Kekhasan suatu tempat atau
daerah acap kali disandarkan dengan apa yang menjadi andalan, kebiasaan, bahkan
budaya. Dalam berbagai hal dan peristiwa, daerah bisa saja dikenal oleh budaya
atau tradisi yang dilakukan. Semua hal tersebut menjadi hal yang niscaya tak
terkecuali di Lombok atau bagian daerah Nusa Tenggara. Salah satu yang menjadi
sasaran penulis di sini adalah dalam persoalan menu masakan, utamanya masakan
tradisional. Masakan tradisional yang disajikan dalam moment-moment tertentu.
Pada moment perkawinan
sebut saja salah satunya. Jika berbicara masalah perkawinan, di Lombok tentu
tak lepas dari masakan atau hidangan yang akan menjadi bagian penting dalam
proses penyelenggaraannya. Dalam hal masakan maupun hidangan, masing-masing daerah
memiliki cara tersendiri. Tak hanya itu, jenis masakan atau hidangan pun sangat
beraneka warna.
Di belahan Lombok, dan
pada saat atau moment tertentu, masakan alias hidangan pun memiliki kekhasan
yang melambangkan akan terselenggaranya acara. Masakan Ares salah satunya. Ares
merupakan jenis masakan yang berbahan dari Batang Pisang. Menurut, H. Abdullah
Kasim, salah satu warga Dusun Teloke mengatakan: “tidak semua Batang Pisang
enak atau tepat untuk dijadikan masakan Ares yang akan dihidangkan untuk para
tamu undangan”.
Omong-omong masalah Ares tentu
merupakan salah satu jenis masakan tradisional, terutama di Lombok. Proses
pembuatan Ares pun sangat ribet dan membutuhkan ketelatenan. Berawal dari
menebang dan mengupas kulit bagian luar batang pisang, dan dengan perkiraan
empat bahkan lima lapisan kulit dari luar Batang Pisang yang harus dibuang
kemudian mendapatkan Batang Pisang yang layak dijadikan masakan Ares.
Setelah memotong dengan
ukuran yang tepat, potongan Ares lalu dibersihkan dan ditaburi Garam. Tahapan
selanjutnya adalah mengaduk potongan Ares yang telah ditaburi garam. Ares pada
tahapan selanjutkan dimasak disertai dengan bumbu-bumbu yang khas. Bumbu
seperti masakan Ares ini, dalam tradisi orang Sasak sering disebut dengan Ragi
Blek atau Bumbu yang besar atau banyak melibatkan bumbu-bumbu masakan
tradisional pada umumunya. Cabe, Santan, Kunyit, Garam, dan lainnya.
Dari segi proses
pembuatan, penyajian Ares tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk
dimasak. Setelah dirasakan matang dan pas bumbunya masakan Ares bisa disajikan
dan dinikmati oleh para kerabat yang diundang.
Masakan Ares juga sering
tersaji pada moment-moment memperingat kematian seseorang. Terhitung sejak sembilan
hari orang meninggal (nyiwa’), hajatan keluarga yang ditinggal kerap menyajikan
masakan-masakan di saat acara dengan menggunakan Sayuran Ares. Disamping moment
pernikahan dan memperingati hari kematian seseorang, masakan Ares juga terlihat
atau muncul disaat orang-orang hajatan seperti roah saat berangkat menunaikan
Ibadah Haji.
Mengenai rasa, bagi orang
Sasak Lombok masakan Ares sebenarnya tidak jauh berbeda dengan masakan-masakan
pada umumnya. Hanya saja, moment masakan Ares jarang ditemukan atau dinikmati
kecuali pada waktu-waktu tertentu. Hal tersebut bisa juga disebabkan karena
masakan Ares kerap dibuat atau disajikan dalam porsi yang banyak.