Kamis, 03 Maret 2011

ANTARA MAULID NABI MUHAMMAD SAW dan SEKOLAH

Bulan Perayaan Maulid Muhammad Saw. rupanya tinggal menghitung hari saja. Tradisi masyarakat umumnya Umat Islam dan khususnya masyarakat Lombok, di saat-saat bulan Maulid sering diibaratkan dengan "bulan gizi". Anehnya tradisi ini kadang bisa menjadi pemicu untuk mandeknya proses belajar mengajar di sekolah. Pengalaman penulis kemarin saat akan melakukan kegiatan belajar, saat masuk ruang guru, penulis sempat mengajukan pertanyaan pada salah seorang TU. Dimana guru-guru yang lain...? tanya penulis (Red). "Pergi Maulid Pak" jawab Tata Usaha singkat.
Pengaruh Maulid bagi proses belajar mengajar di sekolah terjadi pada 2 (dua) unsur, yaitu : Guru dan Murid. 
Guru yang melangsungkan kegiatan Maulid di kampung halamannya tidak bisa melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana biasanya. Pun demikian dengan siswa yang secara kebetulan merayakan hajatan pada bulan tersebut.
Meskipun demikian, kita harus bergembira dengan adanya bulan Maulid. Bulan Maulid merupakan ajang silaturrahim bagi kerabat, sahabat, sanak-family, etc. Dan yang terpenting adalah kita mengenang dan mengingat bahwa bulan tersebut merupakan bulan kelahiran Sang Pencerah, Muhammad Rasulullah Saw. 
Jangankan manusia seperti kita, dikabarkan dalam suatu riwayat bahwa pada disaat dikabarkan bahwa Utusan Allah Azza Wajjala akan hadir di muka bumi ini, semua penduduk bumi, ikan di lautan pun bergembira ria, saling menceritakan bahwa pada bulan itu akan datang Nabi akhir zaman, Muhammad Rasulullah Saw. 
Satu hal yang patut kita syukuri juga, bahwa dengan beliau-lah kita, ALAM dan KITA, ada. 
Tuhan berfirman dalam sebuah hadits Qudsi yang artinya: "Sekiranya kalau tidak karena Engkau Muhammad, niscaya aku tidak akan menjadikan alam ini. 
Demikian semoga kita dapat mengambil hikmah dari perayaan bulan ini. The Blessing of disguist