Masih segar dalam ingatan kita salah satu
Program Unggulan yang dimiliki Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2009 yaitu
Bumi Sejuta Sapi (BSS). Khusus untuk wilayah NTB, 500-an sapi yang berikan
pemerintah kepada masyarakat untuk dikembang-biakkan yang masih eksis hingga
kini. Nah, berbicara masalah sapi atau hewan di daerah, lazimnya tak lepas dari
petani dan sawah.
Di Desa Bengkaung Kecamatan Batulayar terdapat
Kelompok Tani Ternak-Bengkaung Berkarya (KTT-BB). Kelompok ini terbentuk sejak
tahun 2005 atas inspirasi masyarakat dusun setempat. Motif pendirian kelompok
ini sangat sederhana; menyejahterakan anggota, mengurangi TKI, mengurangi
penggangguran khususnya bagi generasi muda. Niat mulia ini pun sukses
menjalankan visi-misi mereka yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Mungkin, tak banyak yang tahu jika kelompok ini pun telah berulangkali mengikuti lomba, baik dari tingkat Kabupaten Lombok Barat dan Propinsi Nusa Tenggara Barat. Hebatnya, KTT-BB ini kerap mewakili Lombok Barat dalam Lomba Kelompok Tani Ternak di tingkat Propinsi dengan bersaing dengan kabupaten/ kota di NTB. Berdiri di atas lahan 21 are, dengan jumlah sapi sekitar 25 ekor, kini berkembang hampir menjadi ratusan ekor yang telah dikembang-biakkan di Desa ini untuk masyarakat.
Imamul Azkar yang menjadi ujung tombak
kelompok ini terus beremangat mengemban tugasnya. Pengakuan Azkar, bahwa ini
Lomba Kedua yang diikuti oleh KTT-BB yang sebelumnya menyabet juara di
Kabupaten Lombok Barat dan mewakilinya di tingkat Propinsi. Sebelumnya juga
telah dilaksanakan lomba untuk tingkat Propinsi dan mendapat juara ketiga,
begitu aku Azkar.
Sebagaimana lomba pada umumnya, yang menjadi
aspek penilaian meliputi; kebersihan, keteraturan, kekompakan, serta managemen yang
ada di kelompok tersebut. Sarana seperti pengelohan pupuk, alat timbang sapi,
dan lainnya lengkap dimiliki oleh Kelompok Tani Ternak Bengkaung Berkarya ini.
Dalam hal pemeliharaan, kelompok membuatkan jadwal ronda alias piket pada
setiap malam untuk menjaga keamanan hewan ternak yang mereka pelihara.
Meskipun demikian, dari begitu banyak sapi
yang dipelihara di KTT-BB, kandang yang dimiliki tak mampu menampung jumlah
sapi yang dipelihara. Imbasnya, mereka terpaksa mereka membiarkan sapi tinggal
di luar kandang. Ada memang kandang yang kerangkanya sudah dibangun, namun
karena keterbatasan ekonomi masyarakat kandang yang mereka inginkan dan idamkan
belum tercapai. Mungkin masyarakat belum memiliki dana untuk melanjutkan
kandang, salah satu yang diharapkan adalah bantuan pemerintah guna melanjutkan
pembangunan kandang demi kenyamanan dan keamanan hewan peliharaan yang menjadi sumber
mata pencaharian mereka, begitu ujar Azkar selaku ketua Kelompok Tani
Ternak-Bengkaung Berkarya Desa Bengkaung Kecamatan Batulayar.