Penebangan pohon secara liar marak terjadi. Kepala
Desa Batulayar, H.M. Nur Taufiq Nawawi menilai bahwa salah satu yang membuat
daerah kekeringan adalah karena masyarakat tidak terkontrol dalam menebang
pohon secara sembarangan. Meskipun dibolehkan, misalnya di kebun milik sendiri,
saya selaku Kepala Desa tetap menyarankan agar masyarakat yang ingin menebang
pohon untuk menyediakan pengganti. Artinya, dia harus menanam pohon dulu,
tunggu agar besar baru kita sarankan untuk menebang, karena salah satu tujuannya
adalah untuk meminimalisir kekurangan air, begitu cerita Taufiq saat berdiskusi
dengan warga.
Kades menceritakan bahwa ada kebebasan
menebang pohon di kebun milik sendiri karena ada aturan dari pusat. Pun
demikian, yang menjadi masalah adalah bencana yang menimpa kebanyakan warga
yang hidup dan tinggal di daerah tersebut.
Kembali kepada permasalahan penebangan pohon,
sebenarnya masalah penebangan menurut Taufiq bukan masalah baru, namun sudah
ada dari dulu. Namun bedanya, zaman dulu agak ketat aturannya, semasa saya
kecil saya temukan orang-orang yang menebang pohon dikejar sama petugas, sekarang
hampir tidak diperhatikan, kata Kades yang menjabat sejak tahun 2011 di Desa
Batulayar ini.
Dalam hal ini yang perlu ditumbuhkan adalah
nilai kesadaran masyarakat. Padahal pemerintah menggalakkan penanaman pohon, 1
milyar pohon bahkan, namun karena tidak ada yang bertanggung jawab, mengawasi,
merasa memiliki, program-program tersebut terasa percuma. Kesadaran akan
pentingnya pohon sebagai tumbuhan yang menampung dan menyerap air, sehingga
debit air terpelihara menjadi salah satu pemahaman yang harus ditumbuhkan
kepada masyarakat.