Selasa, 26 Juli 2011

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL dan KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL (Belajar menjadi seorang pemimpin yang bijak)

Aksi Demonstran
Kecamatan Batulayar kini memiliki sembilan desa, tiga diantaranya masih menjadi desa persiapan. Ketika berbicara desa, tentu sangat erat kaitannya dengan pemerintah. Pemerintah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pemimpin. Pemimpin merupakan bagian yang paling penting guna tercapainya tujuan yang diharapkan. Memakmurkan masyarakat tentunya. Untuk menggapai tujuan seperti kemakmuran misalnya, bukan suatu hal yang gampang.
Kalau kita perhatikan jenis kepemimpinan, menurut para ahli setidaknya terdapat dua gaya kepemimpinan, KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL dan KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL. Kedua jenis ini mempunyai cara pengertian yang berbeda, yang pada gilirannya akan mewujud dalam sistem dan praktik yang berbeda. Kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses yang memotivasi orang dengan menarik cita-cita dan nilai moral yang lebih tinggi, mendefinisikan dan mengartikulasikan visi masa depan dan membentuk basis kredibilitas. Sebaliknya, kepemimpinan transaksional berdasarkan pada standar birokrasi dan organisasi.
Kasubbag Kepeg dan Sekcam
Perbedaan antara gaya kepemimpinan transfomasional dan transaksional dapat didefinisikan dengan menyebut gaya transformasional sebagai pemimpin inovasi dan gaya transaksional sebagai manajer perencanaan dan kebijakan. Pandagan lain adalah bahwa gaya transformasional mencipakan jalur baru dalam sebuah organisasi, sementara gaya transaksional tergantung pada struktur yang ada. Sedangkan gaya transaksional menggunakan kekuasaan dan kewewenangan yang telah ada pada organisasi, pemimpin transformasional memo¬tivasi orang untuk bekerja demi tujuan baru yang lebih besar dan menciptakan perubahan. Kepemimpinan transaksional sebaiknya berada pada jaringan kekuasaan; akan tetapi, kepemimpinan transformasional memberikan motivasi yang lebih tinggi dan menambahkan kualitas hidup pada orang dan organisasi. Kepemimpinan trasformasional memberikan karakteristik yang menghasilkan tenaga yang memicu perubahan baru bagi organisasi, yang tidak dapat di hasilkan manajemen transaksional. Pemimpin transformasional yang bagus mengunakan kewewenagan dan kekuasaan untuk memberikan semangat dan motivasi orang agar percaya dan mengikuti teladannya. Sebaliknya jika menggunakan gaya kepemimpinan yang bersifat transaksional.
Kantor Camat Batulayar
Dalam sebuah organisasi maupun birokrasi atau lembaga lainnya, gaya kepempinan-kepemimpinan tersebut kerap kali dipraktikkan, dengan imbasnya hanya kepada bawahan (anak buah). Suka-duka, pahit-manis, tidak mempengaruhi pemimpin. Asal perintah. Tak mengenal kondisi, sifat egois pun ditonjolkan. Seolah sebuah kesempatan ketika memegang tampuk kekuasaan. Tinggi hati, busungkan dada, dan ego-ego lainnya. Ketika berhadapan dengan gaya atau pemimpin seperti ini, seolah organisasi, birokrasi atau lembaga menjadi milik pribadi. Dengan bahasa yang sederhana, pemimpin yang menggunakan gaya transaksional mereka memimpin dengan menggunakan “Tirani”. Semoga kita dipimpin oleh orang-orang yang berkualitas, bijak, mengerti tugas dan tanggung jawab untuk mencapai kemakmuran.