Jumat, 09 Mei 2014

BURUH BANGUNAN ALIH PROFESI

Rasa tidak puas merupakan salah satu dari karakter manusia. Dalam segala hal, ketidakpuasan kerap menghampiri dengan dalih “ingin mencoba dan mengetahui”. Konsep trial and error kadang dirasa tepat meskipun pada akhirnya berhasil atau tidak. Ingin mencoba dan mengetahui menjadi keinginan kuat setiap orang tersebut bisa dilihat dalam pemilihan profesi yang dijadikan sebagai mata pencaharian sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungan. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah ingin menjadi lebih baik, lebih sukses, lebih hidup, bahkan lebih terkenal.

Sifat nomaden dalam memilih dan menentukan profesi banyak dianut oleh masyarakat menengah ke bawah atau mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Contoh ini dapat terlihat pada pekerja semisal buruh. Yusuf salah seorang mantan buruh kini beralih haluan, pekerjaan awal yang dia tekuni adalah sebagai tukang cat bangunan. Pekerjaan baru yang dicoba jalani oleh Yusuf adalah sebagai penjual Bakso Cilok. Bakso Cilok atau pentolan bakso ini yang diberi saus tanpa mie, biasanya dikemas dalam dua versi bumbu, manis dan panas. Untuk bumbu manis kebanyakan peminatnya adalah anak-anak atau remaja. Adapun bumbu panas, biasa dikonsumsi oleh orang dewasa baik laki dan perempuan.   

Yusuf melakoni pekerjaan ini hampir memasuki masa dua bulan lamanya. Alat yang digunakannya bermodalkan satu meja dengan ukuran satu meter dan mangkal di depan Pos Kamling Dusun Teloke Desa Batulayar. Posko sebagaimana diketahui merupakan tempat dimana warga sering kumpul, duduk-duduk, bercerita, berbagai. Secara kebetulan di Posko tersebut tersedia TV yang disumbang oleh salah satu anggota dewan. Keramaian inilah yang dimanfaatkan oleh Yusuf untuk menjajakan barang dagangannya. Hasilnya, Alhamdulillah, kebutuhan kelurga dapat terpenuhi.

Bapak dua anak ini pun menikmati hidupnya sebagai penjual pentolan Bakso atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bakso Cilok. Pekerjaan yang sebelumnya pernah ia geluti seakan sirna. Menurutnya, menjual bakso lebih gampang, tidak jauh dari rumah, ramah lingkungan, tidak beresiko tinggi, dan hemat biaya. Saya membuatnya pagi setelah siap, baru berjualan sampai malam, begitu cerita Yusuf. Alih profesi seperti ini bisa sambil nganggur-nganggur dan ngobrol dengan kawan, dan itu nikmat dan indah, kilah Bapak dua cucu ini. Mengenai penghasilan, Yusuf dengan ceria menjawab, Alhamdulillah.