian cerita Inaq Rumihi.
Lebih
lanjut Rumihi mengatakan cara menjual arang atau langas ini dengan menunggu
pesanan dari para pembeli. 1 kantor plastic ini dihargakan lima ribu rupiah.
Membakar langas atau arang ini merupakan pekerjaan rutin dari ibu yang
menginjak usia kurang lebih 45 tahun ini. Ditanya masalah subsidi atau bantuan
yang pernah diberikan oleh pemerintah, Rumihi mengaku tidak pernah diberikan
bantuan atau subsidi apa pun dari pemerintah. Kalau ada modal kita beli
“tetangkel” baru kita bakar, begitu urainya.
Proses
membuat langas atau arang ini mulai dari membuat lubang dengan kedalaman
setengah meter dan lebar mencapai dua atau tiga meter. Setelah ada lubang,
tetangkel atau kulit kelapa dimasukkan dan dibakar sekitar 12 atau 14 jam. Kemudian
setelah benar-benar menjadi arang baru diangkat dan dibersihkan, selanjutnya
dimasukkan kedalam kantong plastic.
Di
musim hujan seperti sekarang merupakan fase yang sulit untuk membuat langas
dikarenakan lubang digenangi air. Para petani langas harus menggunakan terop atau
atap agar langas yang dihasilkan tidak rusak. Langas digunakan sebagai penyubur
tanaman alias pupuk, juga pakai untuk membakar ikan, membakar sate, menyetrika
dan lainnya. Dan langas diproduksi di daerah perkampungan, berjarak dari
pemukiman agar tidak menimbulkan polusi.