Kelangkaan Pupuk kembali terjadi di sejumlah
daerah, tak terkecuali di Batulayar. Lebih satu bulan terakhir ini petani di
Batulayar was-was dengan kondisi pupuk. Sektor pertanian Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang selama ini menjadi centra tidak mampu berbuat
banyak. Meskipun pada diketahui bahwa tujuan dibentuknya lembaga yang salah
satunya adalah merencanakan riil pupuk bersubsidi untuk komoditas pertanian.
Sementara, para petani harus menunggu kelompok untuk bisa mendapatkan pupuk.
Imbas dari semua ini adalah petani resah akan
usaha yang digeluti terutama tanaman yang membutuhkan pupuk. Menurut salah satu
perwakilan Petani di Desa Sandik, kalau dibiarkan terus-menerus, kondisi
tanaman seperti padi jelas akan rusak alias tidak bisa tumbuh sebagaimana yang
diharapkan. Jeslas, petani akan mengalami kerugian, demikian ujar Sadri salah
seorang warga yang memiliki lahan tempat bercocok tanam.
Lebih lanjut Sadri menilai bahwa petani siap membeli
pupuk, yang dibutuhkan sekarang adalah adanya pupuk dulu. Kalau ini tidak
diperhatikan imbasnya banyak bukan hanya sektor pertanian, begitu keterangan
Sadri. Sampai detik ini, seharusnya orang sudah dua kali memberikan pupuk untuk
kepentingan petani. RDKK yang selama ini diharapkan sebagai komunikator atau
advokasi pemasalahan ini belum mampu berbuat maksimal. Dibutuhkan kerjasama,
perhatian, serta kepedulian pemerintah dalam menanggulangi permasalahan
ini. Hanya pemerintah yang menjadi
satu-satunya harapan masyarakat khususnya para petani dalam menanggulangi
permasalahan tersebut. Kondisi yang demikian tidak boleh dibiarkan berlarut,
karena disamping merugikan petani, juga akan merembet ke berbagai sektor dan
sendi kehidupan.