Minggu, 25 Agustus 2013

CALON BUPATI LOBAR MULAI PERANG MEDIA; MARI BELAJAR BERDEMOKRASI

Dekatnya waktu Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Bupati dan Wakil Bupati) untuk Kabupaten Lombok Barat, masing-masing dari pasangan calon mulai mempromosikan diri mereka ke masyarakat melalui beragam media infomasi. Sebagaimana diketahui, media secara global dapat dikategori menjadi; hardware media dan software media (media dengan perangkat keras dan media dengan perangkat lunak). Dari kedua jenis media, media hardware yang mendominasi karena langsung bersentuhan langsung dengan masyarakat atau lebih bersosial. Realitanya, hardware media yang disebarkan kepada masyarakat dapat menggunakan jasa kurir. Kurir koran, pamflet, spanduk, baliho, brosur dan sejenisnya. Berbeda dengan media lunak yang hanya didedikasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dengan dunia teknologi, internet salah satunya. Meskipun demikian, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing media tak dapat dihindari.
Apa artinya jika menyebarkan brosur atau koran kepada masyarakat yang tidak pernah mengenyam pendidikan (sekolah)? Bisakah mereka membaca, menelaah, serta memahami berbagai program yang akan ditawarkan? Apakah tidak boros?, dan masih banyak sisa-sisa pertanyaan yang menggelitik.
Begitu pula dengan media yang ditulis di beberapa website, blog, jejaring social, dan sebagainya. Apakah masyarakat tingkat bawah dapat memahami dan mengerti dengan apa yang direncanakan lima atau enam tahun ke depan? Apakah usaha tersebut tidak sia-sia?.
Terlepas dari efektif dan tidaknya media informasi yang merambah hingga masyarakat pedesaan atau pedalaman, namun kandidat calon tetap “Percaya Diri” dengan usaha yang dilakukan sebagai salah satu penyebar informasi tentunya dengan harapan “Semoga Mendapat Dukungan”.
Di Desa Batulayar Kecamatan Batulayar, salah satu Calon Pasangan gencar menyebarkan informasi pencalonan diri mereka sebagai Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Barat dengan menyebarkan brosur, selebaran dan melalui jasa kurir, dari rumah ke rumah. Tak peduli, penduduk rumah tersebut bisa membaca atau tidak, yang terpenting tugas utama kurir adalah menyebarkan berita melalui brosur maupun selebaran.
Dalam gambar terlihat seorang siswa Sekolah Dasar sedang membentangkan brosur salah satu kandidat Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Barat yang akan berlaga September mendatang. Jika brosur atau selebaran tersebut diterima oleh anak yang bersekolah atau bisa membaca kemudian menyimpannya. Lalu bagaimana jika brosur atau selebaran yang menarik itu kemudian berserakan padahal telah menelan biaya untuk membuat dan mengedarkan brosur? Menyebarkan informasi merupakan nilai positif kepada masyarakat, sah dan wajar-wajar saja-lah. Kita tinggal menunggu tiga pasangan calon untuk melakukan hal yang sama. Masalah pilihan pada September mendatang, kita serahkan kepada masyarakat, kepada siapa mereka berpihak. Karena frefrensi politik masyarakat berbeda dan bertingkat, apalagi di zaman yang serba canggih sekarang ini. Mari belajar memahami demokrasi.