Rabu, 01 Februari 2012

SPDT 2 BATULAYAR LOMBOK BARAT MENOLAK MAHASISWA PPL


DESA SANDIK: Sempit dan kompleksnya lapangan pekerjaan di negeri ini yang disediakan oleh pemerintah ternyata masih terasa. Jangankan untuk menjadi tenaga tetap, sekedar numpang praktek saja misalnya sangat sulit. Keadaan ini tidak hanya di satu sector namun hampir merambah ke sector atau bidang kehidupan, pendidikan diantaranya. Sepertinya moment ini menjadi kenangan yang sulit dilupakan oleh mahasiswa dan mahasiswi Universitas Nahdhatul Wathan Mataram. Permasalahnya sebenarnya tidak kompleks, mungkin saja karena perbedaan kepentingan masalah sulit menemukan benang merah.
Mahasiswa Universitas NW Mataram
Apes bagi mahasiswa dan mahasiswi Universitas Nahdhatul Wathan Mataram yang ditugaskan untuk melakukan praktek mengajar (PPL) di SPDT 2 Batulayar. Kehadiran 10 (sepuluh) mahasiswa dari Universitas NW Mataram itu ditolak untuk menjalankan salah satu mata kuliah penting mereka di sekolah SATU ATAP tersebut. Dari keterangan salah satu mahasiswi, penolakan praktek oleh pihak sekolah tersebut berawal dari PPL yang dilakukan oleh mahasiswa IKIP tahun sebelumnya. Karena salah satu mahasiswa IKIP yang melakukan praktek mengajar sebelumnya di SPDT 2 bermasalah dengan wali murid, begitu ujar mahasiswi yang berasal dari Wanasaba Lombok Timur tersebut. Alasan lain penolakan kehadiran mahasiswa PPL adalah tidak ada koordinasi pihak kampus seperti pengiriman surat pemberitahuan atau undangan koordinasi ke pihak sekolah yang akan ditempati sebagai lokasi PPL, begitu lanjut mahasiswa Universitas NW Mataram.
Namun seperti kata pepatah “dimana ada kemauan di situ aja jalan” benar memang. Setelah ditolak oleh SPDT 2 Batulayar, mahasiswa Universitas NW tersebut melarikan diri ke Madrasah al-Qur’aniyah Desa Sandik sekedar untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab selaku calon pendidik. Setelah ada signal dari Kepala MTs al-Qur’aniyah mahasiswa-mahasiswi yang kebanyakan berasal dari Kabupaten Lombok Timur itu merasa lega.