Pelepasan Jamaah Calon
Haji bagi masyarakat di Indonesia mungkin sudah menjadi budaya yang cukup kuat.
Pelepasan jamaah sebagaimana yang penulis maksud di sini adalah ternyata
berawal dari pemerintah tingkat bawah semisal kampung. Pelepasan jamaah calon
haji di tingkat kampung sedikit lebih religious dibandingkan dengan pelepasan
yang biasa dilakukan oleh pemerintah. Di Dusun Teloke Desa Batu Layar Kecamatan
Batu Layar Lombok Barat tradisi religious saat pelepasan atau perpisahan dengan
jamaah calon haji yang akan menunaikan ibadah ke Makkah ini masih hidup dan
dilakukan hingga kini.
Penceramah sebagaimana
namanya ditugaskan sebagai pemberi nasihat yang terkait dengan proses
pelaksanaan ibadah haji serta pola kehidupan masyarakat di Makkah dan Madinah.
Layaknya pengajian langsung yang sebenarnya ditujukan kepada masyarakat yang
memenuhi hajat. Sebelumnya, acara juga dibuka dengan pengajian al-qur’an oleh
para Qari’. Masyarakat pun berdatangan ke tempat acara guna menyaksikan acara,
mendengarkan ceramah, dan yang nantinya akan diakhiri dengan bersalaman dengan
jamaah calon haji yang akan berangkat.
Secara rapi dan teratur,
masyarakat menjulurkan tangannya kemudian disalami satu per satu oleh jamaah
calon haji. Semua itu simbol dan atau lambang persaudaraan yang kuat, budaya religious,
antusiasme masyarakat akan agungnya Allah SWT. yang telah menjadikan Makkah dan
Madinah sebagai tempat suci mulia bagi umat Islam dan sebagai tempat
pelaksanaan ibadah haji. Agungnya tamu Allah alias jamaah calon haji atas
merupakan apresiasi untuk kita utamanya bagi yang belum berkesempatan untuk
melaksanakan ibadah rukun islam tersebut. Semoga Allah memberikan kesempatan
bagi kita untuk mengunjungi kiblat Islam tersebut, amien.