Senin, 12 November 2012

MERDEKA ITU ADA JIKA KITA MENAHAN DIRI; PAHLAWAN vs PAHLAWAN


S
iapa pahlawan yang anda kenal? Pernahkah anda  mendengar atau pernah melihat photo ataupun posternya? Mendeskripsikan sosok pahlawan oleh setiap orang akan berbeda, tergantung bagaimana informasi yang didapatkan, atau pendidikan yang merubah pola pikirnya. Sesungguhnya gambaran pahlawan masih terpatri dalam jiwa kita adalah seseorang yang gagah, berani, perkasa, kuat dan hebat, mungkin seperti seorang super hero, tapi super hero itu juga seorang pahlawan fiksi.
 Dalam rentang waktu yang ada, kajian tentang kepahlawanan sangat terbatas, penelitian tentang pahlawan juga sangat minim, kita sudah dsajikan dalam bentuk sesuatu yang sudah jadi dari sononya, tapi pernahkah kita mencoba menalar bagaimana reputasi pahlawan dan track recordnya? Mungkin hanya sebagian orang yang tahu dan mau mencari tahu, sungguh sebuah ironi, saya juga merasakan betapa sedikitnya literature dan edukasi tentang kepahlawanan, bahkan di sekolah pun masih diajarkan atau tidak ya? Kalau mau jujur pondasi bangsa dan negara ini terletak dan diawali dengan semangat kepahlawanan. Idiologi, proses dan semangat yang telah lakukan oleh para pahlawan menjadikan pondasi dasar bagi berdirinya negara kita.
Akankah kita tereduksi oleh pola-pola kepahlawanan masa kini, semangat sejatinya bangsa yang dulu begitu kuat, dengan, persatuan dengan sikap toleransi yang luar biasa, konsep itu sekarang semakin tereliminasi oleh pangggung-panggung sandiwara pahlawan modern yang tereduksi oleh kepentingan-kepentingan instan dan bersifat individual, atau dengan meminjam bahasa Michael Foucalt, semuanya karena factor kepentingan
Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sansekerta phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama.
Dimasa sekarang ini pengertian pahlawan sudah bias kenapa terbias kemungkinan juga karena tadi; edukasi, pengalaman dan atau informasi. Ketiga hal itulah yang menjadikan pengertian pahlawan mendapatkan resistensi, di saat ini pengertian pahlawan hanya sebatas seorang idola.
Idola dan pahlawan tentu saja berbeda, masing-masing individu berlomba untuk mendapatkan gelar pahlawan (idola) dengan berbagai macam cara, sudah dicekoki makanan dan menu oleh media melalui opini-opini yang membangun interprestasi kita tentang pahlawan. Itulah yang memengaruhi, mengerakkan pikiran dan fisik kita untuk memberikan dukungan yang luar biasa.
Tidak dipungkiri juga ada memang Pahlawan yang tumbuh secara alami, timbul terbangun dan mampu memberikan nuansa terhadap lingkungan masyarakat, opini yang dibangun adalah opini rakyat secara alamiah, namun itu juga cuma seorang sosok yang entah kapan gelar itu akan terbukti karena sekali lagi hasil yang akan membuktikannya.
Pahlawan VS Pahlawan adalah bagaimana kita menyadari di saat ini kalau kita melihat perkembangan Politik yang tentu saja akan mepengaruhi resistensi bangsa ada Puluhan bahkan ratusan orang yang mulai dan akan serta sudah membentuk opini menjadi pahlawan padahal itu dilakukan bukan berdasarkan kepentingan rakyat, tapi hanya kepentingan mereka dan golongannya, tapi lawanya versus adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memang terbangun secara alamiah bagaimana kekuatan mereka? Tentu saja kita yang menjadi wasitnya.
Pahlawan nasional Indonesia adalah:
1.      Warga Indonesia yang telah meninggal dunia.
2.      Orang yang telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik, atau perjuangan dalam bidang lain mencapai/ merebut/ mempertahankan/ mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
3.      Orang yang telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
4.      Orang yang telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia
5.      Orang yang pengabdian dan perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya, tidak sesaat, dan melebihi tugas yang diembannya.
6.      Orang yang perjuangannya mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
7.      memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/ nasionalisme yang tinggi.
8.      Orang yang memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
9.      Orang yang pantang menyerah pada lawan ataupun musuh dalam perjuangannnya.
10.  Orang yang tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang merusak nilai perjuangannya.
Pemberian Gelar kepada Proklamator Soekarno-Hatta tentu saja melalui kajian yang komprehensif dan memang sudah selayaknya gelar pahlawan itu diberikan, kita mungkin tak akan menyangkal hal tersebut dan tidak perlu untuk diperdebatkan, tapi lihatlah sekarang kondisi, harusnya ketika kajian kepahlawanan itu dilakukan kita juga harus mencoba menerapkan dalam spirit social kemasyarakatan, sehingga filosofi dan idealisme yang terbangun bias menjadi refrensi bagi bangsa kita.
Cukup sudah gejolak social, politik, dan keamanan yang sudah lewat jangan terjadi lagi, sehingga kita jenuh dengan pahlawan-pahlawan idola yang dengan begitu gagahnya datang di tengah persoalan yang ada bak seorang pahlawan yang mampu menyelesaikan masalah alias PAHWALAN KESIANGAN. Hemat saya, pahlawan adalah SIAPA PUN yang mampu menahan diri, mendeteksi, mengelaminir, bahkan mencegah problematika yang merugikan, diri pribadi maupun orang lain, yang menyebabkan tidak terjadinya konflik atas landasan; individu, ras, agama atau golongan.
Alangkah bangganya bangsa ini ketika ada yang mampu seperti itu, pada setiap orang dengan profesi variatif yang kita lakukan harusnya menjadi katalis perubahan. Karyawan, staf, TNI, Polri, Tokoh Agama, Pemuda dan Masyarakat serta aparatur pemerintahan. Semua kita harus menjadi pahlawan, dan kita tidak perlu terbui dengan keadaan yang ada. Mari kita bangun bangsa ini bersama melalui edukasi pendidikan kebangsaaan, mengetahui idealism kepahlawanan sehingga kita tidak terjebak dalam pertempuran dan pertandingan Pahlawan melawan Pahlawan. (Yudi’s).