Rasa tidak puas merupakan salah satu dari
karakter manusia. Dalam segala hal, ketidakpuasan kerap menghampiri dengan
dalih “ingin mencoba dan mengetahui”. Konsep trial and error kadang dirasa
tepat meskipun pada akhirnya berhasil atau tidak. Ingin mencoba dan mengetahui
menjadi keinginan kuat setiap orang tersebut bisa dilihat dalam pemilihan
profesi yang dijadikan sebagai mata pencaharian sehari-hari untuk mencukupi
kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungan. Dan yang lebih penting dari itu
semua adalah ingin menjadi lebih baik, lebih sukses, lebih hidup, bahkan lebih
terkenal.
Sifat nomaden dalam memilih dan menentukan
profesi banyak dianut oleh masyarakat menengah ke bawah atau mereka yang tidak
memiliki pekerjaan tetap. Contoh ini dapat terlihat pada pekerja semisal buruh.
Yusuf salah seorang mantan buruh kini beralih haluan, pekerjaan awal yang dia
tekuni adalah sebagai tukang cat bangunan. Pekerjaan baru yang dicoba jalani
oleh Yusuf adalah sebagai penjual Bakso Cilok. Bakso Cilok atau pentolan bakso
ini yang diberi saus tanpa mie, biasanya dikemas dalam dua versi bumbu, manis
dan panas. Untuk bumbu manis kebanyakan peminatnya adalah anak-anak atau
remaja. Adapun bumbu panas, biasa dikonsumsi oleh orang dewasa baik laki dan
perempuan.
Yusuf melakoni pekerjaan ini hampir memasuki
masa dua bulan lamanya. Alat yang digunakannya bermodalkan satu meja dengan
ukuran satu meter dan mangkal di depan Pos Kamling Dusun Teloke Desa Batulayar.
Posko sebagaimana diketahui merupakan tempat dimana warga sering kumpul,
duduk-duduk, bercerita, berbagai. Secara kebetulan di Posko tersebut tersedia
TV yang disumbang oleh salah satu anggota dewan. Keramaian inilah yang
dimanfaatkan oleh Yusuf untuk menjajakan barang dagangannya. Hasilnya,
Alhamdulillah, kebutuhan kelurga dapat terpenuhi.
Bapak dua anak ini pun menikmati hidupnya
sebagai penjual pentolan Bakso atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bakso
Cilok. Pekerjaan yang sebelumnya pernah ia geluti seakan sirna. Menurutnya,
menjual bakso lebih gampang, tidak jauh dari rumah, ramah lingkungan, tidak
beresiko tinggi, dan hemat biaya. Saya membuatnya pagi setelah siap, baru
berjualan sampai malam, begitu cerita Yusuf. Alih profesi seperti ini bisa
sambil nganggur-nganggur dan ngobrol dengan kawan, dan itu nikmat dan indah,
kilah Bapak dua cucu ini. Mengenai penghasilan, Yusuf dengan ceria menjawab,
Alhamdulillah.