Senin, 08 September 2014

SEBAGIAN WARGA BATU LAYAR KELUHKAN AIR BERSIH

Sebagian wilayah di Kecamatan Batu Layar masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari masyarakat. Jika dilihat dari topografi wilayah dan dari 100 % jumlah manusia yang berdomisili di daerah Batu Layar, tak kurang dari 30 % masyarakat bermukim di daerah perbukitan dan atau pegunungan. Permasalahan air bagi mereka yang hidup dan tinggal di dataran tinggi ini, meski lumrah namun pada pandangan yang berbeda mengundang keprihatinan. Pasalnya, Sumber Daya Manusia (SDM), perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan yang terpenting icon wilayah Batu Layar sebagai pariwisata terbesar perlu terselamatkan.
Seperti telah diungkapkan di atas, masalah air bersih bagi mereka yang hidup di dareah pegunungan dirasakan selama mereka tinggal dan berdomisili di daerah tersebut. Setiap hari mereka harus turun-naik gunung untuk memperoleh air bersih yang dijadikan untuk memasak dan minum. Di Desa Bengkaung misalnya, tak kurang dari 610 Kepala Keluarga meresahkan air bersih. Jika dirinci, lima Dusun yang menjadi pelanggan terutama dalam mengakses air bersih yaitu Dusun Seraye, Bunean, Bunut Boyot, Pelolat, dan Bengkaung Daye.
Sumur Bor yang dibangun pada tahun 2013 di Desa Bengkaung, seolah tak mampu membendung kebutuhan masyarakat akan akses air bersih. Untuk bisa mendapatkan air, setiap Kepala Keluarga harus mengeluarkan 10 ribu perbulan yang selanjutnya dijadikan sebagai uang untuk pembelian Solar mesin pembangkit air. Rata-rata, setiap harinya masyarakat boleh mengambil air tak lebih dari 30 liter untuk keperluan sehari-hari. Ada sedikit masyarakat yang memiliki penampungan air seperti kolam, namun hanya dipergunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi dalam suatu waktu. Warga pun berwara-wiri untuk mengambil air bersih. Mereka menggunakan kendaraan seperti sepeda motor untuk mengangkut air, ada juga yang menggunakan sepeda dayung dan berjalan kaki.
Di Wilayah Batu Layar, Desa Batu Layar, Batu Layar Barat, Pusuk Lestari, dan Desa Bengkaung merupakan Desa-desa yang memiliki penduduk, hidup dan tinggal sebagiannya di daerah pegunungan dan perbukitan. Tidak adanya sumber mata air di daerah perbukitan adalah penyebab kekurangan masyarakat untuk mengakses air bersih. Di samping itu, pemeliharaan atau pelestarian seperti penghijauan yang menjadi sentral atau sumber mata air sudah jarang disosialisasikan ke masyarakat. Dan yang terakhir adalah, kesadaran manusia sendiri untuk berlaku ramah seperti penebangan pohon yang mengakibatkan tandusnya hutan.